Forum Diskusi Modul V: Social Enterpreneurship

Model Social

Model Social

by DWI NURHAYATI -
Number of replies: 1

Social Entrepreneurship merupakan salah satu materi yang akan diberikan kepada para
Pejuang Muda yang berhasil lolos seleksi administratif dan
kualitatif. Materi ini diberikan agar
para Pejuang Muda dapat terjun ke masyarakat salah satunya sebagai pahlawan ekonomi

maupun pendorong terbentuknya pahlawan ekonomi lainnya di masyarakat.


Pejuang Muda sebagai gugus tugas yang dibentuk oleh Kementeri
an Sosial bersama
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memperoleh pengalaman langsung di

lapangan dalam rangka menjadi solusi bagi permasalahan sosial di masyarakat. Dan materi ini

akan menjadi salah satu acuan yang akan mereka gunakan.


Bertambahny
a tingkat kemiskinan sebagai dampak dari pandemi COVID-19 menuntut
Indonesia untuk bisa mencari solusi yang efektif dan efisien untuk menanggulanginya. Maka

diluncurkannya program Pejuang Muda diharapkan tidak hanya menjadi opsi solusi, tetapi

juga membent
uk Pejuang Muda yang tahan banting dalam menghadapi permasalahan sosial
masyarakat sekaligus memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Diharapkan ketika Pejuang Muda

menyelesaikan proyek ini dan kembali ke masyarakat, mereka akan mampu melihat

permasalahan so
sial yang ada dan merumuskan solusi yang mungkin dilakukan, sebagaimana
pengalaman yang mereka peroleh selama mengikuti program Pejuang Muda ini.

Menurut Grassl (2012), terdapat 9 (sembilan) model social
entrepreneurship
, yaitu the entrepreneur support model, the market intermediary model, the
employment model, the fee
-for-service model, the low-income client model, the cooperative
model, the market linkage model, the service subsidization model,
danthe organizational
support model
.

Pilihlah salah satu model dan jelaskan!

In reply to DWI NURHAYATI

Re: Model Social

by HANIFA MARTOGI CHAIRUNNISAA SIAHAAN -
Salah satunya, the low-income client model di mana perusahaan sosial umumnya menawarkan layanan sosial secara langsung sambil berfokus pada klien berpenghasilan rendah. Mirip dengan fee-for-service dalam hal menawarkan layanan kepada klien tetapi berfokus pada penyediaan akses kepada mereka yang tidak mampu (miskin). Faktor-faktor penentunya adalah sistem distribusi yang kreatif, biaya produksi dan pemasaran yang lebih rendah, efisiensi operasi yang tinggi. Contohnya seperti jaminan layanan kesehatan.