Forum Diskusi 4: Kewirausahaan Sosial

Wirausaha Sosial yang Menginspirasi dan Proses Kreatif Wirausaha Sosial

Wirausaha Sosial yang Menginspirasi dan Proses Kreatif Wirausaha Sosial

by FAHTIA NUR HANIFAH -
Number of replies: 0

Orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan yakni mereka yang percaya diri, inisiatif, motif
berprestasi, jiwa kepemimpinan, dan suka tantangan. Selain menumbuh kembangkan dan memiliki jiwaserta
kompetensi kewirausahaan, wirausaha juga perlu memiliki keterampilan khusus, yakni managerial skill,
conceptual skill, human skill, decision making skill, dan time managerial skill.

Beberapa kisah wirausaha sosial yang menginspirasi dunia dan Indonesia menunjukkan kepada kita
beberapa hal mendasar:

1.Permasalahan sosial dapat diatasi dengan solusi bisnis, agar dapat lebih mandiri dan berkelanjutan.

2.Semakin besar masalah sosial yang dihadapi, semakin besar urgensi bagi seorang wirasusaha sosial
untuk segera memulai aksinya.

3.Perjalanan untuk memulai dan mengembangkan sebuah social enterprise tidak ada yang mudah.
Tantangan berat pasti dihadapi. Jalan yang harus ditempuh juga berlikaliku. Tapi bagi wirausaha
sosial, kondisi tersebutlah yang membuat hidup mereka terasa seru.

4.Memberi dan memberdayakan merupakan vitamin bagi jiwa para wirausaha sosial. Menurut Bapak
Kewirausahaan Sosial, Bill Drayton, bahkan hal tersebutlah yang dipandang sebagai kunci panjang

umur, hidup sehat, dan bahagia. Jadi ada kepuasaan batin tersendiri ketika kerja keras kita berhasil
memperbaiki kondisi lingkungan dan masyarakat.

5.Motivasi (latar belakang), visi, dan cara yang dilakukan oleh masing-masing wirausaha sosial untuk
mewujudkan visinya bersifat unik. Karena pada umumnya wirausaha sosial mengembangkan solusi
dan usaha sosialnya secara organik, menyesuaikan dengan tipe masalah sosial dan karakteristik
lingkungan tempat Ia beroperasi yang senantiasa berubah seiring dengan waktu.

Proses mengembangkan suatu organisasi, apalagi organisasi itu adalah sebuah social enterprise bisa
dikatakan mengandung unsur seni yang cukup tinggi. Proses “coba dan perbaiki” (trial and improve)
berulang berkali-kali sampai akhirnya ditemukan suatu model pengelolaan yang “pas” bagi jenis dan
cakupan kegiatan organisasinya masing-masing. Persis seperti proses seorang pencipta lagu yang mungkin
harus mencoba ratusan kombinasi nada dan lirik, sampai akhirnya didapatkan kombinasi yang
dirasa“pas”,dan proses penciptaan lagu pun bisa dianggap selesai. Hal ini yang kemudian membuat
perkembangan kewirausahaan sosial diwarnai dengan corak atau model yang beragam. Namun secara umum,
terdapat pola yang sama dalam proses kreatifnya, yaitu berawal dari sebuah panggilan jiwa. Panggilan jiwa
itu lalu memicu lahirnya ide untuk melakukan suatu aksi untuk membuat perubahan. Ide itu kemudian
“dipahat” menjadi suatu konsep kegiatan dan organisasi. Proses “pemahatan ide” tidak berhenti disitu,
melainkan dilanjutkan sampai dihasilkan suatu model bisnis