Komunikasi yang melibatkan lebih dari satu orang umumnya berpotensi menimbulkan konflik. Contoh konflik yang sering terjadi yaitu kesalahpahaman. Salah paham dapat terjadi karena penyampaian yang kurang efektif sehingga makna pesan gagal tersampaikan maupun karena lawan bicara gagal menangkap makna pesan yang hendak disampaikan. Karena kita sedang membahas komunikasi manusia, maka penting untuk diingat bahwa manusia memiliki aspek kognitif, afektif, dan konatif. Sehingga, penerimaan akan makna pesan saat berkomunikasi juga dipengaruhi oleh ketiga aspek tersebut. Makna pesan yang baik dapat dianggap sebagai pesan yang mengandung makna buruk apabila si penerima pesan sedang bad mood saat menangkap pesan tersebut. Sebaliknya, pesan yang buruk dapat dianggap baik apabila si penerima pesan sedang merasa good mood saat menangkap pesan tersebut. Oleh karena itu, ketika terjadi perselihan akibat komunikasi yang kurang efektif, penting kiranya untuk menanyakan kembali pada diri sendiri, "Apakah benar dia bermaksud demikian? Apakah mungkin ada alternatif maksud lain yang hendak disampaikan?". Pertanyaan seperti itu berguna untuk menantang persepsi kita sendiri demi membentuk pola pikir yang lebih rasional. Lebih jauh, mengelola persepsi berguna untuk meminimalisir konflik.