Sistematika Penulisan Proposal PKM
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pekan lalu anda telah membentuk kelompok dan telah menetapkan masalah atau topik yang akan kalian kaji untuk diikutkan dalam lomba PKM. Nah, pada pekan ini belajar teknik penulisan proposal dan sistematikanya.
Menulis sejatinya tidak jauh berbeda dengan berbicara. Menulis hanyalah bahasa lisan yang dituliskan. Jika kita bisa membicarakan sesuatu dengan mudah dan mengalir, maka sebenarnya kita juga bisa menulis apa yang kita bicarakan itu dengan mudah dan mengalir.
Kuncinya adalah menguasai topik yang kita akan tulis. Sebab tak mungkin kita bisa membicarakan suatu topik secara mudah dan mengalir jika kita tidak memahami topik tersebut. Bila kita bertemu seorang teman dan mereka mengangkat topik yang tidak kita pahami, tentu saja respon umum kita adalah diam dan mendengarkan sambil menganggukkan kepala.
Untuk bisa menulis dengan mudah dan mengalir, maka hal pertama yang harus penulis lakukan adalah mempelajari topik yang akan ditulis. Caranya tentu saja dengan membaca atau mempelajari berbagai informasi terkait topik tersebut.
Jika anda ingin menulis proposal PKM dengan mudah dan mengalir, maka pelajari terlebih dahulu permasalahan penelitian anda. Karena teknik copy-paste tidak akan membuat anda bisa menulis dengan mudah dan mengalir.
Permasalahan kedua yang sering kita alami dalam berbicara, utamanya dalam berpidato adalah lupa hal-hal apa saja yang ingin kita sampaikan. Sehingga pidato kita kerap lompat-lompat bahkan keluar dari pokok pembahasan. Hal ini juga kerap terjadi dalam menulis.
Lupa itu manusiawi, tapi manusia bisa menyiasati lupa. Caranya dengan membuat kerangka tulisan. Yakni urutan ide-ide pokok yang ingin kita sampaikan. Dalam pidato, ia semacam kertas contekan berisi pokok-pokok pikiran yang akan disampaikan orator. Tujuannya tak lain agar orator bisa menyampaikan pidato secara terstruktur dan mengalir.
Kerangka tulisan (outline) sangatlah sederhana. Hanya berisi dua hal, yakni pokok pikiran dan gagasan penjelas. Tujuan utamanya adalah menata alur tulisan kita. Dengan kata lain, ia adalah rancangan/sketsa dari tulisan kita.
Pokok pikiran adalah gagasan utama/topik dari paragraf/wacana. Kadang disebut dengan istilah kalimat utama, pokok bahasan, atau ide pokok. Sementara gagasan penjelas adalah elaborasi dari pokok pikiran. Gagasan penjelas bisa berupa data, grafik, contoh kasus, analogi, referensi dan lain sebagainya.
Jika kalian mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan benar selama sekolah dulu, tentu anda paham apa yang dimaksud pokok pikiran dan gagasan penjelas. Sebab dua hal ini sering diulang materinya sejak SD sampai SMA.
Setelah outline tulisan kita sudah jadi. Maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan outline tersebut menjadi rangkaian kata, kalimat dan paragraf. Kemudian tanpa anda sadari, kalian telah menulis dengan mudah dan mengalir.
Untuk memperdalam pemahaman anda tentang cara membuat outline baca artikel dari pranala berikut:
http://kursusmenulis.id/cara-membuat-outline-tulisan/
Nah, sekarang anda sudah memahami cara menulis yang mudah dan mengalir dengan memanfaatkan outline. Sekarang kita akan belajar sistematika penulisan proposal PKM. Hal ini penting, karena kita bukan mau membuat karangan bebas seperti cerpen atau novel, tapi membuat proposal ilmiah.
Sistematika penulisan proposal PKM bervariasi sesuai dengan jenis PKM-nya. Dalam buku pedoman PKM 2020, sistemika penulisan proposal ini dijelaskan dalam buku 2 sampai buku 9.
Bacalah panduan berikut berdasarkan jenis PKM yang kelompok kalian akan ikuti:
Buku 4 PKM Pengabdian Kepada Masyarakat
Buku 5 PKM Penerapan Teknologi
Buku 9 PKM Gagasan Futuristik Kontruktif
Demikian kelas kita pekan ini, jangan lupa mencentang kehadiran anda dan selamat memulai menulis proposal PKM.
Semoga proposal kalian lolos hingga ke tingkat PIMNAS.
آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ