Dalam setiap kegiatan manusia, selalu berjumpa dengan
masalah. Mereka yang mampu menyelesaikan masalah akan menjadi pemenang
kehidupan. Sebaliknya, mereka yang putus asa akan menjadi pecundang.
Jika kalian memperhatikan, sepanjang perjalanan sejarah, orang
yang sukses adalah mereka yang menyelesaikan masalah orang lain, bukan hanya
menyelesaikan masalahnya sendiri.
Mendikbudristek, Nadiem Makarim, sukses berbisnis
karena menyelesaikan masalah orang lain, yakni masalah yang dialami penyedia layanan
transportasi personal (ojek), dan masalah yang dialami penumpang. Gojek hadir menyelesaikan
gap tersebut, membuat abang ojek dan penumpang mudah saling menemukan dan
menyepakati harga yang pasti.
Begitupun dengan pendiri amazon Joff Bezos. Ia menjadi orang
terkaya dunia karena menyelesaikan masalah yang dialami penjual dan pembeli. Traveloka
menyelesaikan masalah yang dialami penumpang dengan maskapai. Oyorooms menyelesaikan
masalah yang dialami hotel dengan orang-orang yang ingin menginap.
Jika anda ingin sukses mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa
2021, maka carilah solusi atas masalah orang lain, yakni masalah yang dialami
masyarakat luas. Bukan hanya masalah anda pribadi.
Penggalian Masalah
Secara sederhana, masalah adalah kesenjangan atau gap antara
apa yang seharusnya terjadi (dassollen) dengan fakta yang terjadi (dassein).
Singkatnya, masalah adalah adanya perbedaan antara harapan dengan kenyataan.
Misalnya, dunia akademik mewajibkan skripsi mahasiswa nihil
dari plagiasi. Ini adalah harapan atau apa yang seharusnya terjadi. Namun
faktanya, masih banyak mahasiswa yang melakukan praktik plagiasi dalam
skripsinya. Adanya kesenjangan antara fakta dengan harapan disebut dengan
masalah.
Harapan dapat juga kita sebut sebagai teori. Dan realita
atau fakta dapat kita sebut sebagai praktik yang terjadi. Kesenjangan antara
teori dan praktik juga adalah masalah. Contohnya teori bahwa metode diskusi
atau collaborative learning dapat membuat peserta didik lebih memahami materi
yang disajikan. Namun pada praktiknya, masih banyak peserta didik yang terlibat
dalam diskusi ternyata tidak memahami yang disajikan.
Masalah inilah yang kemudian akan dicari akar penyebabnya.
Mengapa teori tersebut tidak efektif? Jika telah diketahui penyebabnya, maka
solusi atas masalah tersebut dapat dicari dan ditemukan.
Menurut Tatang M Amirin (1990), permasalahan bisa muncul
dari :
a. Kehidupan
sehari-hari
b. Pembicaraan
masyarakat luas yang sedang hangat
c. Tulisan di
media massa
d. Hasil
penelitian orang lain
e. Teori atau
konsep dari buku-buku, jurnal
f. Diskusi ilmiah
dan sebagainya.
Dalam menentukan permasalahan yang layak dicarikan solusi,
diperlukan pertimbangan khusus. Karena bisa jadi ada masalah yang tidak layak
untuk dicarikan solusi oleh orang lain, misalnya masalah rumah tangga atau masalah
hubungan cinta seseorang.
Bila kita turut campur untuk menyelesaikan masalah dua
sejoli yang lagi bertengkar hebat, bisa jadi kita justru akan berakhir sebagai
pelakor atau pebinor. Dengan kata lain menjadi beban masalah baru bagi orang
lain.
Masalah yang layak mengikuti PKM haruslah masalah memiliki
arti penting bagi perkembangan ilmu dan kehidupan manusia jika diselesaikan.
Secara operasional, masalah yang diangkat tersebut juga bisa diselesaikan
dengan keterbatasan dana dan SDM yang tersedia.
Masalah ancaman nuklir oleh Korea Utara, perang dagang antara
USA dan China, atau perang sipil yang dialami negara-negara Timur Tengah adalah
masalah yang benar-benar berdampak pada masyarakat luas.
Namun secara operasional masalah-maslah tersebut tidak bisa
diselesaikan oleh mahasiswa karena keterbatasan dana, SDM dan ketiadaan kuasa.
Kecuali jika anda adalah Presiden Republik Planet Bumi. Maka masalah itu-technically
speaking-mungkin bisa anda selesaikan.
Karena anda kebetulan bukanlah Presiden Republik Planet Bumi, bukan pula
ahli waris Sunda Empire yang beberapa tahun lalu viral, maka sebaiknya anda fokus pada
masalah yang dialami masyarakat sekitar terdekat.
Sebagai contoh, masalah yang dialami oleh nelayan atau petani sayur dan buah dengan konsumen. Anda bisa menciptakan solusi aplikasi untuk memotong jalur distribusi
(menyalip tengkulak) yang membuat harga ikan, sayur dan buah mahal berkali-kali lipat ketika
sampai di tangan konsumen.
Atau mungkin masalah masalah seputar pembelajaran daring yang justru menurunkan minat belajar siswa, bahkan lebih sering orang tua yang menggantikan anaknya belajar. Mungkin juga masalah klasik sampah plastik. Masalah
ekonomi yang dialami masyarakat sekitar sebagai dampak Pandemi Covid-19. Dan masih
banyak lagi masalah-masalah lainnya.
Ingatlah selalu bahwa kriteria sebuah masalah layak
dicarikan solusinya dalam rangka mengikuti PKM adalah:
1.
Berdampak atau dialami masyarakat luas (atau
sebuah komunitas).
2.
Telah lama berlangsung dan belum terselesaikan.
3.
Dapat dilaksanakan dengan keterbatasan dana dan
SDM.
4.
Memiliki nilai kebaruan (mutakhir).
Setelah anda menemukan masalah yang layak untuk dicarikan solusi,
langkah selanjutnya adalah menentukan bidang PKM mana yang tepat atau terkait
dengan masalah tersebut.
Pada dasarnya ada 9 skema PKM dan dapat dibagi dalam 2 jenis, yakni PKM 7 Bidang yang mendapatkan pendanaan antara Rp. 5-10 juta dan PKM Karya Tulis yang mendapatkan insentif Rp. 3 juta.
Kesembilan kategori PKM tersebut akan kita bahas pada minggu depan. Saya paham anda sudah mencapai batas kemampuan membaca. Kalau begitu regangkan tubuh anda, seduh secangkir kopi/teh kemudian rilekskan mata anda dengan menyimak video berikut:
Bagaimana setelah video di atas. Saya berharap anda sudah menemukan ide project PKM kalian. Semoga sukses menyertai anda! Wassalam..