5.4 Masalah Keamanan Pangan
Keamanan pangan merupakan salah satu faktor penting yang
harus diperhatikan
dalam konsumsi sehari-harl. Dengan demikian sesungguhnya pangan selain harus tersedia
dalam jumlah yang cukup, harga yang terjangkau juga harus memenuhi persyaratan. Persyaratan pangan yang layak di konsumsi antara lain :
- Sehat, aman dan halal.
- Penampilan dan cita rasa,
- Aman untuk dikonsumsi.
Keamanan pangan di Indonesia dewasa ini masih jauh dari keadaan aman, yang dapat dilihat dari peristiwa keracunan makanan yang banyak terjadi. Kenyataan ini ditunjang juga dengan data hasil pengujian makanan oleh laboratorium di beberapa daerah, masih menunjukkan kondisi makanan masih rawan bahaya.
Walaupun, demikian, konsumen pada umumnya belum memperdulikan atau belum mempunyai kesadaran tentang keamanan makanan yang mereka konsumsi, sehingga belum banyak menuntut produsen untuk menghasilkan produk makanan yang aman. Hal ini iuga yang menyebabkan produsen makanan semakin mengabaikan keselamatan konsumen demi memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Sebagai contoh masih banyak produsen makanan yang senang menggunakan zat pewarna tekstil untuk berbagai produk makanan dan minuman karena pertimbangan ekonomis.
Di lain pihak, konsumen memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengumpulkan dan mengolah informasi tentang makanan yang dikonsumsinya, sehingga mereka mempunyai keterbatasan dalam menilai makanan dan sulit untuk menghindari resiko dari produk-produk makanan yang tidak bermutu dan tidak aman bagi kesehatan. Akhirnya konsumen dengan senang dan tanpa sadar mengkonsumsi produk makanan tersebut karena penampakan yang menarik dengan harga yang lebih murah Padahal pewarna tersebut merupakan bahan yang berbahaya yang menjadi sumber dan penyebab keracunan.
Bagi golongan ekonomi lemah, mereka akan memilih harga yang murah yang mampu mereka beli. Golongan ini lebih menitikberatkan pada harga yang terjangkau dari pada pertimbangan lainnya. Mereka sudah merasa puas jika dapat membeli makanan dengan harga murah, meskipun produk tersebut bermutu rendah dan tidak terjamin keamanannya. Bagi golongan ekonomi tinggi, memilih pangan dengan harga yang tinggi atau memilih produk impor juga menjadi perhatian. Namun apakah produk tersebut sesuai atau tidak dengan kondisi di Indonesia dan bagaimana cara mereka memperlakukan makanan tersebut sehingga aman untuk dikonsumsi.
Perkernbangan teknologi pengolahan pangan, disatu pihak memang membawa hal-hal yang positif seperti:
- Peningkatan pengawasan mutu,
- Perbaikan sanitasi
- Standarisasi pengepakan dan labeling serta grading.
Namun di sisi lain teknologi pangan akan menyebabkan semakin tumbuhnya kekhawatiran dan semakin tinggi resiko tidak aman bagi makanan yang dikonsumsi. Teknologi pangan telah mampu membuat makanan sintetis, menciptakan berbagai macam zat pengawet makanan, zat additives serta zat-zat flavor. Zat-zat kimia tersebut merupakan zat yang ditambahkan pada produk makanan, sehingga produk tersebut lebih awet, indah, lembut dan lezat. Produk inilah yang disukai konsumen untuk dikonsumsi. Tetapi dibalik semua itu, zat-zat kimia tersebut mempunyai dampak yang tidak aman bagi kesehatan. Dan berbagai laporan dan pertemuan tentang kemanan pangan di dunia, diperkirakan sebagian besar (70%) kasus keracunan pangan disebabkan oleh makanan siap santap, yaitu makanan yang langsung dimakan setelah diolah.
Beberapa faktor yang meyebabkan makanan beracun:
- Cemaran yang tinggi pada produk makanan siap santap, baik cemaran mikrobiologi, kimia maupun fisik.
- Bahan Tambahan Pangan (BTP)
- Bahan Dasar Makanan
- Kadaluarsa
Masalah keamanan tersebut diatas terutama disebabkan oleh berbagai faktor yaitu:
- Fasilitas pengolahan yang belum memenuhi syarat.
- Keadaan sanitasi tempat pengolahan makanan.
- Pengetahuan pengolah/penjamah pangan masih rendah.
- Terbatasnya persediaan air bersih yang memenuhi syarat.