FILSAFAT HUKUM (*KURKKNI)

Pertemuan 8 Tema-tema Filsafat Hukum: Moral Hukum, Kekuasaan, Hubungan antara Hukum dengan Moral dan Kekuasaan (Studi Kasus 3)

• Selamat datang dalam mata kuliah Filsafat Hukum: Tema-Tema Filsafat Hukum - Moral Hukum, Kekuasaan, dan Hubungan antara Hukum dengan Moral dan Kekuasaan!

  Mata kuliah ini mengajak kita untuk menyelami tema-tema krusial dalam Filsafat Hukum yang mempengaruhi esensi dan struktur hukum sebagai suatu entitas yang kompleks dan terkait erat dengan moralitas dan kekuasaan.

  1. Moral Hukum: Kita akan mempelajari perdebatan yang berkelanjutan mengenai hubungan antara hukum dan moralitas. Pertanyaan klasik seperti "Apakah hukum harus selaras dengan moral?" dan "Bagaimana keterikatan moralitas memengaruhi pembentukan dan penerapan hukum?" akan menjadi fokus utama. Pemikiran dari para filsuf seperti Immanuel Kant, John Stuart Mill, dan Aristoteles akan membuka diskusi mengenai aspek moral dalam hukum.

  2. Kekuasaan: Salah satu elemen kunci dalam struktur hukum adalah kekuasaan. Kita akan menyelidiki bagaimana kekuasaan memengaruhi proses pembuatan hukum, implementasi, dan interpretasi terhadap hukum itu sendiri. Konsep legitimasi kekuasaan dan hubungannya dengan struktur hukum akan dianalisis melalui sudut pandang pemikir seperti Max Weber, Michel Foucault, dan John Locke.

  3. Hubungan antara Hukum dengan Moral dan Kekuasaan: Mata kuliah ini juga akan menyoroti keterkaitan kompleks antara moral, kekuasaan, dan hukum. Kita akan mempertimbangkan bagaimana hukum menjadi alat untuk menerapkan nilai-nilai moral dalam masyarakat, sekaligus menjadi instrumen kekuasaan yang memengaruhi tatanan sosial. Pemikiran dari tokoh-tokoh seperti Ronald Dworkin dan Hannah Arendt akan memberikan wawasan dalam kaitannya dengan tema ini.

  Melalui diskusi mendalam, analisis kritis terhadap teks-teks klasik, dan penerapan konsep-konsep ini dalam studi kasus aktual, kita akan meresapi kompleksitas hubungan antara moral, kekuasaan, dan hukum. Tujuan utama mata kuliah ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang cara berpikir filosofis dalam memandang struktur hukum dalam konteks moralitas dan kekuasaan.

  Mari bersama-sama menjelajahi dan memahami kontribusi pemikiran filosofis terhadap aspek fundamental dalam Filsafat Hukum.

  Selamat menikmati perjalanan belajar ini!

  
  

  Sub-CPMK

  Mampu menjelaskan dan mengkritik Hubungan Hukum & Moral Hukum & Kekuasaan.

  Bahan Kajian (Materi Pembelajaran)

  Hubungan Hukum & Moral Hukum & Kekuasaan.

  Pengalaman Belajar Mahasiswa

  Mahasiswa membaca artikel, menjawab pertanyaan kunci, kemudian bergabung tatap muka secara online mendengarkan ceramah dan berdiskusi.

  Indikator

  Ketepatan penjelasan dan kritik

  Pembahasan Materi: 

  
  

  Hubungan antara hukum dan moral dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Hukum membutuhkan moral. Quid leges sine moribus ? (Apa artinya UU tanpa moralitas?).  Kualitas hukum diukur dari mutu moralnya, sebaliknya, moral membutuhkan hukum agar semakin terwujud secara lebih pasti dalam perilaku konkret (Bertens).
     
  2. Hukum lebih dikodifikasikan, dengan demikian lebih pasti dan obyektif daripada moralitas yang tidak tertulis.  Karenanya dapat diperdebatkan mengenai etis dan tidak etis.
  3. Hukum mengatur perbuatan lahiriah, sementara moral lebih menyangkut sikap batin. 
  4. Moralitas adalah ‘isi minimum dari hukum’.  

• Materi Pembelajaran Pertemuan 8 Filsafat Hukum File

  Mahasiswa sekalian, silahkan mempelajari materi pertemuan 8 berikut ini. 

• Kuis Topik Pertemuan 8 Quiz

  Selamat siang Mahasiswa/i sekalian. Silahkan mengikuti Kuis ini untuk mendapatkan penambahan nilai Mata kuliah ini. Dalam pelaksanaannya mohon agar memperhatikan waktu yg diberikan. 
  
  Good luck! 

• (PDF) Tugas Filsafat Topik Pertemuan 8 (Individu) File

  RENCANA TUGAS MAHASISWA

  Bentuk Tugas:

  Membuat paper/Tulisan Ilmiah

  Judul Tugas:

  Tugas Individu Pada Pertemuan 8

  Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:

  1. Dapat menjelaskan tentang penghukuman/pemidanaan di Indonesia saat ini.

  Deskripsi Tugas:

  Buatlah tulisan minimal 2 halaman A4 mengenai filosofis dasar pemidanaan/penghukuman di Indonesia pada masa sekarang ini.

  Metode Pengerjaan Tugas:

  1. membaca buku referensi;
  2. mencari sumber referensi;
  3. membuat resume dalam bentuk tulisan.

  Perhatikan Tata Cara dan Petunjuk Pengerjaan yang Telah Dicantumkan Pada File RTM, LKM, LPHB!

  
  
  
• VIDEO PEMBELAJARAN

  Mahasiswa sekalian!

  Sebagai wawasan Anda mengenai topik ini, Anda diminta menyimak video pembelajaran oleh Dosen berikut ini. Jangan lupa membuat rangkuman dan berdiskusi dengan teman kelompok Anda. 🙂

  Video Pembelajaran untuk disimak semua mahasiswa! 

   

    
  

• Studi Kasus 3: Forum Diskusi untuk Studi Kasus Nenek Minah

  Tujuan Studi kasus:

  Mahasiswa dapat menganalisis kaitan Hukum, Moral dan Kekuasan dalam kasus Nenek Minah

  Kasus:  
  
  Nenek Minah (55) tak pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang pengadilan. Bahkan untuk perbuatannya itu dia diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan.
  
  Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.
  
  Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao yang sudah ranum. Dari sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya untuk disemai sebagai bibit di tanah garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja di bawah pohon kakao.
  
  Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu pun bertanya, siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos, Minah mengaku hal itu perbuatannya. Minah pun diceramahi bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan karena sama saja mencuri.
  
  Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. 3 Buah kakao yang dipetiknya pun dia serahkan kepada mandor tersebut. Minah berpikir semua beres dan dia kembali bekerja.
  
  Namun dugaanya meleset. Peristiwa kecil itu ternyata berbuntut panjang. Sebab seminggu kemudian dia mendapat panggilan pemeriksaan dari polisi. Proses hukum terus berlanjut sampai akhirnya dia harus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto.
  
  Dan hari ini, Kamis (19/11/2009), majelis hakim yang dipimpin Muslih Bambang Luqmono SH memvonisnya 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.
  
  Selama persidangan yang dimulai pukul 10.00 WIB, Nenek Minah terlihat tegar. Sejumlah kerabat, tetangga, serta aktivis LSM juga menghadiri sidang itu untuk memberikan dukungan moril. 
  
  Hakim Menangis
  
  Pantauan detikcom, suasana persidangan Minah berlangsung penuh keharuan. Selain menghadirkan seorang nenek yang miskin sebagai terdakwa, majelis hakim juga terlihat agak ragu menjatuhkan hukum. Bahkan ketua majelis hakim, Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat membacakan vonis.
  
  "Kasus ini kecil, namun sudah melukai banyak orang," ujar Muslih.
  
  Vonis hakim 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan disambut gembira keluarga, tetangga dan para aktivis LSM yang mengikuti sidang tersebut. Mereka segera menyalami Minah karena wanita tua itu tidak harus merasakan dinginnya sel tahanan.
  
  Baca artikel detiknews, "Mencuri 3 Buah Kakao, Nenek Minah Dihukum 1 Bulan 15 Hari" selengkapnya 
  
  Bagaimana tanggapan anda terhadap kasus ini terkait Hukum dan kekuasaan?
  

• Link Pertemuan Zoom URL

  Silahkan klik link berikut untuk mengikuti kuliah tatap maya. Perhatikan waktu kuliahnya.