Ringkasan topik

  • SELAMAT DATANG DI PERKULIAHAN ONLINE


    ADI APRIADI ADIANSHA


    Perkenalkan Nama Saya Adi Apriadi Adiansha asli dari Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat, sebagai Dosen E-Learning yang Mangajar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Taman Siswa Bima


    PERKULIAHAN DARING

    MATA KULIAH PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) / PSD203 / 2 SKS


    DESKRIPSI MATAKULIAH

    :

    Melalui Mata Kulia Pembelajaran Daring pada Mata Kuliah Pendidikan ABK diharapkan kepada Mahasiswa dapat mencapai Kompetensi: Hakikat dasar Pendidikan ABK, Landasan dan Kebijakan, serta Perkembangan Anak Berkebutuhan khusus (ABK), Lingkungan PABK, Pembelajaran pada Anak Tuna Netra, Tuna Rungu & Tuna Wicara, Tuna Daksa, Tuna Grahita, Tuna Laras, Anak Poligot, Anak Autis, Anak dengan Gangguan Kesulitan Belajar, dan Anak dengan Kesulitan Belajar untuk "DIAM" Lebih Lama.
    KOMPETENSI MATAKULIAH

    :

    Kompetensi yang diharapkan dalam Perkuliahan ini adalam mampu mendefinisikan hakikat dasar pada Pendidikan ABK, menggali landasan dan kebijakan serta perkembangan ABK, menganalisis lingkungan Pendidikan ABK, menyimpulakan pembelajara pada Anak Tuna Nerta, Tuna Rungu, Tuna Wicara, Tuna Daksa, Tuna Grahita, Tuna Laras, Anak Poligot, Anak Autis, Anak Ganguan Kesulitan Belajar dan Anak Kesulitas Belajar "Diam" Lebih Lama.
    CAPAIAN MATAKULIAH

    :

    Setelah mempelajari Mata Kuliah Pendidikan ABK Mahasiswa Mampu menggali hakikat dasar pada Pendidikan ABK, menggali landasan dan kebijakan serta perkembangan ABK, menganalisis lingkungan Pendidikan ABK, menyimpulakan pembelajara pada Anak Tuna Nerta, Tuna Rungu, Tuna Wicara, Tuna Daksa, Tuna Grahita, Tuna Laras, Anak Poligot, Anak Autis, Anak Ganguan Kesulitan Belajar dan Anak Kesulitas Belajar "Diam" Lebih Lama.

    PETA KONSEP MATA KULIAH PENDIDIKAN ABK



    PETA KOMPETENSI


    FILM PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

    Film Peduli Pada Berkebutuhan Khusus.mp4

    BUKU


    Keterangan: Bisa menggunakan sumber bahan ajar yang masih relevan

  • PEMBELAJARAN 1

    Pada pertemuan I (Pertama) ini saya akan membagikan berupa file-file buku atau reverensi sebagai bentuk persiapan kegiatan e-learning, agar bias tercapai pembelajaran yang optimal, sekaligus memperkenalkan tentang MK Pendidikan Anak berkebutuhan Khusus (ABK). Aktivitas pertemuan I ini juga merupakan perkenalan singkat tiap Mahasiswa dan Dosen melalui forum. Video Pembelajaran berupa pengenalan MK Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang dapat diakses.PENGANTAR PERKENALAN ABK DALAM MENGERJAK MIMPI MIMPI DI KICK ENDY
    PENGANTAR PERKENALAN ABK DALAM MENGERJAK MIMPI MIMPI DI KICK ENDY.mp4
    Kalian dapat MENDOWNLOAD menyimak lewat video-video yang ditampilak pada MK Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus ini. Sebagai pengantar atau perkenalan terhada Materi Perkuliahan Anak Berkebutuhan Khusus.S E L A M A T M E N Y I M A K
  • PERTEMUAN 2

    KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSPada pertemuan II (dua) ini kita akan membahas terkait Konsep Dasar Pendidikan Anak berkebutuhan Khusus. Hal-hal yang dicapai dalam Konsep Dasar PABK ini diantaranya mendefinisikan dan jenis pendidikan anak berkebutuhan khusus (PABK), penyebab dan dampak dari ABK, dan kebutuhan suatu hak dan kewajinan anak berkebutuhan khusus (ABK).Pengertian Pendidikan ABK segi harfiah, berkebutuhan khusus berarti menggambarkan sesuatu yang sangat khusus. Sesuatu yangkhusus basa dapat berupa sesuatu yang sangat positif atau sebaiknya sesuatu yang sangat negatif. Sedangkan menurut Suran &Rizzo bahwa ABK merupakan anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputi mereka yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental, gangguan emosional. Juga anak-anak yang berbakat dengan intelegensi tinggi, dapat dikategorikan sebagai anak khusus/luar biasa, karena memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga professional.Sedangkan yang dikemukanan oleh Faedah Mangunsong dalam buku Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus", 2009:4 Anak Berkebutuhan Khusus atau Anak Luar Biasa adalah anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal; ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan neuromaskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas; sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan untuk pengembangan potensi atau kapasitasnya secara maksimal.Jadi, dapat disimpulkan bahwa ABK merupakan anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita,tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.Terdapat pula beberapa jenis-jenis berkebutuhan khusus
    1. Penyimpangan dalam bidang intelektual (poligot/intelectually superior dan tunagrahita)
    2. Hambatan sensoris atau indera (tuna netra dan tuna rungu)
    3. Kesulitan belajar & gangguan komunikasi
    4. Penyimpangan perilaku (tuna laras & gangguan emosi)
    5. Penyimpangan ganda atau tuna ganda

    Terdapat beberapa penyebab dari ABK

    1. Penyebab prenatal
    2. Proses kelahiran
    3. Penyebab postnatal
    4. Dampak
    5. Pelayanan ABK


    Video Isi Hati/Puisi dari Anak Berkebutuhan Khusus

    Isi Hati - Puisi dari seorang anak ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).mp4

    Anda bias mengunduh bahan Materi ini dalam format presentasi dalam bentuk powerpoin dibawah ini.!!!!!
  • PERTEMUAN 3

    ACUAN DAN BADAN HUKUM TERKAIT PABK DI INDONESIA
    Pada pertemuan III akan dibahas tentang acuan dan badan Hukum terkait PABK di Indonesia tentang batasan dan dasar teori ABK, tahapan dan karakteristik ABK dan program stimulasi perkembangan Pendidkan ABK.PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f. tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki kelainan lain.Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara terintegras antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.Beberapa prinsip dasar dalam layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada umumnya yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Prinsip dasar tersebut menurut Musjafak Assjari (1995) adalah sebagai berikut :
    1. Keseluruhan anak (all the children)
    2. Kenyataan (reality)
    3. Program yang dinamis (a dynamic program)
    4. Kesempatan yang sama (equality of opportunity)
    5. Kerjasama (cooperative)
    Selain kelima prinsip tersebut, ada prinsip lain yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Prinsisp-prinsip tersebut adalah
    1. Prinsip kasih sayang
    2. Prinsip keperagaan
    3. Keterpaduan dan keserasian
    4. Pengembangan minat dan bakat
    5. Kemampuan anak
    6. Pembiasaan
    7. Latihan
    8. Pengulangan
    9. Penguatan
    Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif ata berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.


    film pendek tentang pendiidkan inklusi.mp4

  • PERTEMUAN 4

    PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI

    Anak autis biasanya cenderung termasuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus (ABK). Anak yang tergolong memiliki karakteristik khusus dan prilakunya berbeda dengan anak pada umumnya baik secara mental, emosi atau fisik. Anak yang termasuk dalam kategori ABK ini yaitu; tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, atau anak yang memiliki gangguan kesehatan. Dalam mendidik dan menangani anak berkebutuhan khusus ini tentu perlu cara yang khusus pula. Kesabaran, wawasan serta ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan agar mampu mengarahkan mereka secara tepat. Perhatian khusus pada anak ABK tidak bisa dilakukan sendiri, apalagi jika orang tua sangat sibuk dengan pekerjaan. Perlu konsultasi dengan dokter anak dan juga ahli fsikologis anak, sebab dalam mengajar anak ABK memerlukan cara yang khusus dan harus tepat. Setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas baik di sekolah inklusif maupun sekolah regular. Prinsip-prinsip pengajaran pendidikan inklusif perlu dilatihkan kepada praktisi (Kepala sekolah, guru dan pengawas) agar kebutuhan anak didik yang berkebutuhan khusus dapat terpenuhi dan mereka dapat belajar secara maksimal. Ada 10 cara Mengajaran Anak Berkebutuhan Khusus memuat informasi yang menunjang metode pengajaran guru. Tentu saja guru harus mengikuti pelatihan pendidikan inklusif yang praktis dan komprehensif agar dapat memahami dan menerapkan lebih baik strategi-strategi yang digunakan dalam pendidian inklusif. Adapun 10 cara mengajarkan atau mendidik anak berkebutuhan khusus :

    1. Bersikap baik dan positif,
    2. Gunakan seting kelas yang sesuai,
    3. Bicaralah dengan jelas dengan posisi wajah menghadap siswa,
    4. Menfaatkan semua metode komunikasi,
    5. Gunakan strategi pengajaran yang efisien
    6. Utamakan dukungan teman sebaya
    7. Manfaatkan materi pengajaran yang ada sebaik mungkin
    8. Beri penjelasan pada semua anak mengenai diabilitas
    9. Buatlah kelas anda seaksesibel mungkin dan
    10. Berbagilah pengalaman. Kesemua prinsip pengajaran tersebut juga dapat diterapkan pada kelas regular.
    Secara sistematis cara mendidik anak berkebutuhan khusus diantara lain sebagai berikut :
    1. Melatih anak tersebut untuk belajar, agar dia dapat mengatur dirinya dengan baik.
    2. Tidak menghukumnya karena perilaku anak berkebutuhan khusus tidak sepenuhnya kesalahan anak tersebut.
    3. Tidak menjudsment anak tersebut sebagai anak autis atau anak nakal karena nantinya anak akan menjadi apa yang telah di katakana tersebut.
    4. Memberikan kasih saying penuh pada anak hiperaktif melebihi saudaranya meskipun begitu rasa saying yang diterimanya tidak akan penuh.
    5. Tidak bosan untuk terus menerus mengulang hal-hal yang sama agar cepat dapat dipelajari dan diingat seperti anak normal.

    VIDEO PENANGANAN PADA ANAK YANG BERKEBUUHAN KHUSUS

    https://www.youtube.com/watch?v=lwhkBA1Ue30

    Perhatikan pad video di atas, pelajari bagaimana cara mengatahi atau menangani pada anak yang berkebutuhan khusus Simak dan Downloadlah bahan ajar di bawah ini....!!!
  • PERTEMUAN 5

    HAMBATAN PENGLIHATAN (TUNA NETRA)

    Pada pertemuan V akan dibahas tentang hambatan penglihatan (tuna netra). Anak-anak dengan hambatan penglihatan adalah anak-anak yang kurang beruntung dalam memfungsikan indra penglihatannya, namun bukan berarti mereka tidak memiliki hak dan kurang beruntung dalam belajar, bermain dan berinteraksi sosial dengan masyarakat lainnya. Mereka mempunyai hak dan kesempatan serta kesetaraan hak yang sama dengan anak yang lainnya, hanya saja mereka memerlukan pelayan yang khusus untukaktivitas dalam keseharian mereka. Salah satunya mereka membutuhkan pendidikan orientasi mobilitas untuk bisa mengenali wilayah suatu tempat dan berpindah atau bergerak dari tempat dia berada ketempat yang ingin dituju serta dapat berinteraksi dengan objek-objek sekitar.

    ANAK TUNA NETRA DARI BIMA YANG DI AMBIL LANGSUNG DENGAN KELEBIHANNYA BERMAIN MUSIK

    Pengamen Anak tuna netra BIMA NTB.mp4

    Dampak yang Terjadi Pada Anak dengan Gangguan Penglihatan.
    1. Perkembangan kognitif
    2. Perkembangan Motorik
    3. Perkembangan Sosial-Emosi
    4. Perkembangan komunikasi
    PENGAMEN TUNA NETRA SUARANYA INDAH

    Pengamen Tuna Netra Suara Emas, Main Gitarnya Unik.mp4

    Karekteristik Anak dengan Hambatan Penglihatan
    1. Fisik
    2. Perilaku
    3. Psikis
    Masalah yang dihadapi Anak dengan hambatan Penglihatan
    1. Masalah Pengajaran
    2. Masalah Pendidikan
    3. Masalah Orientasi dan Mobilitas serta Kebiasaan Diri
    4. Masalah Gangguan Emosi
    5. Masalah Penyesuain Diri
    6. Masalah Keterampilan dan Pekerjaan
    7. Masalah Ketergantungan Diri
    8. Masalah Penggunaan aktu Tenggang
    PENGOBSERVASIAN TUNA NETRA DI SEKOLAH

    OBSERVASI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH SLB DAN SEKOLAH INKLUSI __ PGSD UHAMKA.mp4

  • PERTEMUAN 6

    HAMBATAN BERBICARA (TUNA WICARA) DAN HAMBATAN PENDENGARAN (TUNA RUNGU)Pada Pertemuan yang ke IV ini kita akan membahas atau mendiskusikan mengenai hambatan berbicara (tuna wicara) dan pendengaran (tuna rungu). Sebagai pengantar bahwa Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagaian atau seluruh alat pendenganran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadakehidupan secara komplek. Sedangkan tunawicara adalah anak yang kehilangan kemampuan untuk mendengar baik sebagian maupun seluruhnya yang mengakibatkan tidak mampu untuk menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupannya sehari-hari dan juga tidak mampu mengembangkan kemampuan bicaran. KISAH DESA TUNA RUNGU DAN TUNA WICARA

    Kisah Desa Tuna Rungu dan Tuna Wicara di Buleleng, Bali - NET12.mp4

    Kemudian pada pembahasan ini kalian akan mendiskusikan terkait klasifikasi, penyebab dan cara pencegahan terjadinya tuna rungu dan tuna wicara, karakteristik tuna rungu dan tuna wicara, serta kebutuhan dan layanan pendidikan bagi anak tuna rungu dan tuna wicara. CURHATAN SANG TUNA RUNGU

    Curhat sang Tuna Rungu.mp4

    ARTIKULASI ANAK TUNA RUNGU

    ARTIKULASI Anak Tunarungu.mp4

  • PERTEMUAN 7

    HAMBATAN FUNGSI ANGGOTA TUBUH (TUNA DAKSA)Pada pertemuan ini yaitu pada pertemuan yang ke VII (tujuh) akan dibahas mengenai hambatan fungsi anggota tubuh (tuna daksa) pada anak berkebutuhan khusus. Anak tunadaksa adalah seseorang yang mengalami kerusakan atau kelainanpada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya secara normal sehingga mengakibatkan gangguan pada komunikasi, bersosialisasi, dan berkembang bagi dirinya.TUNA DAKSA

    tunadaksa.mp4

    Karakteristik Anak Tunadaksa
    1. Perkembangan Fisik Anak Tunadaksa
    2. Perkembangan Kognitif Anak Tunadaksa
    3. Perkembangan Bahasa/Bicara Anak Tunadaksa
    4. Perkembangan Emosi Anak Tunadaksa
    5. Perkembangan Sosial Anak Tunadaksa
    6. Perkembangan Kepribadian Anak Tunadaksa
    TUNA DAKSA YANG BERBAKAT DALAM BIDANG LUKISAN

    Tuna daksa bakat lukisan.mp4

    cahya anak tuna daksa berkebutuhan khusus juara 1 nasional untuk animasi.mp4

    Sebagai bahanpengantar di atas, kalian dapat mendiskusikan terkait materi yang termuat di bawah ini

  • PERTEMUAN 9

    GANGGUAN INTELEKTUAL PADA ANAK TUNAGRAHITA
    • Tunagrahita Ringan (Debil) = Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka juga termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum.
    • Tunagrahita Sedang atau Imbesil = Anak tunagrahita sedang termasuk kelompok latih. Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50. Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat ke;las II SD Umum.
    • Tunagrahita Berat atau Idiot = Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara akademis. Anak tunagrahita berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain.

    TRAILER FILM TUNAGRAHITA

    film pendek tentang pendiidkan inklusi.mp4

    Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk kepentingan pendidikannya, pengelompokkan anak tunagrahita sangat diperlukan. Pengelompokkan itu berdasarkan berat ringannya ketunaan, atas dasar itu anak tungrahita dapat dikelompokkan.
  • PERTEMUAN 10

    DENGAN GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU (TUNALARAS)

    Gangguan emosi dan perilaku diartikan sebagai anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya.

    PROFIL ANAK DENGAN TUNALARAS

    Mendefinisikan gangguan tunalaras atau gangguan emosi dan perilaku menurut Hallahan dan Kauffman (2006) dapat dimulai dari tiga ciri khas kondisi emosi dan perilaku, yakni: (1) tingkah laku yang sangat ekstrim dan bukan hanya berbeda dengan tingkah laku anak lainnya, (2) suatu problem emosi dan perilaku yang kronis, yang tidak muncul secara langsung, (3) tingkah laku yang tidak diharapkan oleh lingkungan karena bertentangan dengan harapan sosial dan kultural. Heward & Orlansky (1988) dalam Sunardi (1996) mengatakan seseorang dikatakan mengalami gangguan perilaku apabila memiliki satu atau lebih dari lima karakteristik berikut dalam kurun waktu yang lama, yaitu:

    1. Ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan oleh faktor intelektualitas, alat indra maupun kesehatan.
    2. Ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara kepuasan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya dan pendidik.
    3. Tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di bawah keadaan normal.
    4. Mudah terbawa suasana hati (emosi labil), ketidakbahagiaan, atau depresi.
    5. Kecenderungan untuk mengembangkan simtom-simtom fisik atau ketakutan-ketakutan yang diasosiasikan dengan permasalahan-permasalahan pribadi atau sekolah.

    KARAKTERISTIK AKADEMIK

    Kemajuan akademik seorang siswa salah satunya ditentukan oleh IQ. Anak dengan gangguan emosi dan perilaku tidak memiliki kriteria intelegensi secara khusus. Dalam distribusi kurve normal statistik, kebanyakan anak dengan gangguan ini berada dalam range anak lamban belajar sampai anak dengan tunagrahita ringan (Hallahan dan Kauffman, 2006). Selebihnya beberapa mereka termasuk anak cerdas dan beberapa pula termasuk anak dengan tunagrahita sedang hingga berat. Tes IQ tidak sepenuhnya cocok untuk mereka, karena karakteristik emosi dan perilaku mereka akan mengganggu konsentrasi dalam pengerjaan tas IQ.

    Masalah akademik lain adalah underachiever, mereka tidak mampu memenuhi prestasi sesuai dengan usia mental mereka. Anak dengan gangguan emosi dan perilaku yang berat biasanya kurang dalam kemampuan membaca dasar dan keterampilan matematika (Hallahan dan Kauffman, 2006). Hal itu utamanya disebabkan karena gangguan emosi dan perilaku yang merusak atensi mereka dalam menerima pelajaran, padahal atensi merupakan faktor penting dalam proses belajar.

    Selain itu disebutkan bahwa 20-60 % anak dengan ADHD juga mengalami kesulitan belajar (Sandra F. Rief, 2008). Hubungan antara ADHD dengan kesulitan belajar sangat bisa dimengerti ketika anak dengan ADHD kehilangan perhatian dan konsentrasi pada pelajarannya, dan justru beralih perhatian pada situasi-situasi umum di lingkungan belajarnya, seperti gambar di dinding, suara kendaraan di lluar kelas, dan sebagainya. Pada siswa hiperaktif-impulsif, kecenderungan yang selalu bergerak dan berpindah tempat, serta perilaku yang terburu-buru dan tidak bisa dikendalikan tentunya juga menghambat proses belajarnya. Secara umum gangguan belajar anak ADHD dalam membaca dan menulis adalah kehilangan konsentrasi dan tidak bisa fokus. Dalam matematika, anak ADHD ini seringkali kesulitan dalam membaca tanda operasi hitungan dan kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal cerita (Sandra F. Rief, 2008).

    Akhirnya adalah, anak dengan gangguan emosi dan perilaku ini selalu mendapat nilai rendah, gagal dalam memahami pelajaran, sering tidak naik kelas, berada pada passing grade nilai atau kelulusan terbawah, dan menghadapi kesulitan dalam penyesuaian hidup saat mereka dewasa (Frank, Sitlington, & Carson, 1995; Koyangi & Gaines, 1993, dalam Landrum, 2003)

    PERAN GURU DAN STRATEGI

    Council for Exceptional Children US (2001) mengidentifikasi keterampilan yang diperlukan guru dalam mengajar anak dengan gangguan emosi dan perilaku (Weiss dalam Hallahan dan Kauffmann, 2006), yakni :

    1. Mengetahui strategi pencegahan dan intervensi bagi individu yang beresiko mengalami gangguan emosi dan perilaku.
    2. Menggunakan variasi teknik yang tidak kaku dan keras untuk mengontrol tingkah laku target dan menjaga atensi dalam pembelajaran.
    3. Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten, dan terampil dalam problem solving dan mengatasi konflik.
    4. Merencanakan dan mengimplementasikan reinforcement secara individual dan modifikasi lingkungan dengan level yang sesuai dengan tingkat perilaku.
    5. Mengintegrasikan proses belajar mengajar (akademik), pendidikan afektif, dan manajeman perilaku baik secara individual maupun kelompok.
    6. Melakukan asesmen atas tingkah laku sosial yang sesuai dan problematik pada siswa secara individual.

  • PERTEMUAN 11

    CERDAS DAN BERBAKAT

    Pengertian Murid Cerdas dan Berbakat

    Anak cerdas berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan luar biasa yang sudah melekat dari dalam diri sejak lahir yang melliputi kemampuan intelektual, akademik, kretif dan produktif, kemamapuan dalam salah satu bidang seni dan psikomotor yang dalam pengembangan kemampuan-kemampuan tersebut secara optimal diperlukan pelayanan pendidikan yang khusus.

    Kebutuhan dan Karakteristik Murid Cerdas dan Berbakat

    Secara kualitatif anak murid cerdas dan berbakat menunjukkan karasteristik yang berbeda dari anak normal dalam aspek kognitif, afektif, sensasi fisik, intuisi, dan kemasyarakatan. Dalam upaya mengembangkan model program pendidikan yang kondusif bagi anak murid cerdas dan berbakat, perlu dilakukan analisis kebutuhan dan permasalahan perkembangan yang mungkin muncul dari aspek-aspek yang disebutkan di atas serta implikasinya bagi pengembangan program pendidikan.

    Cara Mengidentifikasi Murid Cerdas dan Berbakat

    Identifikasi anak cerdas berbakat melalui tiga tahapan yaitu (1) penjaringan (screening), dan (2) tahap seleksi (identification).

    Permasalahan-Permasalahan yang Dialami Anak Berbakat

    Cepat sekali menagkap ilmu yang diajarkan sehingga gampang merasa kesal jika menghadapi orang yang tidak sepaham dengannya.

    Kemampuan bahasa mereka biasanya juga di atas rata-rata, membuat mereka mendominasi pembicaraan dan sulit mendengarkan orang lain.

    Perkembangan pikiran mereka lebih cepat berkembang daripada perkembangan emosinya.

    Anak berbakat seringkali lebih suka bergaul dengan anak-anak yang lebih tua usianya.

    Polyglot Indonesia

    Polyglot Indonesia - Gayatri.mp4

    Penyelenggaraan Pendidikan bagi Murid Cerdas dan Berbakat

    Penyelenggaraan pendidikan bagimurid cerdas dan berbakat meliputi (1) Akselerasi (Acceleration), Pengayaan (Enrichment), (3) Kelas Khusus atau Ability Grouping dan (4) Bimbingan Konseling.

    Polyglot Indonesia at Sapa Indonesia on Kompas TV!.mp4

    Teknik Bimbingan bagi Murid Cerdas dan Berbakat

    Layanan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat tidak diarahkan kepada layanan yang bersifat eksklusif melainkan dikembangkan secara terpadu di dalam sistem bimbingan yang ada.

    Polyglot Indonesia at the dr.Oz show on Trans TV!.mp4

    Gayatri Wailissa, Polyglot Indonesia.mp4

  • PERTEMUAN 12

    • KESULITAN BELAJAR

    DESKRIPSI pembelajaran pada pertemuan ke 12 ini akan membahas mengenai Proses Pembelajaran pada Anak dengan Gangguan Kesulitan Belajar

    Anak berkesulitan belajar yaitu anak yang secara signifikan menunjukkan kesulitan dalam mengikuti pendidikan pada umumnya, tidak mampu mengembangkan potensinya secara optimal, prestasi belajar yang dicapai berada di bawah potensinya sehingga mereka memerlukan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Anak berkesulitan belajar secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus maupun umumbaik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologi dasar maupun sebab-sebab lain sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut berisiko tinggi tinggal kelas.

    FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR

    Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, prevalensi anak dengan kesulitan belajarnya diperkirakan lebih besar. Para ahli mengemukakan bahwa penyebab kesulitan belajar itu kompleks dan luas. Secara umum, penyebab kesulitan belajar antara lain ;

    1. Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah dan terbatas,
    2. Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk kondisi kelainan, seperti kurangnya gizi pada ibu hamil, bayi dan anak, kerusakan susunan dan fungsi otak, dan penyakit persalinan,
    3. Faktor sosial,seperti pengaruh teman bermain, pergaulan dan lingkungan sekitar,
    4. Faktor keluarga, seperti keadaan keluarga yang tidak baik dan kurangnya dukungan belajar dari orang tua.

    Di bawah ini penjabaran faktor-faktor kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik:

    • Menurut Koestur Partowisastro dan Hadi Suprapto
    1. Kondisi fisiologis yang permanen (Inteligensi yang terbatas, Hambatan penglihatan dan pendengaran, Masalah persepsi)
    2. Kondisi fisiologis temporer (Masalah makanan,Kecenderungan, Kecapaian)
    3. Kondisi lingkungan sosial permanen (Harapan dan tekanan orang tua tinggi, Konflik dalam kelurga)
    4. Kondisi lingkungan sosial tempore (Ada bagian-bagian dalam urutan yang belum dipahami,Persaingan interes)

    Koestur menambahkan bahwa sebab-sebab kesulitan belajar yaitu :

    1. Disebabkan oleh gangguan alat-alat dalam dirinya dan alat-alat tubuh (Senso Physical Disoder)
    2. Disebabkan oleh kurangnya kecerdasan (Mental Defenciencies)
    3. Disebabakan oleh gangguan alat-alat penerimaan (Perceptual Motor Disoder)
    4. Disebabkan oleh kesalahan tingkah laku sosial (Sosial Behavior Disoder)

    VIDEO KESULITAN BELAJAR SISWA DAN CARA MENGATASINYA

    Kesulitan Belajar Siswa dan Cara Mengatasinya.mp4

  • PERTEMUAN 13

    PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK AUTIS

    DESKRIPSI pembelajaran pada pertemuan ke 13 ini akan membahas mengenai Proses Pembelajaran pada Anak Autis.PENGERTIAN ANAK AUTIS
    Autisme merupakan gangguan perkembangan kompleks dimana gejalanya akan mulai terlihat sebelum usia 3 tahun. Autisme akan mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi verbal dan non verbal, serta gangguan perilaku pada anak.
    • Autism = autisme yaitu nama gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku pada anak (Leo Kanner & Asperger, 1943).
    • Autist = autis : Anak yang mengalami ganguan autisme.
    • Autistic child = anak autistik : Keadaan anak yang mengalami gangguan autisme.
    • Autistic disorder = gangguan autistic= anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan dalam criteria DSM-IV ( Diagnostic and Statictical Manual-IV).
    Anak didiagnosis menyandang autis jika mempunyai gejala:
    • Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik
    1. Tidak mampu menjalani interaksi social yang cukup memadai
    2. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
    3. Tidak empati
    4. Kurang mampu mengadakan hubungan social dan emosional yang timbal balik
    • Gangguan kualitatif dalam bidang komunikas
    1. Perkembangan terhambat atau sama sekali tidak berkembang
    2. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
    3. Sering menggunakan bahasa aneh yang diulang-ulang
    4. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang dapat meniru
    • Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan
    1. Mempertahankan suatu minat atau lebih dengan cara yang khas dan berlebihan
    2. Terpaku pada suatu kegiatan dan rutinitas yang tidak ada gunanya
    3. Ada gerakan-gerakan aneh yang yang tidak ada gunanya
    4. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda

    PENYEBAB ANAK AUTISME

    Sampai sekarang belum terdeteksi faktor yang menjadi penyebab tunggal timbulnya gangguan autisme. Namun demikian ada beberapa faktor yang di mungkinkan dapat menjadi penyebab timbulnya autisme. berikut:
    1. Teori Psikososial
    2. Teori Biologis
    Beberapa yang dicurigai sebagai salah satu faktor-faktor penyebab autisme, yaitu:
    1. Genetik
    2. Kelainan Otak
    3. Lingkungan
    4. Kondisi Medis Tertentu
    5. Vaksinasi
    Bentuk Layanan Pendidikan Anak Autisme
    1. Kelas transisi
    2. Program Pendidikan Inklusi
    3. Program Pendidikan Terpadu
    4. Sekolah Khusus Autis
    5. Program Sekolah di Rumah
    6. Panti Rehabilitasi Autis.

    CIRI-CIRI ANAK AUTIS

    CIRI CIRI ANAK AUTIS.mp4

  • PERTEMUAN 14

    HIPERAKTIF

    DESKRIPSI pembelajaran pada pertemuan ke 14 ini akan membahas mengenai Proses Pembelajaran pada Anak dengan kesulitan untuk diam lebih lama.

    Berdasarkan hasil penelitian, penyebab anak hiperaktif adalah adanya gangguan genetik yang terdapat pada DNA anak yang bersangkutan. Anak hiperaktif memiliki potongan kecil DNA yang terhapus maupun terduplikasi yang dikenal sebagai Copy Number Variants (CNVs). ADHD akan membuat anak ADHD impulsive sehingga melakukan sesuatu tanpa berpikir, merasakan kegelisahan yang berlebihan, mudah merasa terganggu, serta biasanya mengalami kesulitan dalam pelajaran.

    Cara meminimalisir gejala hiperaktif dengan melakukan terapi perilaku anak hiperaktif disertai konsumsi obat-obatan. Selain itu dapat pula dilakukan cara dengan mengkondisikan lingkungan bermainnya dengan suasana dan kegiatan yang sesuai untuk ADHD. Dengan demikian anak ADHD dapat menyalurkan tingkah laku hiperaktif serta masalah sulitnya memusatkan perhatian mereka secara lebih baik, seperti dengan membiarkan anak melakukan aktifitas fisik yang dapat memberi kebebasan bergerak pada mereka.

    Layanan pendidikan untuk anak ADHD

    Homeschooling menjadi pilihan tepat untuk pendidikan anak ADHD. Dalam homeschooling, orang tua dapat menggunakan permainan sebagai cara belajar pada hari ketika anak sedang sangat aktifdan menjelaskan tentang cara kerja sesuatu pada hari lain ketika anak sedang dapat duduk tenang dan mendengarkanAnak dengan kesulitan untuk diam lebih lama disebut juga anak hiperaktif atau Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD).Klasifikasi anak ADHD dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
    1. Tipe yang tidak bisa memusatkan perhatian
    2. Tipe yang hiperaktif dan impulsive
    3. Tipe gabungan dari keduanya.
    Berdasarkan hasil penelitian, penyebab anak hiperaktif adalah adanya gangguan genetik yang terdapat pada DNA anak yang bersangkutan. Anak hiperaktif memiliki potongan kecil DNA yang terhapus maupun terduplikasi yang dikenal sebagai Copy Number Variants (CNVs). ADHD akan membuat anak ADHD impulsive sehingga melakukan sesuatu tanpa berpikir, merasakan kegelisahan yang berlebihan, mudah merasa terganggu, serta biasanya mengalami kesulitan dalam pelajaran.

    Cara meminimalisir gejala hiperaktif dengan melakukan terapi perilaku anak hiperaktif disertai konsumsi obat-obatan. Selain itu dapat pula dilakukan cara dengan mengkondisikan lingkungan bermainnya dengan suasana dan kegiatan yang sesuai untuk ADHD. Dengan demikian anak ADHD dapat menyalurkan tingkah laku hiperaktif serta masalah sulitnya memusatkan perhatian mereka secara lebih baik, seperti dengan membiarkan anak melakukan aktifitas fisik yang dapat memberi kebebasan bergerak pada mereka.

    Karakteristik Anak Hiperaktif

    1. Tidak ada perhatian.
    2. Hiperaktif
    3. Impulsif
    4. Menentang
    5. Destruktif
    6. Tanpa tujuan
    7. Tidak sabar dan usil
    Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif pada Anak
    Beberapa hal yang dapat menyebabkan perilaku hiperaktif ialah :
    1. Kondisi saat hamil & persalinan.
    2. Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak.
    3. Tingkat keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak.
    4. Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat mereproduksi bunyi yang didengarnya.
    5. Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar.
    Penanganan anak ADHD:
    1. Komunikasi dua arah
    2. Salurkan kelebihan anak ADHD pada hobby
    Layanan pendidikan untuk anak ADHD
    Homeschooling menjadi pilihan tepat untuk pendidikan anak ADHD. Dalam homeschooling, orang tua dapat menggunakan permainan sebagai cara belajar pada hari ketika anak sedang sangat aktifdan menjelaskan tentang cara kerja sesuatu pada hari lain ketika anak sedang dapat duduk tenang dan mendengarkan

    Cara supaya anak Hyperactive yg aktif menjadi lebih tenang dan santai

    Cara supaya anak Hyperactive yg aktif menjadi lebih tenang dan santai.mp4

  • PERTEMUAN 15

    Pada pertemuan ke 15 ini, mahassiwa diminta untuk mereviu kembali materi-materi yang dibahas sebelumnya, dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir.