Tentu, sebagai seorang fotografer, pemahaman tentang konsep Triangle Exposure (ISO, aperture, dan kecepatan rana) sangat penting. Contoh situasi yang memerlukan penggunaan cermat ketiga elemen ini adalah ketika saya ingin mengambil foto malam kota dengan cahaya neon yang menciptakan jejak cahaya.
1. **ISO**: Dalam situasi ini, saya akan memilih ISO rendah (misalnya, ISO 100 atau 200) untuk menghindari noise yang berlebihan dalam gambar. ISO rendah membantu mempertahankan detail dan kualitas gambar yang tinggi.
2. **Aperture**: Untuk menciptakan jejak cahaya yang indah, saya akan memilih aperture yang cukup kecil (misalnya, f/16 atau lebih tinggi) agar cahaya yang masuk ke lensa berkurang, sehingga menghasilkan jejak cahaya yang lebih jelas. Aperture kecil juga akan menciptakan bintang-bintang cahaya ketika ada sumber cahaya yang terang.
3. **Kecepatan rana**: Saya akan menggunakan kecepatan rana yang lambat (biasanya di bawah 1/30 detik) untuk menangkap jejak cahaya yang panjang. Namun, perlu trik seperti penggunaan tripod untuk menghindari gambar menjadi buram akibat getaran kamera.
Pemilihan nilai ISO, aperture, dan kecepatan rana akan memengaruhi estetika dan pesan yang ingin saya sampaikan. Dengan ISO rendah dan aperture kecil, saya menciptakan foto dengan detail tajam dan warna yang kaya. Kecepatan rana lambat akan menciptakan jejak cahaya yang memanjang, menunjukkan aktivitas kota yang sibuk pada malam hari. Selain itu, saya akan memilih sudut pandang yang menarik dan komposisi yang kreatif untuk memperkuat pesan yang ingin saya sampaikan, seperti kehidupan malam yang penuh warna dan dinamis.