Mari kita pertimbangkan situasi fotografi berikut: Kita ingin mengambil gambar seorang penari tarian api yang tampil di malam hari dengan latar belakang langit gelap. Kita ingin menciptakan foto yang menunjukkan garis-garis cahaya dari tarian api dengan latar belakang yang menciptakan suasana misterius.
Dalam situasi ini, Kita harus mengintegrasikan konsep Triangle Exposure (ISO, aperture, dan kecepatan rana) dengan cermat:
- ISO: Karena Anda berada dalam kondisi pencahayaan yang rendah di malam hari, Anda mungkin perlu meningkatkan nilai ISO untuk mengkompensasi kurangnya cahaya. Namun, perlu berhati-hati agar tidak meningkatkannya terlalu tinggi sehingga menyebabkan noise yang berlebihan. Cobalah menggunakan ISO sekitar 400 hingga 800 untuk memulai, dan sesuaikan jika perlu.
- Aperture: Untuk menangkap garis-garis cahaya tarian api dengan latar belakang yang kabur dan misterius, Anda ingin menggunakan aperture yang besar (kecil nomor f-stop). Cobalah menggunakan aperture f/2.8 atau f/4 untuk menciptakan efek bokeh pada latar belakang dan menekankan subjek Anda.
- Kecepatan Rana: Untuk menangkap garis-garis cahaya dengan tajam tanpa kabur, Anda perlu menggunakan kecepatan rana yang cukup cepat. Namun, Anda juga ingin sedikit menangkap cahaya dari tarian api. Mungkin kecepatan rana sekitar 1/30 detik atau 1/60 detik akan cocok. Selain itu, Anda bisa mencoba teknik penangkapan panjang (long exposure) untuk menciptakan efek jejak cahaya yang dramatis dari tarian api. Dalam hal ini, Anda akan memerlukan tripod untuk menjaga kamera tetap stabil selama penangkapan panjang.