Elaboration

Elaboration

Elaboration

by NENG SOPA SITI MULYANI -
Number of replies: 1

Kaitkan materi Pengertian Paradigma Pendidikan: UNESCO (Learning to: know, do, be, live together), Higher Order Thingking (HOT), dan Abad 21 dengan kehidupan sehari-hari

  1. UNESCO: Learning to Know, Do, Be, Live Together:

    • Learning to Know (Belajar untuk Tahu): Dalam kehidupan sehari-hari, ini dapat mencerminkan pentingnya terus-menerus belajar dan meningkatkan pengetahuan kita. Misalnya, melibatkan diri dalam membaca, mengikuti pelatihan, atau mengeksplorasi pengetahuan baru di berbagai bidang.
    • Learning to Do (Belajar untuk Melakukan): Merupakan penerapan pengetahuan dalam tindakan. Contohnya adalah mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki dalam pekerjaan sehari-hari atau berpartisipasi dalam kegiatan praktis yang meningkatkan keterampilan.
    • Learning to Be (Belajar untuk Menjadi): Fokus pada pengembangan pribadi dan karakter. Ini mencakup proses pembentukan nilai, sikap, dan identitas pribadi yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
    • Learning to Live Together (Belajar untuk Hidup Bersama): Mengacu pada pengembangan keterampilan sosial, kolaborasi, dan pemahaman terhadap keberagaman dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa tercermin dalam kemampuan untuk berkomunikasi efektif, berkolaborasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
  2. Higher Order Thinking (HOT):

    • Analisis dan Evaluasi: Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan untuk menganalisis informasi dan mengevaluasi situasi dapat membantu dalam membuat keputusan yang informasional dan rasional.
    • Kreativitas dan Inovasi: Menerapkan pikiran kreatif untuk memecahkan masalah sehari-hari atau menghasilkan ide-ide baru yang bermanfaat.
    • Pemecahan Masalah: Menggunakan pemikiran tingkat tinggi untuk mengatasi tantangan dan hambatan yang mungkin muncul dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Abad ke-21:

    • Keterampilan Abad ke-21: Mengintegrasikan keterampilan seperti kolaborasi, komunikasi, kritis berpikir, dan kreativitas dalam aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan pribadi.
    • Pendidikan Inklusif: Menunjukkan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman dalam interaksi sehari-hari, baik di tempat kerja, di sekolah, atau di komunitas.
    • Teknologi dan Inovasi: Menggunakan teknologi untuk memfasilitasi pekerjaan, pembelajaran, dan keterlibatan sosial sehari-hari.

Kaitkan materi Pengertian Paradigma Pendidikan: UNESCO (Learning to: know, do, be, live together), Higher Order Thingking (HOT), dan Abad 21 dengan agama

  1. UNESCO: Learning to Know, Do, Be, Live Together:

    • Belajar untuk Tahu (Learning to Know): Dalam konteks agama, ini dapat mengacu pada upaya untuk memahami ajaran, nilai, dan prinsip-prinsip keagamaan dengan lebih baik. Belajar untuk mengenal dan memahami keyakinan dan doktrin agama.
    • Belajar untuk Melakukan (Learning to Do): Menerapkan ajaran agama dalam tindakan sehari-hari, mewujudkan nilai-nilai etika dan moral dalam kehidupan praktis.
    • Belajar untuk Menjadi (Learning to Be): Mencerminkan pengembangan karakter dan moralitas yang sejalan dengan ajaran agama tertentu.
    • Belajar untuk Hidup Bersama (Learning to Live Together): Mempraktikkan nilai-nilai toleransi, saling pengertian, dan keadilan yang diajarkan oleh agama, serta berkontribusi pada harmoni dalam masyarakat.
  2. Higher Order Thinking (HOT):

    • Analisis dan Evaluasi (Analysis and Evaluation): Dalam konteks agama, ini bisa merujuk pada kemampuan untuk secara kritis memahami dan mengevaluasi teks-teks keagamaan, tradisi, atau ajaran.
    • Kreativitas dan Inovasi (Creativity and Innovation): Menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang kreatif dan inovatif, mungkin dalam bentuk pelayanan masyarakat atau tindakan kasih.
    • Pemecahan Masalah (Problem Solving): Menggunakan pemikiran tingkat tinggi untuk memahami dan menyelesaikan tantangan moral atau etika yang mungkin muncul dalam konteks keagamaan.
  3. Abad ke-21:

    • Keterampilan Abad ke-21 (21st Century Skills): Mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan keterampilan abad ke-21 seperti kolaborasi, komunikasi, dan keterampilan interpersonal.
    • Pendidikan Inklusif (Inclusive Education): Mencerminkan nilai-nilai keadilan sosial dan keberagaman yang mungkin sesuai dengan prinsip-prinsip agama tertentu.
    • Teknologi dan Inovasi (Technology and Innovation): Menggunakan teknologi untuk mendukung praktik keagamaan, pembelajaran agama, dan komunikasi di era modern.