Kelompok 1 memaparkan mengenai analisa topografi lereng Gunung Arjuno.Gunung Arjuno merupakan salah satu gunung yang berada di Provinsi Jawa Timur. Gunung Arjuno memiliki ketinggian 3.339 mdpl. Gunung Arjuno secara administratif terletak di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan. Topografi wilayah pada gunung arjuno yang tergolong bergelombang dengan kemiringan 11,83% dan panjang lereng 219,17 meter.
Berikut presentasi dari Kelompok 1
Nama: Diva Nuri Latifah
NPM: 20025010193
Izin menambahkan pemaparan mengenai topografi dari Gunung Arjuno.
Gunung Arjuno atau disebut juga dengan Gunung Arjuna memiliki spesifik topografi sebagai berikut:
kordinat Lintang & Bujur: 7°42′02″S & 112°34′29″E
ketinggian: 3.339 mdpl
kemiringan lahan: 11,18%
panjang lereng: 219,17 meter
geografi: Gunung Arjuno terletak pada batas admnistratif Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan.
Jenis Penutupan Lahan: Jenis Penutupan lahan di sekitar Lereng gunung Arjuno anatara lain adalah hutan, pertanian, semak dan lainnya.
NPM: 20025010193
Izin menambahkan pemaparan mengenai topografi dari Gunung Arjuno.
Gunung Arjuno atau disebut juga dengan Gunung Arjuna memiliki spesifik topografi sebagai berikut:
kordinat Lintang & Bujur: 7°42′02″S & 112°34′29″E
ketinggian: 3.339 mdpl
kemiringan lahan: 11,18%
panjang lereng: 219,17 meter
geografi: Gunung Arjuno terletak pada batas admnistratif Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan.
Jenis Penutupan Lahan: Jenis Penutupan lahan di sekitar Lereng gunung Arjuno anatara lain adalah hutan, pertanian, semak dan lainnya.
Nama: Nur Laelatun Ni’mah
NPM: 20025010039
Setelah analisis topografi, dilanjutkan dengan analisis permasalahan yang ada di lereng gunung arjuno. Hasil analisis kelompok kami, permasalahan yang ada adalah berupa berkurangnya debit mata air, hilangnya sumber mata air di kawasan gunung arjuno, kerusakan hutan, dan longsor.
Adapun penyebab dari berkurangnya debit mata air karena adanya tingginya intensitas hujan, luas lahan dan kemampuan lahan meresapkan air dari daerah pengaliran sungai yang bersangkutan. Tingginya intensitas hujan tidak dapat dihindarkan karena merupakan gejala alam, sebaliknya luas lahan dan kemampuan meresapkan air sangat dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Lahan yang semula berupa hutan yang umumnya berada di daerah hulu dengan kemiringan besar mampu menahan air dan meresapkannya ke dalam tanah. Begitu hutan tersebut diubah menjadi peruntukan lain maka laju aliran air permukaan bertambah besar dan yang meresap ke dalam tanah berkurang. Hal ini tampak akibatnya pada kejadian banjir di musim hujan dan turunnya persediaan air di musim kemarau.
NPM: 20025010039
Setelah analisis topografi, dilanjutkan dengan analisis permasalahan yang ada di lereng gunung arjuno. Hasil analisis kelompok kami, permasalahan yang ada adalah berupa berkurangnya debit mata air, hilangnya sumber mata air di kawasan gunung arjuno, kerusakan hutan, dan longsor.
Adapun penyebab dari berkurangnya debit mata air karena adanya tingginya intensitas hujan, luas lahan dan kemampuan lahan meresapkan air dari daerah pengaliran sungai yang bersangkutan. Tingginya intensitas hujan tidak dapat dihindarkan karena merupakan gejala alam, sebaliknya luas lahan dan kemampuan meresapkan air sangat dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Lahan yang semula berupa hutan yang umumnya berada di daerah hulu dengan kemiringan besar mampu menahan air dan meresapkannya ke dalam tanah. Begitu hutan tersebut diubah menjadi peruntukan lain maka laju aliran air permukaan bertambah besar dan yang meresap ke dalam tanah berkurang. Hal ini tampak akibatnya pada kejadian banjir di musim hujan dan turunnya persediaan air di musim kemarau.
Nama: Nanda Ajeng Kartika
NPM: 20025010020
Melanjutkan pembahasan di atas, selain jumlah air yang meresap ke tanah, penggunaan yang berlebihan dan kurangnya pemeliharaan sumber-sumber air yang ada akan mengurangi potensi sumber sumber air tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa sumber ir yang sudah mati. Saat ini di beberapa lokasi banyak ditemui sumur bor yang tidak dikelola secara baik. Air yang berasal dari sumur bor artesis dibiarkan mengalir terus-menerus dan terbuang sia-sia. Eksploitasi air tanah yang berlebihan mengakibatkan penurunan muka air tanah, land subsidence, dan intrusi air laut. Solusi yang kami berikan adalah dengan menanam Kembali pohon atau vegetasi yang memiliki akar untuk menyerap air dalam tanah. Semakin banyak pohon, maka cadangan air makin banyak tersimpan. Untuk itu, menanam pohon atau reboisasi (penghijauan lahan) merupakan salah satu upaya untuk mengurangi krisis air bersih. selain itu, dapat dilakukan dengan membuat tempat penampungan air hujan. Penampungan air hujan dapat dijadikan sebagai sumber air alternatif sehingga dapat menambah ketersediaan air bersih dan juga mengurangi kondisi krisis air bersih yang ada.
NPM: 20025010020
Melanjutkan pembahasan di atas, selain jumlah air yang meresap ke tanah, penggunaan yang berlebihan dan kurangnya pemeliharaan sumber-sumber air yang ada akan mengurangi potensi sumber sumber air tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa sumber ir yang sudah mati. Saat ini di beberapa lokasi banyak ditemui sumur bor yang tidak dikelola secara baik. Air yang berasal dari sumur bor artesis dibiarkan mengalir terus-menerus dan terbuang sia-sia. Eksploitasi air tanah yang berlebihan mengakibatkan penurunan muka air tanah, land subsidence, dan intrusi air laut. Solusi yang kami berikan adalah dengan menanam Kembali pohon atau vegetasi yang memiliki akar untuk menyerap air dalam tanah. Semakin banyak pohon, maka cadangan air makin banyak tersimpan. Untuk itu, menanam pohon atau reboisasi (penghijauan lahan) merupakan salah satu upaya untuk mengurangi krisis air bersih. selain itu, dapat dilakukan dengan membuat tempat penampungan air hujan. Penampungan air hujan dapat dijadikan sebagai sumber air alternatif sehingga dapat menambah ketersediaan air bersih dan juga mengurangi kondisi krisis air bersih yang ada.
DIKA nurentara Putri
20025010135
Izin melanjutkan
Penyebab utama keringnya sumber mata air adalah kerusakan hutan lindung dan produksi di Gunung Arjuna. Ribuan hektare hutan Gunung Arjuna kritis, akibat kebakaran dan pembalakan liar.
Solusi : Terdapat beberapa pendekatan untuk mengatasi kerusakan hutan dan keringnya beberapa sumber mata air di wilayah sub daerah aliran sungai (DAS) Kedunglarangan dan Gumandar di Gunung Arjuna. Pendekatan pertama adalah restorasi, yaitu setiap aktivitas yang bertujuan untuk mengembalikan ekosistem pada kondisi semua. Pendekatan kedua adalah rehabilitasi, yaitu setiap aktivitas yang bertujuan untuk mengubah ekosistem yang rusak
20025010135
Izin melanjutkan
Penyebab utama keringnya sumber mata air adalah kerusakan hutan lindung dan produksi di Gunung Arjuna. Ribuan hektare hutan Gunung Arjuna kritis, akibat kebakaran dan pembalakan liar.
Solusi : Terdapat beberapa pendekatan untuk mengatasi kerusakan hutan dan keringnya beberapa sumber mata air di wilayah sub daerah aliran sungai (DAS) Kedunglarangan dan Gumandar di Gunung Arjuna. Pendekatan pertama adalah restorasi, yaitu setiap aktivitas yang bertujuan untuk mengembalikan ekosistem pada kondisi semua. Pendekatan kedua adalah rehabilitasi, yaitu setiap aktivitas yang bertujuan untuk mengubah ekosistem yang rusak
Mochamad Rudy Efendi 20025010038
Adapun permasalahan yang ada di gunung arjuno salah satunya yakni tanah longsor, penyebab terjadinya tanah longsor yakni salah satunya kemiringan lereng yang curam hingga sangat curam. Kemiringan lereng mempunyai pengaruh besar terhadap kejadian longsor lahan. Semakin miring lereng suatu tempat maka daerah tersebut semakin berpotensi terhadap terjadinya longsor lahan. Kemiringan lereng curam, sangat curam umum dijumpai di lembah yang merupakan hasil endapan Gunungapi muda. Lembah yang ditemukan pada gunung arjuno umumnya memiliki tinggi lebih dari 40 m dengan lereng yang sangat curam sehingga sangat berbahaya jika dikombinasikan dengan kondisi batuan pada tepi lembah yang umumnya lapuk menengah hingga tinggi. Selain itu jika dikombinasikan dengan kondisi struktur geologi seperti sesar turun maupun geser akan menjadi zona yang amat rawan untuk mengalami pergerakan tanah. Menurut (susanti, 2019) Lereng yang curam cenderung berpotensi terhadap longsor, terutama dengan kondisi lereng yang tidak stabil
Adapun permasalahan yang ada di gunung arjuno salah satunya yakni tanah longsor, penyebab terjadinya tanah longsor yakni salah satunya kemiringan lereng yang curam hingga sangat curam. Kemiringan lereng mempunyai pengaruh besar terhadap kejadian longsor lahan. Semakin miring lereng suatu tempat maka daerah tersebut semakin berpotensi terhadap terjadinya longsor lahan. Kemiringan lereng curam, sangat curam umum dijumpai di lembah yang merupakan hasil endapan Gunungapi muda. Lembah yang ditemukan pada gunung arjuno umumnya memiliki tinggi lebih dari 40 m dengan lereng yang sangat curam sehingga sangat berbahaya jika dikombinasikan dengan kondisi batuan pada tepi lembah yang umumnya lapuk menengah hingga tinggi. Selain itu jika dikombinasikan dengan kondisi struktur geologi seperti sesar turun maupun geser akan menjadi zona yang amat rawan untuk mengalami pergerakan tanah. Menurut (susanti, 2019) Lereng yang curam cenderung berpotensi terhadap longsor, terutama dengan kondisi lereng yang tidak stabil
Nama : Mochamad Abimanyu
Npm : 20025010178
Solusi untuk permasalah tanah longsor menurut dari kelompok kami yakni mitigasi menggunakan pemetaan SIG, penanaman tutupan vegetasi, reboisasi dan rehabilitasi hutan. Mitigasi SIG di lakukan untuk memetakan daerah yang menggambar bahwa daerah tersebut rawan longsor, penanaman tutupan vegetasi seperti rumput yang sangat tebal agar mengurangi pengaruh hujan terhadap tanah, reboisasi dilakukan untuk menanam tanaman kembali agar terjadi nya erosi atau tanah longsor bisa terminimalisir, dan yang terakhir untuk rehabilitasi hutan dilakukan untuk memperbaiki kondisi hutan
Npm : 20025010178
Solusi untuk permasalah tanah longsor menurut dari kelompok kami yakni mitigasi menggunakan pemetaan SIG, penanaman tutupan vegetasi, reboisasi dan rehabilitasi hutan. Mitigasi SIG di lakukan untuk memetakan daerah yang menggambar bahwa daerah tersebut rawan longsor, penanaman tutupan vegetasi seperti rumput yang sangat tebal agar mengurangi pengaruh hujan terhadap tanah, reboisasi dilakukan untuk menanam tanaman kembali agar terjadi nya erosi atau tanah longsor bisa terminimalisir, dan yang terakhir untuk rehabilitasi hutan dilakukan untuk memperbaiki kondisi hutan
Nama : Muhammad Afifi Andriansyah
Npm : 20025010019
Jadi kesimpulan dari paparan dari kelompok 1 dari paparan kali ini yaitu yang terjadi di sekitar area gunung Arjuno dapat menghilangkan sumber mata air dan menjadi penyebab utama dari beberapa bencana seperti halnya tanah longsor, selain itu ada beberapa pencegahan dan perbaikan yang dapat dilakukan yakni mitigasi, reboisasi, Revegetasi, penanaman vegetasi, dan rehabilitasi
Npm : 20025010019
Jadi kesimpulan dari paparan dari kelompok 1 dari paparan kali ini yaitu yang terjadi di sekitar area gunung Arjuno dapat menghilangkan sumber mata air dan menjadi penyebab utama dari beberapa bencana seperti halnya tanah longsor, selain itu ada beberapa pencegahan dan perbaikan yang dapat dilakukan yakni mitigasi, reboisasi, Revegetasi, penanaman vegetasi, dan rehabilitasi