Permasalahan-permasalahan sosial di Indonesia seperti pengangguran, kesenjangan sosial,kriminalitas,bahkan perceraian kerap kali terjadi akibat permasalahan ekonomi. Bagaimana tidak, pembelajaran sedari dasar hingga perguruan tinggi hanya mengajarkan bagaimana untuk menjadi karyawan,pegawai atau pekerja. Setiap tahun ribuan lulusan mahasiswa berbondong-bondong untuk mencari pekerjaan, tanpa berfikir mengapa tidak untuk menciptakan pekerjaan, sehingga maraknya pengangguran terdidik di Indonesia. Tentunya ada solusi di setiap permasalahan seperti misalnya “sosial entrepreneurship”.
Social Entrepreneurship merupakan aktivitas kewirausahaan yang memiliki inovasi dan bukan hanya semata-mata dilakukan untuk mengejar keuntungan. Tetapi, juga untuk memberi solusi atas permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat. Social entrepreneurship bukan hanya melakukan aktivitas-aktivitas sosial tetapi juga bukan sepenuhnya melakukan aktivitas bisnis. Social entrepreneurship mengukur keberhasilannya dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Lain halnya dengan entrepreneur yang mengukur keberhasilannya dari jumlah laba yang dihasilkan setiap tahunnya. Social entrepreneurship sering juga disebut social enterprise yang berarti suatu organisasi yang menerapkan strategi komersial untuk mengatasi berbagai masalah sosial.
Mahasiswa sebagai agent of change atau pembawa perubahan sangat berperan penting dalam hal ini, karena mahasiswa merupakan orang paling terdekat dengan masyarakat atau lingkungan sekitar. Mahasiswa adalah kaki tangan masyarakat seperti halnya, apabila terjadi masalah pada masyarakat dengan kebijakan pemerintah, mahasiswa lah yang menyuarakan aspirasi masyarakat tersebut.
Mahasiswa sebagai Social Enterpreneur ini sudah mulai bermunculan di Indonesia, seperti misalnya sebuah bimbingan belajar anak jalanan di Malang yang menerapkan biaya lima ribu rupiah atau gratis pada setiap anak. Bahkan, bimbingan belajar ini sudah memiliki lebih dari lima puluh orang sebagai tenaga pengajarnya. Selain itu, ada juga mahasiswa yang membuka rumah makan padang dengan menerapkan makan sepuasnya dan bayar seikhlasnya khusus untuk kaum dhuafa pada bulan ramadhan.
Social entrepreneur membutuhkan jiwa sosial yang sangat tinggi. Selain itu, tidak dapat di pungkiri kebanyakan social entrepreneur memiliki permasalahan di bidang akses pendanaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi social entrepreneur. Bagaimana cara mendapatkan dana untuk mengelola sebuah bisnis tersebut sedangkan tidak ada pengalokasian dana dari pemerintah untuk social enterprise. Mahasiswa yang memiliki pemikiran terbuka tentu akan menyukai tantangan apalagi berhubungan dengan masyarakat.
Aktivitas pendanaan biasanya dapat diperoleh dengan cara seperti, mencari donator-donatur yang ikhlas mendermakan dananya untuk orang lain. Namun hal ini tentu saja tidak mudah, pada zaman sekarang ini bisa terbilang hanya sedikit saja orang-orang kaya yang berhati mulia, tetapi bukan berarti tidak ada. Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai pembawa perubahan ditantang untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah kesenjangan sosial yang masih belum bisa diatasi ini.