Forum Diskusi Pertemuan 1

Forum Diskusi Pertemuan 1

Forum Diskusi Pertemuan 1

Number of replies: 5


Ikutilah forum diskusi untuk memperdalam pemahaman Anda!


Menurut Anda, apakah penulisan Public Relations yang formal masih relevan di tengah berkembangnya platform media sosial seperti Instagram atau TikTok?


In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan 1

by THERESIA ARIANI PUTRIASIH BUTAR BUTAR -
Theresia Ariani (2022041143)

Menurut saya masih relevan bagi beberapa konteks informasi yang bersifat formal dan serius agar publik dapat menerima informasi dengan tepat, dan informasi yang disampaikan juga dapat dimengerti dengan baik oleh publik. Karena melihat gaya penulisan dan penyampaian konten di instagram dan tiktok yang santai dan fleksibel membuat makna pesan menjadi beragam sesuai dengan persepsi publik sebagai penerima pesan.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan 1

by MAIA KHOIRUNNISA -
Menurut saya, penulisan PR secara formal akan tetap relevan meskipun dengan adanya berbagai platform media sosial sebab praktisi PR perlu menjaga kredibilitas dan citra organisasi terhadap publik seperti yang melibatkan dalam pembuatan laporan resmi diperlukan penulisan formal agar menjaga profesionalitas terhadap pihak yang berkepentingan. Namun, praktisi PR juga perlu memahami audiens (segmen) serta menyesuaikan gaya penulisan sesuai dengan audiens dan platform yang akan digunakan.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan 1

by MAYRITZA AUREL -
Mayritza Aurel (2022041141)

Di era kini, menurut saya media sosial itu penting sebab mayoritas masyarakat kini menerima informasi dengan cepat dari sana. Mengenai penulisan yang formal, menurut saya tentu masih relevan.
Media sosial ini mengizinkan penggunanya untuk membuat konten dengan gaya apapun dan cara apapun untuk menarik audiens. Sebagai contoh kasus, jika produknya adalah skincare dan target pasarnya adalah remaja, maka umum digunakan bahasa non-formal sebagai ajakan dan cara untuk menghubungkan diri lebih kepada audiens. Namun, hal tersebut biasanya dilakukan atau dibuat dengan satu individu yang disebut KOL atau Influencer. Berbeda dengan penulisan formal yang umumnya mewakilkan sebuah organisasi.

Sementara itu, ketika penulisan yang formal hadir di tengah perkembangan media sosial seperti Instagram dan TikTok menunjukkan keseriusan mereka terhadap publik, serta bagaimana mereka dapat menyatakan secara tersirat bahwa mereka memiliki kedudukan yang berbeda, alias belum tentu sejajar dengan audiens. Melalui penulisan yang formal, ketika menyatakan sesuatu yang penting, nantinya akan mendapat respon yang lebih terstruktur atau bahkan to the point. Meski begitu, bukan berarti penulisan formal aslinya tidak memiliki pasarnya. Justru, penulisan formal ini adalah penyeimbang masyarakat dan dapat jadi pembelajaran juga untuk bagaimana memosisikan diri sesuai dengan tata laku atau etika publik.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan 1

by SILVANUS ALVIN -
Dear rekan-rekan,

penulisan PR formal tidak hanya relevan tetapi juga perlu diintegrasikan dengan pendekatan yang lebih modern untuk memaksimalkan dampak komunikasi di era digital ini.

Kita harus bisa membuat konten PR sesuai dengan target audiences dari lembaga yang kita wakilkan
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan 1

by CAROLINE MARGARETHA SIMANJUNTAK -
Caroline Margaretha Simanjuntak (2022041152)

Penulisan Public Relations (PR) yang formal masih relevan meskipun media sosial seperti Instagram dan TikTok berkembang. Penulisan formal diperlukan untuk menyampaikan informasi serius secara tepat, menjaga kredibilitas organisasi, dan menunjukkan profesionalisme, terutama dalam laporan resmi. Praktisi PR harus memahami audiens dan menyesuaikan gaya penulisan sesuai platform yang digunakan. Media sosial memungkinkan konten yang lebih santai untuk menarik audiens, tetapi penulisan formal tetap penting, terutama untuk menyampaikan pesan yang serius. Dengan cara ini, organisasi dapat menunjukkan kedudukan mereka dan memberikan informasi yang terstruktur. Penulisan formal juga berperan sebagai penyeimbang, membantu masyarakat memahami etika komunikasi yang tepat.