1. Pendekatan yang digunakan Ibu Lisa menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang menyeluruh dan integratif. Beberapa aspek penting dari pendekatan ini adalah:
Membaca Cerita
Kegiatan membaca cerita memberikan fondasi keterampilan membaca dengan meningkatkan kemampuan siswa mengenali kosakata, memahami alur cerita, dan menganalisis informasi dari teks. Selain itu, kegiatan ini menumbuhkan minat baca pada anak melalui cerita yang relevan dan menarik.
Menulis Cerita Pendek
Aktivitas menulis melatih kemampuan berpikir kritis, imajinasi, dan penyusunan ide menjadi struktur yang logis. Menulis juga membantu siswa memahami hubungan antara bunyi, kata, dan struktur kalimat, yang penting dalam penguasaan literasi.
Diskusi Kelompok
Diskusi tentang cerita yang telah dibaca mengembangkan keterampilan komunikasi verbal, berpikir kritis, dan analisis. Siswa diajak untuk memahami isi cerita, mengekspresikan pendapat, dan mendengar sudut pandang teman-temannya, yang mendukung keterampilan literasi secara holistik.
2. Penggunaan alat bantu seperti gambar dan permainan kata menambahkan elemen interaktif dalam pembelajaran literasi.
-Gambar membantu siswa memvisualisasikan cerita, yang sangat penting untuk anak usia dini yang masih berkembang kemampuan abstraksinya.
-Gambar menarik perhatian siswa dan membuat mereka lebih terlibat dalam aktivitas membaca dan menulis.
-Melalui gambar, siswa dapat menghubungkan kata-kata dengan objek nyata, memperkuat pemahaman dan ingatan kosakata baru.
Permainan Kata
-Permainan seperti mencocokkan kata atau menyusun kata dari huruf tertentu melatih siswa memahami hubungan antara bunyi dan huruf.
-Permainan kata memberikan siswa peluang untuk belajar kosakata baru dalam suasana yang menyenangkan.
Mendorong Kolaborasi: Banyak permainan kata dilakukan dalam kelompok, yang mendukung pembelajaran sosial dan interaktif.
Relevansi untuk Kelas 3
Untuk siswa kelas 3, pendekatan ini tetap relevan tetapi dapat ditingkatkan dengan memperkenalkan cerita yang lebih kompleks, menulis cerita dengan alur yang lebih terstruktur, dan diskusi yang melibatkan interpretasi nilai moral cerita. Gambar dan permainan kata tetap penting, tetapi dapat digantikan atau dilengkapi dengan media lain seperti video pendek atau teka-teki kata untuk menjaga minat siswa yang lebih matang.