Konsep pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi dan sastra sebagai media ekspresi budaya di SD/MI dapat diterapkan melalui pendekatan terpadu yang mengembangkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara seimbang
1.Sastra sebagai Media Ekspresi Budaya
Menyimak: Guru dapat membacakan puisi, cerita rakyat, atau legenda lokal untuk membiasakan siswa mendengarkan bahasa sastra. Ini membantu mereka memahami ekspresi budaya dalam konteks cerita
Berbicara: Siswa diajak untuk mendiskusikan isi cerita atau puisi, serta mengungkapkan pendapat atau interpretasi mereka. Diskusi mengenai makna budaya yang terkandung dalam karya sastra dapat memperkaya pengetahuan mereka
Membaca: Siswa dikenalkan pada karya sastra sederhana, seperti puisi anak, dongeng, atau fabel. Pembacaan bersama dengan guru membantu menumbuhkan kecintaan pada literatur dan pemahaman terhadap nilai-nilai budaya dalam karya tersebut.
Menulis: Setelah membaca karya sastra, siswa diajak menulis ulang cerita dengan versi mereka atau membuat puisi sederhana. Kegiatan ini mengembangkan keterampilan menulis sambil mendorong kreativitas dan pemahaman terhadap ekspresi budaya.
Menumbuhkan Apresiasi Terhadap Karya Sastra Sejak Dini guru dapat dengan membuat Aktivitas Kreatif Guru bisa mengadakan lomba membaca puisi, bercerita, atau drama sederhana yang diadaptasi dari karya sastra lokal. Ini membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sastra dan menumbuhkan rasa