Diskusi Sesi Ke-3

menjawab pertanyaan sesi 3

menjawab pertanyaan sesi 3

oleh RISKI ANWAR RIANTI -
Jumlah balasan: 2

Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI, penerapan prinsip-prinsip kontekstual, fungsional, integratif, dan apresiatif dapat membantu siswa mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, menggunakan bahasa secara efektif, serta mengembangkan keterampilan berbahasa dan apresiasi terhadap karya sastra. Berikut adalah cara masing-masing prinsip diterapkan:

1. Prinsip Kontekstual

  • Penerapan: Pembelajaran bahasa Indonesia harus dikaitkan dengan situasi kehidupan nyata yang dialami siswa sehari-hari. Guru bisa mengajarkan siswa melalui materi yang relevan dengan konteks sosial dan lingkungan mereka.
  • Contoh: Dalam mengajarkan menulis deskripsi, siswa diminta menulis tentang lingkungan sekolah mereka atau tempat favorit di sekitar rumah. Ini mengaitkan pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata mereka.

2. Prinsip Fungsional

  • Penerapan: Bahasa harus diajarkan sebagai alat komunikasi yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat memahami fungsi bahasa dalam berkomunikasi, berekspresi, dan menyampaikan ide.
  • Contoh: Guru mengajak siswa melakukan percakapan simulasi seperti menulis surat untuk teman atau berbicara di depan kelas untuk melatih kemampuan berbahasa secara praktis, sehingga siswa terbiasa menggunakan bahasa dalam situasi nyata.

3. Prinsip Integratif

  • Penerapan: Keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca, dan menulis) harus diajarkan secara terintegrasi agar siswa dapat menggunakan bahasa secara menyeluruh dan tidak terpisah-pisah.
  • Contoh: Siswa membaca cerita pendek, mendiskusikan maknanya bersama teman, lalu menulis pendapat mereka tentang cerita tersebut. Dengan demikian, keterampilan membaca, berbicara, dan menulis terlatih dalam satu aktivitas.

4. Prinsip Apresiatif

  • Penerapan: Pembelajaran sastra harus mendorong siswa untuk mengapresiasi karya sastra, baik melalui membaca maupun menulis, sehingga mereka memahami nilai estetika dan pesan moral yang terkandung.
  • Contoh: Guru memperkenalkan puisi atau cerita rakyat, kemudian mengajak siswa untuk mendiskusikan makna dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Siswa juga diberi kesempatan menulis puisi atau cerita mereka sendiri sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra.

Penerapan dalam Kehidupan Nyata:

  • Pembelajaran bahasa secara efektif: Siswa belajar menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan nyata, seperti menulis pesan singkat atau menyusun cerita berdasarkan pengalaman mereka. Mereka dilatih untuk memilih kata yang tepat, menyusun kalimat yang jelas, dan menyampaikan ide dengan logis.
  • Integrasi keterampilan berbahasa: Dalam satu kegiatan pembelajaran, siswa dapat melakukan beberapa keterampilan sekaligus, seperti membaca cerita, mendiskusikannya, dan kemudian menuliskannya kembali dengan bahasa mereka sendiri.
  • Pengembangan apresiasi sastra: Siswa diperkenalkan pada karya sastra yang relevan dan menarik, seperti cerita rakyat atau puisi anak-anak, yang kemudian dibahas bersama-sama untuk menggali nilai moral dan estetikanya.

Penerapan prinsip-prinsip ini membantu siswa tidak hanya menguasai bahasa secara teknis, tetapi juga memanfaatkannya secara efektif dalam kehidupan nyata serta mengembangkan apresiasi yang mendalam terhadap sastra dan budaya.

Sebagai balasan RISKI ANWAR RIANTI

Re: menjawab pertanyaan sesi 3

oleh JUMIYATI JUMIYATI -
Halo kak👋 sebelumnya izin menanggapi jawabanbya yaa.

Menurut saya, jawabannya sudah bagus dan dijabarkan dengan rinci pada setiap Penerapan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD.
Disini saya ingin fokus membahas salah satu prinsipnya yaitu prinsip kontekstual, pada prinsip kontekstual terdapat beberapa komponen yang dapat diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu salah satunya dengan Masyarakat Belajar (Learning Community), dari contoh kegiatan yang kakak pilih di atas yaitu siswa diminta menulis tentang lingkungan sekolah mereka atau tempat favorit di sekitar rumah. Bagaimana cara menerapkan pembelajaran Masyarakat belajar dengan materi tersebut?

Terimakasih🙏
Sebagai balasan JUMIYATI JUMIYATI

Re: menjawab pertanyaan sesi 3

oleh AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Izin menjawab, tolong koreksinya bila ada kesalahan

Untuk menerapkan prinsip Masyarakat Belajar (Learning Community) dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan materi menulis tentang lingkungan sekolah atau tempat favorit di sekitar rumah, berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

Kolaborasi Antarsiswa: Bentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa. Setiap siswa di dalam kelompok tersebut akan saling bertukar ide dan gagasan tentang lingkungan sekolah atau tempat favorit mereka. Setiap siswa dapat memberikan masukan, saran, atau bertanya kepada teman sekelompok untuk memperkaya tulisan mereka.

Diskusi Kelas: Setelah menulis secara individu, ajak siswa untuk berdiskusi secara terbuka di kelas. Siswa bisa saling membagikan hasil tulisan mereka, mendiskusikan kelebihan dan kekurangan tulisan masing-masing, serta mendapatkan umpan balik dari guru maupun teman sekelas. Hal ini dapat membangun keterampilan komunikasi dan meningkatkan kesadaran akan pandangan orang lain.

Belajar dari Lingkungan Nyata: Ajak siswa untuk melakukan observasi langsung di lingkungan sekolah atau sekitar rumah mereka sebelum menulis. Dalam Masyarakat Belajar, penting untuk melibatkan lingkungan nyata sebagai sumber belajar. Mereka bisa mencatat apa yang mereka lihat, rasakan, dan alami di sekitar mereka untuk memperkaya tulisan mereka dengan pengalaman nyata.

Berbagi Pengalaman Antar Komunitas: Dalam prinsip Learning Community, siswa bisa belajar dari komunitas yang lebih luas. Misalnya, undang orang tua, warga sekolah, atau masyarakat setempat untuk berbagi pengalaman tentang lingkungan mereka. Ini dapat memberikan perspektif yang lebih kaya bagi siswa dalam menulis.

Pemanfaatan Teknologi: Jika memungkinkan, dorong siswa untuk menggunakan teknologi seperti platform diskusi online atau grup chat kelas untuk bertukar ide dan berbagi hasil tulisan mereka. Ini juga dapat membantu siswa saling memberikan umpan balik secara digital, memperluas konsep Masyarakat Belajar di luar ruang kelas.

Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar menulis, tetapi juga belajar dari dan dengan orang lain, membangun komunitas pembelajaran yang aktif dan saling mendukung.