Diskusi Sesi Ke-5

Menjawab pertanyaan sesi 5

Menjawab pertanyaan sesi 5

by RISKI ANWAR RIANTI -
Number of replies: 2

Teknik bercerita, bermain peran, diskusi kelompok, menulis jurnal, dan tanya jawab dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sangat efektif untuk mengembangkan keterampilan berbahasa serta menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Berikut cara penerapan masing-masing teknik beserta nilai-nilai yang dapat ditanamkan:

 

1. Bercerita

Penerapan: Siswa dapat diminta untuk menceritakan kembali cerita rakyat, fabel, legenda, atau kisah inspiratif. Aktivitas ini melatih keterampilan berbicara, intonasi, dan ekspresi dalam bahasa Indonesia.

Keterampilan yang dikembangkan: Mendengar, berbicara, kosa kata, penyusunan kalimat, dan pemahaman teks.

Nilai-nilai karakter: Melalui cerita yang dipilih, nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, dan empati dapat disampaikan. Misalnya, cerita rakyat seperti Si Kancil mengajarkan kecerdikan, sementara Malin Kundang mengajarkan tentang bakti kepada orang tua.

2. Bermain Peran

Penerapan: Siswa bisa melakukan drama atau bermain peran dalam situasi tertentu, seperti wawancara, percakapan sehari-hari, atau menghidupkan kembali karakter dalam sebuah cerita sastra.

Keterampilan yang dikembangkan: Komunikasi lisan, improvisasi, pemahaman dialog, dan keterampilan sosial dalam berinteraksi.

Nilai-nilai karakter: Dengan bermain peran, siswa belajar kerjasama, disiplin, dan saling menghargai peran orang lain. Melalui karakter yang dimainkan, mereka juga dapat belajar nilai-nilai integritas, keadilan, atau tanggung jawab.

3. Diskusi Kelompok

Penerapan: Diskusi kelompok dapat digunakan dalam pembelajaran sastra, seperti membahas tema, karakter, dan nilai dalam sebuah karya sastra. Selain itu, diskusi juga bisa digunakan dalam membahas isu-isu kebahasaan.

Keterampilan yang dikembangkan: Berbicara, mendengar, berpikir kritis, mengemukakan pendapat, dan mempertahankan argumen.

Nilai-nilai karakter: Diskusi kelompok menanamkan nilai kerjasama, menghargai pendapat orang lain, dan sikap terbuka terhadap perbedaan. Siswa juga belajar untuk bertanggung jawab terhadap ide yang disampaikan dan berlatih mengambil keputusan secara demokratis.

4. Menulis Jurnal

Penerapan: Siswa diminta menulis jurnal harian, refleksi pembelajaran, atau esai mengenai suatu topik kebahasaan atau kesastraan. Hal ini membantu mengembangkan keterampilan menulis dan mengorganisasikan pikiran.

Keterampilan yang dikembangkan: Keterampilan menulis, tata bahasa, pengorganisasian ide, dan refleksi diri.

Nilai-nilai karakter: Melalui menulis jurnal, siswa belajar kejujuran dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan, serta tanggung jawab untuk mengerjakan tugas tepat waktu. Kegiatan ini juga membantu menanamkan disiplin diri dan ketekunan dalam menyusun tulisan.

5. Tanya Jawab

Penerapan: Guru bisa menerapkan teknik tanya jawab untuk mengeksplorasi pemahaman siswa tentang materi pelajaran, seperti menganalisis puisi atau memahami aturan tata bahasa.

Keterampilan yang dikembangkan: Berbicara, mendengar, berpikir kritis, dan menyampaikan pendapat secara jelas dan logis.

Nilai-nilai karakter: Siswa belajar percaya diri saat mengemukakan pendapat, menghargai pertanyaan dan jawaban orang lain, serta berpikir secara terbuka. Selain itu, proses tanya jawab juga melatih mereka untuk jujur dalam mengakui keterbatasan pengetahuan dan terbuka untuk belajar lebih banyak.

Integrasi Nilai Karakter

Untuk menanamkan nilai-nilai karakter seperti integritas, empati, kerjasama, dan tanggung jawab, setiap kegiatan ini harus dirancang dengan memperhatikan konteks yang mendukung pengembangan moral siswa. Cerita, peran, diskusi, atau pertanyaan yang dipilih harus relevan dengan nilai yang ingin diajarkan. Misalnya, pemilihan teks yang memiliki pesan moral, pemilihan topik diskusi yang mengandung dilema etis, atau peran yang mengajak siswa untuk memahami perspektif lain.

 

Melalui pendekatan ini, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak hanya meningkatkan keterampilan berbahasa, tetapi juga membentuk siswa yang berkarakter baik.

In reply to RISKI ANWAR RIANTI

Re: Menjawab pertanyaan sesi 5

by AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Hello kak, jawabannya sangat membantu
Izin bertanya di point diskusi kelompok
Bagaimana strategi yang dapat digunakan untuk memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, khususnya saat membahas tema yang kompleks dalam karya sastra, dan bagaimana mengatasi dominasi pendapat dari satu atau dua siswa dalam kelompok?

Terima kasih
In reply to AFIFAH AFRA AMATULLAH

Re: Menjawab pertanyaan sesi 5

by NUR HALIZSAH ANDINI -
Halo izin ya untuk menjawab pertanyaannya

Untuk memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi, terutama saat membahas tema kompleks dalam karya sastra, serta mengatasi dominasi pendapat dari satu atau dua siswa, guru dapat menerapkan strategi berikut:
1. Bagi Peran dalam Kelompok:
-Tetapkan Peran Khusus: Setiap anggota kelompok diberi peran khusus seperti moderator, pencatat, penanya, dan penyaji. Hal ini memastikan bahwa setiap siswa memiliki tanggung jawab tertentu yang harus dilaksanakan, sehingga mendorong partisipasi aktif.
-Rotasi Peran: Lakukan rotasi peran di setiap diskusi agar semua siswa mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek diskusi dan tidak ada yang merasa terbebani oleh satu peran saja.

2. Batasi Waktu Berbicara:
-Atur Waktu Berbicara: Tetapkan batasan waktu bagi setiap siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Ini membantu mencegah dominasi dari satu atau dua siswa dan memberi kesempatan yang adil bagi semua anggota kelompok untuk berbicara.
-Giliran Berbicara: Gunakan metode giliran berbicara di mana setiap siswa diberi kesempatan secara bergantian untuk menyampaikan pandangan mereka sebelum diskusi terbuka untuk respons.

3. Pertanyaan Panduan:
-Berikan Pertanyaan Panduan: Guru bisa menyediakan pertanyaan panduan yang dirancang untuk menantang setiap anggota kelompok agar berpikir dan berkontribusi. Pertanyaan ini bisa dibagi ke setiap anggota untuk dijawab, memastikan semua siswa terlibat.
-Dorong Pertanyaan Tambahan: Siswa dapat diminta untuk mengajukan pertanyaan lanjutan setelah menjawab pertanyaan panduan, yang dapat memicu diskusi lebih lanjut dan melibatkan seluruh anggota kelompok.

4. Penggunaan Teknik “Think-Pair-Share”:
-Think-Pair-Share: Siswa diminta untuk berpikir secara individual tentang sebuah pertanyaan atau topik, kemudian berdiskusi dengan pasangan sebelum berbagi hasil diskusi mereka dengan kelompok. Ini memberi waktu bagi siswa yang lebih pemalu untuk merumuskan ide mereka dan merasa lebih percaya diri untuk berbicara di depan kelompok.

5. Monitor dan Intervensi Guru:
-Pemantauan Aktif: Guru dapat memantau diskusi dari dekat dan melakukan intervensi jika ada siswa yang mendominasi. Guru bisa secara langsung meminta pendapat dari anggota yang belum berbicara atau memberikan dorongan agar siswa lain juga berkontribusi.
-Penegasan Aturan Diskusi: Sebelum diskusi dimulai, jelaskan aturan bahwa setiap orang harus diberi kesempatan yang sama untuk berbicara. Ini dapat menciptakan kesadaran akan pentingnya mendengarkan dan menghargai kontribusi dari semua anggota.

6. Evaluasi dan Refleksi Kelompok:
-Refleksi Kelompok: Setelah diskusi, minta kelompok untuk mengevaluasi bagaimana proses diskusi berlangsung. Ini bisa mencakup refleksi tentang seberapa baik mereka membagi waktu berbicara dan seberapa inklusif diskusi tersebut.
-Umpan Balik Konstruktif: Berikan umpan balik kepada kelompok dan individu mengenai partisipasi mereka. Berikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mendistribusikan partisipasi secara merata.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, guru dapat menciptakan lingkungan diskusi yang lebih inklusif dan dinamis, di mana semua siswa merasa dihargai dan terdorong untuk berpartisipasi aktif, sekaligus mengurangi dominasi dari satu atau dua siswa dalam kelompok.

Terima kasih. Semoga membantu