Forum Diskusi Pertemuan 4

Diskusi Pertemuan 4

Diskusi Pertemuan 4

by ZAHRA CHARIESTA MAHARANI -
Number of replies: 1

Bagaimana penulis dapat mengidentifikasi dan memperbaiki masalah jika terdapat ketidakselarasan dalam karya mereka yang disebarkan melalui beragam platform tersebut?

In reply to ZAHRA CHARIESTA MAHARANI

Re: Diskusi Pertemuan 4

by ISTI PURWI TYAS UTAMI -
Selamat siang Zahra,
 
Penulis dapat mengidentifikasi ketidakkonsistenan dalam penceritaan transmedia, antara lain dengan memeriksa alur kisah, karakter cerita, semesta cerita yang dibangun (story world), alur waktu, dan tema yang ada di berbagai platform. Selain itu dengan memperhatikan umpan balik audiens dan panduan penceritaan resmi (plot/alur) yang digunakan.

Dibutuhkan kemampuan untuk melihat penceritaan secara holistik, khususnya tentang bagaimana setiap media berkontribusi pada keseluruhan narasi. Apakah ada detail yang bertentangan atau perubahan yang tidak dapat dijelaskan yang dapat merusak ikatan emosional dengan cerita atau penangguhan ketidakpercayaan audiens.

Sebagai contoh ketidakkonsistenan dalam karakter, misalnya karakter yang ditampilkan sebagai orang yang percaya diri dan bermoral dalam sebuah film tetapi berperilaku bimbang atau tidak etis dalam adaptasi video game, dengan tanpa penjelasan, ini akan menciptakan kesenjangan.

Contoh ketidakkonsistenan tema, misalnya ketika sebuah film mempromosikan tema persatuan, tetapi komiknya mempromosikan pengkhianatan dan perpecahan tanpa membahas kontradiksi yang muncul, ketidakkonsistenan tersebut melemahkan dampak emosional secara keseluruhan.

Ketidakkonsistenan alur/plot sehingga narasi tidak masuk akal. Jika karakter utama meninggal dalam komik setelah pertarungan berakhir, tetapi hidup dalam video game dengan latar waktu penceritaan yang sama, tanpa ada penjelasan.

Contoh Ketidakkonsistenan semesta cerita (story world), misalnya jika sistem sihir beroperasi dengan satu cara dalam novel (misalnya, sihir membutuhkan energi dari sumber eksternal) tetapi tiba-tiba berbeda dalam adaptasi film (misalnya, sihir tidak membutuhkan sumber energi), ini menciptakan ketidakkonsistenan dalam wtory world yang dibangun.

Contoh ketidakkonsistenan hubungan antar karakter, misal jika dua karakter memiliki ikatan yang kuat dalam komik tetapi digambarkan sebagai jauh atau acuh tak acuh dalam video game yang terkait tanpa penjelasan, ini menciptakan ketidakkonsistenan relasional.

Perhatikan juga umpan balik audiens. Mereka sering kali menjadi yang pertama menunjukkan ketidakkonsistenan dalam penceritaan transmedia. Penggemar yang terlibat mungkin memperhatikan bahkan kontradiksi kecil dalam kontinuitas, pengembangan karakter, atau pembangunan story world. Caranya dengan memperhatikan diskusi daring, forum penggemar, dan ulasan yang menyoroti ketidakkonsistenan yang mungkin tidak langsung terlihat. Semoga menjawab ya.