Perubahan kurikulum di tengah jenjang pendidikan bisa memunculkan berbagai pengalaman dan pandangan dari siswa.
1. Apa yang dirasakan ketika kurikulum berubah di tengah jenjang sekolah?
- Bagi sebagian siswa, perubahan kurikulum bisa membingungkan, terutama jika materi yang diajarkan sebelumnya tiba-tiba berubah atau tidak sesuai dengan harapan mereka. Ada juga yang merasa harus beradaptasi ulang, baik dalam cara belajar maupun mengikuti materi baru. Sebagian mungkin merasa frustasi karena harus memulai lagi memahami sistem pembelajaran yang berbeda.
2. Apakah pergantian kurikulum bagus?
- Pergantian kurikulum bisa dilihat dari dua sisi. Di satu sisi, perubahan kurikulum mungkin dibutuhkan untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan zaman, perkembangan teknologi, atau perubahan dalam dunia kerja. Kurikulum yang tidak berubah bisa dianggap usang. Namun di sisi lain, perubahan yang terlalu sering, tanpa perencanaan dan penerapan yang matang, bisa membuat guru, siswa, dan orang tua kebingungan serta mengurangi efektivitas pembelajaran.
3. Apa yang harus diperbaiki jika kurikulum berubah lagi?
- Sinkronisasi yang lebih baik antara pemerintah, sekolah, guru, dan siswa sangat penting. Sosialisasi yang jelas mengenai perubahan, pelatihan untuk guru, dan dukungan bagi siswa harus lebih terstruktur.
- Adaptasi bertahap, di mana perubahan dilakukan secara bertahap sehingga siswa yang sudah setengah jalan tidak terlalu terganggu.
- Evaluasi yang menyeluruh dari kurikulum lama dan baru, memastikan bahwa perubahan didasarkan pada bukti dan data, bukan sekadar keinginan untuk merombak.
- Keterlibatan lebih banyak pihak, termasuk guru dan praktisi pendidikan, dalam merancang kurikulum agar perubahan sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Perubahan kurikulum memang tidak bisa dihindari, tapi pelaksanaannya perlu direncanakan dengan baik agar tidak justru membebani para pelaksana, terutama siswa.