Dalam analisis aktansial menurut Greimas, subjek biasanya bergerak dengan tujuan tertentu, atau "objek", yang menjadi alasan utama keberadaan konfliknya dalam cerita. Namun, jika subjek tidak memiliki tujuan, struktur aktansial menjadi menarik karena menghilangkan hubungan antara subjek dan objek, menciptakan cerita yang tidak terarah atau bahkan absurd.
Ketika subjek tidak memiliki tujuan, ia mungkin tidak memicu tindakan yang mendorong narasi maju, sehingga perannya menjadi lebih pasif. Ini mengakibatkan model aktansial beralih fokus pada relasi lain, misalnya bagaimana subjek berinteraksi dengan pengirim (sender), penerima (receiver), atau bahkan lawan (opponent). Cerita mungkin berpusat pada interaksi sosial, internalisasi diri, atau perjalanan emosional subjek yang tetap mengisi plot tetapi tanpa tujuan konkret.
Narasi tanpa tujuan seperti ini sering ditemukan dalam karya yang mengeksplorasi eksistensialisme atau absurditas, di mana tokoh-tokoh terjebak dalam perasaan hampa, misalnya seperti dalam karya "Menunggu Godot" karya Samuel Beckett. Dengan ketiadaan tujuan, cerita menyoroti aspek kehidupan yang monoton dan ketiadaan makna, sering kali menantang pembaca untuk merenungkan tentang peran tujuan dalam kehidupan nyata.
Dalam struktur ini, meskipun subjek tanpa tujuan, cerita tetap dapat menyampaikan pesan kuat, misalnya tentang keterasingan, pencarian makna yang tak pernah berakhir, atau penerimaan atas keadaan yang tidak ideal.