Jika prosa tidak menggunakan majas, maka bahasa yang digunakan akan menjadi lebih lugas, langsung, dan mungkin terkesan "datar." Majas berfungsi memberikan daya tarik estetik pada tulisan dan memperkaya makna dengan cara yang tidak dapat disampaikan oleh bahasa literal semata. Dalam prosa tanpa majas, penulis hanya mengandalkan deskripsi langsung dan fakta, yang bisa membuat karya terasa lebih sederhana atau bahkan kurang imajinatif bagi pembaca.
Namun, prosa tanpa majas juga punya kelebihan, terutama jika tujuannya untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan objektif. Misalnya, dalam teks ilmiah atau jurnalistik, bahasa yang lugas sering dianggap lebih tepat untuk menghindari ambigu. Sebaliknya, dalam karya sastra, ketiadaan majas mungkin membuat karya tersebut kurang ekspresif atau kurang menyentuh emosi pembaca.
Secara keseluruhan, majas dalam prosa memberikan lapisan emosi dan imajinasi yang memperkaya pengalaman pembaca, sementara ketiadaan majas dapat menciptakan kesan yang lebih formal dan netral.