Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Maaf sebelumnya, perkenalkan saya Delvy Sheila Rosiani NPM 2121012 dari Universitas Baturaja. Izin menjawab dari pertanyaan saudara Daffa.
Pemahaman yang saudara Daffa sampaikan benar adanya. Dalam bahasa Indonesia, aturan mengenai pembentukan kata sering kali membingungkan karena beberapa kaidah tidak selalu konsisten, terutama terkait afiksasi dan perubahan huruf akhir seperti yang saudara sebutkan. Dalam kata dasar yang berakhir dengan huruf "k," seperti baik dan budak, memang ada aturan yang kadang menimbulkan kebingungan:
1. Penambahan Afiksasi: Ketika kata dasar yang berakhiran "k" ditambahkan imbuhan, seperti me- atau pe- dan -kan, huruf "k" pada akhir kata sering kali tetap dipertahankan, terutama untuk mempertahankan makna atau konteks kalimat yang benar, seperti membaikkan atau perbudakkan.
2. Penyesuaian Makna dan Keberterimaan: Beberapa kata seperti perbaikan dan membudakan lebih lazim digunakan dalam bahasa sehari-hari. Artinya, meskipun mengikuti pola umum, kata-kata ini bisa mengalami perubahan bentuk untuk meningkatkan keberterimaan dan mengikuti bentuk yang lebih sesuai secara makna, seperti perbaikan lebih banyak diterima dibandingkan perbaikkan karena dianggap lebih ringkas dan sesuai dengan ejaan yang lazim.
3. Pentingnya Kompetensi dan Bahasa: Tanpa memahami kaidah bahasa yang tepat, seseorang cenderung membuat kesalahan yang mungkin menjadi kebiasaan. Inilah sebabnya kompetensi berbahasa dan pengetahuan mengenai kaidah bahasa sangat penting agar kita bisa menyusun kata dan kalimat secara tepat. Kesalahan ini bisa sering terjadi karena kebiasaan atau ketidaktahuan terhadap kaidah bahasa tentu saja bisa dikoreksi dengan pemahaman dan pembelajaran yang lebih dalam mengenai kaidah ejaan dan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia.
Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pemahaman yang saudara Daffa sampaikan benar adanya. Dalam bahasa Indonesia, aturan mengenai pembentukan kata sering kali membingungkan karena beberapa kaidah tidak selalu konsisten, terutama terkait afiksasi dan perubahan huruf akhir seperti yang saudara sebutkan. Dalam kata dasar yang berakhir dengan huruf "k," seperti baik dan budak, memang ada aturan yang kadang menimbulkan kebingungan:
1. Penambahan Afiksasi: Ketika kata dasar yang berakhiran "k" ditambahkan imbuhan, seperti me- atau pe- dan -kan, huruf "k" pada akhir kata sering kali tetap dipertahankan, terutama untuk mempertahankan makna atau konteks kalimat yang benar, seperti membaikkan atau perbudakkan.
2. Penyesuaian Makna dan Keberterimaan: Beberapa kata seperti perbaikan dan membudakan lebih lazim digunakan dalam bahasa sehari-hari. Artinya, meskipun mengikuti pola umum, kata-kata ini bisa mengalami perubahan bentuk untuk meningkatkan keberterimaan dan mengikuti bentuk yang lebih sesuai secara makna, seperti perbaikan lebih banyak diterima dibandingkan perbaikkan karena dianggap lebih ringkas dan sesuai dengan ejaan yang lazim.
3. Pentingnya Kompetensi dan Bahasa: Tanpa memahami kaidah bahasa yang tepat, seseorang cenderung membuat kesalahan yang mungkin menjadi kebiasaan. Inilah sebabnya kompetensi berbahasa dan pengetahuan mengenai kaidah bahasa sangat penting agar kita bisa menyusun kata dan kalimat secara tepat. Kesalahan ini bisa sering terjadi karena kebiasaan atau ketidaktahuan terhadap kaidah bahasa tentu saja bisa dikoreksi dengan pemahaman dan pembelajaran yang lebih dalam mengenai kaidah ejaan dan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia.
Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.