Diskusi Materi Reasoning

Reasoning

Reasoning

by NURMA NURMA -
Number of replies: 2

1.Penalaran berbasis aturan adalah pendekatan dalam kecerdasan artifisial yang menggunakan sekumpulan aturan eksplisit untuk memecahkan masalah atau membuat keputusan. Aturan-aturan ini biasanya disusun dalam format "jika-apa" (if-then), yang memungkinkan sistem untuk mengambil tindakan berdasarkan kondisi tertentu.

Cara Kerja Sistem Berbasis Aturan:

-Basis Pengetahuan:

Sistem memiliki basis pengetahuan yang terdiri dari fakta dan aturan. Fakta adalah informasi yang diketahui, sedangkan aturan adalah pedoman untuk mengevaluasi fakta tersebut.

Contoh aturan: "Jika suhu di atas 100°F, maka pasien kemungkinan demam."

-Mesin Inferensi:

Mesin inferensi adalah komponen yang bertugas untuk memproses aturan dan fakta dalam basis pengetahuan.

Ia menerapkan teknik inferensi untuk menentukan apakah suatu aturan dapat diterapkan berdasarkan fakta yang ada.

-Proses Inferensi:

Ketika fakta baru ditambahkan, mesin inferensi memeriksa semua aturan yang relevan.

Jika kondisi dalam aturan terpenuhi, tindakan yang sesuai diambil. Ini bisa melibatkan penambahan fakta baru ke dalam basis pengetahuan atau pengambilan keputusan langsung.

-Pengambilan Keputusan:

Sistem menghasilkan keputusan atau rekomendasi berdasarkan hasil inferensi.

Keputusan ini dapat berupa tindakan lebih lanjut, diagnosis, atau solusi terhadap masalah yang dihadapi.

-Pembaruan Basis Pengetahuan:

Sistem dapat diperbarui dengan aturan atau fakta baru untuk meningkatkan akurasi dan relevansi keputusan yang diambil

 

2.Penalaran berbasis aturan adalah pendekatan dalam kecerdasan artifisial yang menggunakan sekumpulan aturan eksplisit untuk mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah. Aturan-aturan ini biasanya berbentuk "jika-apa" (if-then), yang memungkinkan sistem untuk merespons kondisi tertentu dengan cara yang telah ditentukan.

Cara Kerja Sistem Berbasis Aturan:

 -Basis Pengetahuan:

Sistem memiliki basis pengetahuan yang terdiri dari fakta dan aturan.

Fakta: Informasi yang diketahui tentang dunia, misalnya, "Pasien memiliki suhu 102°F."

Aturan: Pedoman untuk menilai fakta, misalnya, "Jika suhu di atas 100°F, maka pasien mungkin demam."

-Mesin Inferensi:

Mesin inferensi adalah komponen yang memproses aturan dan fakta.

Ia bertugas mengevaluasi fakta yang ada dan menerapkan aturan yang relevan untuk menarik kesimpulan.

-Proses Inferensi:

Ketika fakta baru ditambahkan, mesin inferensi memeriksa semua aturan yang berlaku.

Jika kondisi dalam suatu aturan terpenuhi, sistem akan menghasilkan kesimpulan atau tindakan yang sesuai.

Proses ini bisa menggunakan metode seperti forward chaining (menarik kesimpulan dari fakta ke aturan) atau backward chaining (mencari fakta yang mendukung kesimpulan).

-Pengambilan Keputusan:

Berdasarkan hasil inferensi, sistem akan memberikan rekomendasi atau keputusan.

Misalnya, jika sistem mendeteksi demam, ia bisa merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut atau perawatan.

-Pembaruan Basis Pengetahuan:

Sistem dapat diperbarui dengan menambahkan aturan atau fakta baru, yang memungkinkan peningkatan akurasi dan relevansi dalam pengambilan keputusan.

In reply to NURMA NURMA

Re: Reasoning

by KHUSNUL KHUTIMAH PUTRI -
Saya ingin bertanya pada proses inferensi apakah sewaktu-waktu memungkinkan proses ini tidak menemukan aturan tersebut tidak terpenuhi, jika memungkinkan apa yg akan terjadi pada proses tersebut??
In reply to KHUSNUL KHUTIMAH PUTRI

Re: Reasoning

by RINA SHOLIHAH HIDAYATI -
Ya, dalam proses inferensi pada sistem berbasis aturan, ada kemungkinan bahwa aturan yang relevan tidak dapat ditemukan karena fakta yang ada tidak memenuhi kondisi yang ditentukan dalam aturan tersebut. Jika ini terjadi, beberapa hal bisa terjadi tergantung pada bagaimana sistem diatur:

1. Proses Inferensi Terhenti
Kondisi: Jika tidak ada aturan yang cocok dengan fakta yang ada, proses inferensi akan berhenti karena tidak ada langkah lanjutan yang dapat diambil.
Akibat: Sistem tidak dapat menghasilkan keputusan atau kesimpulan.
Solusi: Banyak sistem dilengkapi dengan mekanisme untuk mengatasi situasi ini, seperti memberikan pesan kesalahan atau meminta input tambahan dari pengguna agar aturan yang sesuai bisa ditemukan.
2. Proses Inferensi Menunggu Fakta Baru
Kondisi: Dalam beberapa kasus, sistem berbasis aturan akan menunggu data atau informasi tambahan sebelum melanjutkan inferensi, jika tidak ada aturan yang sesuai dengan fakta yang ada.
Akibat: Proses inferensi tidak bisa dilanjutkan sampai data baru dimasukkan.
Solusi: Pengguna atau sistem akan diminta memberikan informasi lebih lanjut agar aturan yang relevan bisa diterapkan.
3. Penggunaan Aturan Default
Kondisi: Beberapa sistem berbasis aturan menggunakan aturan default sebagai cadangan ketika tidak ada aturan yang sesuai dengan fakta. Aturan ini memberikan solusi sementara yang bersifat umum dan berlaku dalam banyak situasi.
Akibat: Sistem memberikan solusi berdasarkan aturan default, meskipun mungkin kurang tepat untuk kasus yang spesifik.
Solusi: Aturan default memberikan solusi sementara, meskipun tidak selalu sesuai dengan konteks yang lebih spesifik.
4. Penanganan Kesalahan atau Pemberitahuan
Kondisi: Banyak sistem berbasis aturan dilengkapi dengan mekanisme penanganan kesalahan, yang memberi pemberitahuan jika tidak ada aturan yang dapat diterapkan.
Akibat: Sistem memberi tahu pengguna bahwa tidak ada aturan yang bisa digunakan untuk masalah tersebut.
Solusi: Pengguna atau pengembang dapat memperbarui aturan atau menambah data untuk memperbaiki kinerja sistem di masa mendatang.
5. Strategi Penalaran Alternatif
Kondisi: Dalam beberapa sistem canggih, jika aturan tidak dapat diterapkan, sistem dapat beralih ke pendekatan penalaran lain, seperti penalaran berbasis kasus (CBR) atau penalaran berbasis probabilitas, untuk mengatasi situasi tersebut.
Akibat: Sistem mungkin menggunakan metode lain untuk menyelesaikan masalah jika aturan berbasis logika tidak dapat diterapkan.
Solusi: Sistem dilengkapi dengan berbagai metode untuk menangani kasus yang tidak tercakup oleh aturan yang ada.