Ya, dalam proses inferensi pada sistem berbasis aturan, ada kemungkinan bahwa aturan yang relevan tidak dapat ditemukan karena fakta yang ada tidak memenuhi kondisi yang ditentukan dalam aturan tersebut. Jika ini terjadi, beberapa hal bisa terjadi tergantung pada bagaimana sistem diatur:
1. Proses Inferensi Terhenti
Kondisi: Jika tidak ada aturan yang cocok dengan fakta yang ada, proses inferensi akan berhenti karena tidak ada langkah lanjutan yang dapat diambil.
Akibat: Sistem tidak dapat menghasilkan keputusan atau kesimpulan.
Solusi: Banyak sistem dilengkapi dengan mekanisme untuk mengatasi situasi ini, seperti memberikan pesan kesalahan atau meminta input tambahan dari pengguna agar aturan yang sesuai bisa ditemukan.
2. Proses Inferensi Menunggu Fakta Baru
Kondisi: Dalam beberapa kasus, sistem berbasis aturan akan menunggu data atau informasi tambahan sebelum melanjutkan inferensi, jika tidak ada aturan yang sesuai dengan fakta yang ada.
Akibat: Proses inferensi tidak bisa dilanjutkan sampai data baru dimasukkan.
Solusi: Pengguna atau sistem akan diminta memberikan informasi lebih lanjut agar aturan yang relevan bisa diterapkan.
3. Penggunaan Aturan Default
Kondisi: Beberapa sistem berbasis aturan menggunakan aturan default sebagai cadangan ketika tidak ada aturan yang sesuai dengan fakta. Aturan ini memberikan solusi sementara yang bersifat umum dan berlaku dalam banyak situasi.
Akibat: Sistem memberikan solusi berdasarkan aturan default, meskipun mungkin kurang tepat untuk kasus yang spesifik.
Solusi: Aturan default memberikan solusi sementara, meskipun tidak selalu sesuai dengan konteks yang lebih spesifik.
4. Penanganan Kesalahan atau Pemberitahuan
Kondisi: Banyak sistem berbasis aturan dilengkapi dengan mekanisme penanganan kesalahan, yang memberi pemberitahuan jika tidak ada aturan yang dapat diterapkan.
Akibat: Sistem memberi tahu pengguna bahwa tidak ada aturan yang bisa digunakan untuk masalah tersebut.
Solusi: Pengguna atau pengembang dapat memperbarui aturan atau menambah data untuk memperbaiki kinerja sistem di masa mendatang.
5. Strategi Penalaran Alternatif
Kondisi: Dalam beberapa sistem canggih, jika aturan tidak dapat diterapkan, sistem dapat beralih ke pendekatan penalaran lain, seperti penalaran berbasis kasus (CBR) atau penalaran berbasis probabilitas, untuk mengatasi situasi tersebut.
Akibat: Sistem mungkin menggunakan metode lain untuk menyelesaikan masalah jika aturan berbasis logika tidak dapat diterapkan.
Solusi: Sistem dilengkapi dengan berbagai metode untuk menangani kasus yang tidak tercakup oleh aturan yang ada.
1. Proses Inferensi Terhenti
Kondisi: Jika tidak ada aturan yang cocok dengan fakta yang ada, proses inferensi akan berhenti karena tidak ada langkah lanjutan yang dapat diambil.
Akibat: Sistem tidak dapat menghasilkan keputusan atau kesimpulan.
Solusi: Banyak sistem dilengkapi dengan mekanisme untuk mengatasi situasi ini, seperti memberikan pesan kesalahan atau meminta input tambahan dari pengguna agar aturan yang sesuai bisa ditemukan.
2. Proses Inferensi Menunggu Fakta Baru
Kondisi: Dalam beberapa kasus, sistem berbasis aturan akan menunggu data atau informasi tambahan sebelum melanjutkan inferensi, jika tidak ada aturan yang sesuai dengan fakta yang ada.
Akibat: Proses inferensi tidak bisa dilanjutkan sampai data baru dimasukkan.
Solusi: Pengguna atau sistem akan diminta memberikan informasi lebih lanjut agar aturan yang relevan bisa diterapkan.
3. Penggunaan Aturan Default
Kondisi: Beberapa sistem berbasis aturan menggunakan aturan default sebagai cadangan ketika tidak ada aturan yang sesuai dengan fakta. Aturan ini memberikan solusi sementara yang bersifat umum dan berlaku dalam banyak situasi.
Akibat: Sistem memberikan solusi berdasarkan aturan default, meskipun mungkin kurang tepat untuk kasus yang spesifik.
Solusi: Aturan default memberikan solusi sementara, meskipun tidak selalu sesuai dengan konteks yang lebih spesifik.
4. Penanganan Kesalahan atau Pemberitahuan
Kondisi: Banyak sistem berbasis aturan dilengkapi dengan mekanisme penanganan kesalahan, yang memberi pemberitahuan jika tidak ada aturan yang dapat diterapkan.
Akibat: Sistem memberi tahu pengguna bahwa tidak ada aturan yang bisa digunakan untuk masalah tersebut.
Solusi: Pengguna atau pengembang dapat memperbarui aturan atau menambah data untuk memperbaiki kinerja sistem di masa mendatang.
5. Strategi Penalaran Alternatif
Kondisi: Dalam beberapa sistem canggih, jika aturan tidak dapat diterapkan, sistem dapat beralih ke pendekatan penalaran lain, seperti penalaran berbasis kasus (CBR) atau penalaran berbasis probabilitas, untuk mengatasi situasi tersebut.
Akibat: Sistem mungkin menggunakan metode lain untuk menyelesaikan masalah jika aturan berbasis logika tidak dapat diterapkan.
Solusi: Sistem dilengkapi dengan berbagai metode untuk menangani kasus yang tidak tercakup oleh aturan yang ada.