Penalaran berdasarkan aturan dalam kecerdasan buatan adalah metode penalaran dengan menerapkan aturan- aturan ke dalam dasar pengetahuan yang direpresentasikan dengan IF-THEN. Bentuk IF-THEN digunakan ketika telah diketahui sebelumnya dari ahli, pakar, atau pedoman yang telah disepakati bersama.
bagaimana sistem berbasis aturan bekerja
Sistem berbasis aturan dalam AI menggunakan aturan IF-THEN untuk menjalankan tindakan berdasarkan pemicu tertentu. Misalnya, jika email berisi kata faktur, maka email diteruskan ke tim keuangan. Setiap tindakan memerlukan aturan khusus, dan aturan baru perlu ditambahkan untuk tindakan baru. Sistem menjalankan aturan ini hingga diperintahkan berhenti.
- Basis Pengetahuan (Knowledge Base): Berisi aturan-aturan IF-THEN.
- Mesin Inferensi (Inference Engine): Mencocokkan fakta dengan aturan yang ada untuk mencapai kesimpulan. Dua pendekatan yang umum:
- Chaining: Mulai dari fakta menuju kesimpulan.
- Backward Chaining: Mulai dari kesimpulan atau hipotesis, lalu mencari fakta pendukung.
Case-based reasoning (CBR) adalah adalah melakukan adaptasi solusi yang pernah digunakan untuk memecahkan masalah lama dan menggunakan lagi solusi tersebut untuk masalah baru yang serupa.
CBR bekerja dalam empat langkah:
- Retrieve: memperoleh/ mengambil kembali kasus-kasus yang paling mirip atau sama
- Reuse: menggunakan kembali informasi dan pengetahuan dari kasus tersebut untuk memecahkan permasalahan yang baru.
- Revise: meninjau kembali atau memperbaiki usulan solusi yang diberikan.
- Retain: menyimpan atau mendalami bagian-bagian dari pengalaman sebelumnya yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang.
Referensi:
- Engati. (nd). Sistem Berbasis Aturan . Diakses pada https://www.engati.com/glossary/rule-based-system .
- Repositori Darmajaya. (nd). Bab II . Diakses pada http://repo.darmajaya.ac.id/1402/3/BAB%20II%20%20FIX.pdf .
- Binus Malang. (2022, Maret). Metode Case-Based Reasoning (CBR). Diakses pada https://binus.ac.id/malang/2022/03/metode-case-base-reasoning-cbr/.