Apakah ada kesalahan dalam pengulangan atau pengurangan kata yang menyebabkan kalimat menjadi ambigu?
Kadang-kadang, dalam kalimat majemuk, kesalahan bisa terjadi jika kata atau frasa yang diulang-ulang tidak relevan, atau informasi dalam klausa pertama tidak diturunkan dengan jelas ke klausa kedua.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu
Saya Rahmania Azzahra izin menjawab pertanyaan dari saudari Lidia Saputri.
Jawabannya:
Tentu saja ada, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor di bawah ini.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya ambiguitas dalam bahasa, di antaranya:
1. Polisemi – Polisemi adalah kondisi di mana satu kata memiliki banyak makna yang berbeda. Contohnya kata “kepala” bisa berarti bagian tubuh di atas leher atau pemimpin.
2. Homonim – Homonim adalah kata-kata yang memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tapi maknanya berbeda. Misalnya kata “apel” bisa berarti buah apel atau datang menghadap.
3. Struktur kalimat yang ambigu – Ambiguitas juga bisa timbul dari struktur kalimat yang tidak jelas atau membingungkan. Contohnya “Anak istri pak lurah cantik sekali”. Kalimat ini ambigu karena bisa berarti anaknya pak lurah yang cantik atau istrinya.
4. Penggunaan kata ganti – Kata ganti seperti “dia”, “mereka”, “itu” yang tidak jelas acuannya juga bisa menimbulkan ambiguitas.
Konteks yang tidak lengkap – Ambiguitas bisa terjadi jika konteks dari suatu pernyataan tidak lengkap sehingga menimbulkan penafsiran ganda.
terima kasih,
wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu
Saya Rahmania Azzahra izin menjawab pertanyaan dari saudari Lidia Saputri.
Jawabannya:
Tentu saja ada, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor di bawah ini.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya ambiguitas dalam bahasa, di antaranya:
1. Polisemi – Polisemi adalah kondisi di mana satu kata memiliki banyak makna yang berbeda. Contohnya kata “kepala” bisa berarti bagian tubuh di atas leher atau pemimpin.
2. Homonim – Homonim adalah kata-kata yang memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tapi maknanya berbeda. Misalnya kata “apel” bisa berarti buah apel atau datang menghadap.
3. Struktur kalimat yang ambigu – Ambiguitas juga bisa timbul dari struktur kalimat yang tidak jelas atau membingungkan. Contohnya “Anak istri pak lurah cantik sekali”. Kalimat ini ambigu karena bisa berarti anaknya pak lurah yang cantik atau istrinya.
4. Penggunaan kata ganti – Kata ganti seperti “dia”, “mereka”, “itu” yang tidak jelas acuannya juga bisa menimbulkan ambiguitas.
Konteks yang tidak lengkap – Ambiguitas bisa terjadi jika konteks dari suatu pernyataan tidak lengkap sehingga menimbulkan penafsiran ganda.
terima kasih,
wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu