Ni Made Dewi Purnama Sari
202221121004
Univ. Warmadewa
Mohon ijin menambahkan pendapat dari teman saya (Erlangga ramawijaya) mengenai kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan, menurut saya banyak masyarakat yang masih lebih fokus pada kebutuhan jangka pendek dan kurang memperhatikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan sumber daya alam. Kedua, terbatasnya akses terhadap sumber daya dan teknologi juga menghambat pengembangan potensi desa. Desa-desa, terutama yang berada di daerah terpencil, sering kali kesulitan mendapatkan teknologi yang ramah lingkungan dan efisien untuk meningkatkan produktivitas tanpa merusak alam. Selain itu, rendahnya kapasitas sumber daya manusia di desa, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun kemampuan manajerial, juga menjadi tantangan besar dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Tanpa peningkatan kapasitas, usaha pemberdayaan masyarakat tidak akan dapat berjalan optimal. Terakhir, adanya konflik kepentingan antara pelestarian lingkungan dan kebutuhan ekonomi sering kali memicu ketegangan dalam pengambilan keputusan. Masyarakat yang bergantung pada sektor-sektor yang berisiko merusak lingkungan, seperti pertanian intensif atau eksploitasi sumber daya alam, sering kali merasa terancam dengan kebijakan-kebijakan yang menekankan keberlanjutan ekologi, yang dianggap dapat mengurangi penghasilan mereka. Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif yang melibatkan seluruh pihak, dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta, dalam menciptakan sinergi antara pemberdayaan masyarakat dan pelestarian ekosistem secara berkelanjutan.
202221121004
Univ. Warmadewa
Mohon ijin menambahkan pendapat dari teman saya (Erlangga ramawijaya) mengenai kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan, menurut saya banyak masyarakat yang masih lebih fokus pada kebutuhan jangka pendek dan kurang memperhatikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan sumber daya alam. Kedua, terbatasnya akses terhadap sumber daya dan teknologi juga menghambat pengembangan potensi desa. Desa-desa, terutama yang berada di daerah terpencil, sering kali kesulitan mendapatkan teknologi yang ramah lingkungan dan efisien untuk meningkatkan produktivitas tanpa merusak alam. Selain itu, rendahnya kapasitas sumber daya manusia di desa, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun kemampuan manajerial, juga menjadi tantangan besar dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Tanpa peningkatan kapasitas, usaha pemberdayaan masyarakat tidak akan dapat berjalan optimal. Terakhir, adanya konflik kepentingan antara pelestarian lingkungan dan kebutuhan ekonomi sering kali memicu ketegangan dalam pengambilan keputusan. Masyarakat yang bergantung pada sektor-sektor yang berisiko merusak lingkungan, seperti pertanian intensif atau eksploitasi sumber daya alam, sering kali merasa terancam dengan kebijakan-kebijakan yang menekankan keberlanjutan ekologi, yang dianggap dapat mengurangi penghasilan mereka. Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif yang melibatkan seluruh pihak, dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta, dalam menciptakan sinergi antara pemberdayaan masyarakat dan pelestarian ekosistem secara berkelanjutan.
Sekian dan Terimakasih