Mengembangkan potensi desa berbasis pemberdayaan masyarakat dan ekologi menghadapi beberapa tantangan utama, antara lain:
1. Keterbatasan Sumber Daya dan Infrastruktur: Banyak desa memiliki keterbatasan dalam hal akses ke sumber daya alam, teknologi, dan infrastruktur dasar seperti listrik, air bersih, dan transportasi. Tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, proses pemberdayaan dan pengelolaan ekologi menjadi lebih sulit.
Solusi: Pengembangan infrastruktur secara kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat setempat. Misalnya, melibatkan komunitas dalam pembangunan fasilitas yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal.
2. Kurangnya Pengetahuan dan Keterampilan: Banyak masyarakat desa yang belum memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam mengelola potensi lokal secara berkelanjutan. Pendidikan dan pelatihan yang kurang membuat mereka sulit mengadopsi pendekatan ekologi yang ramah lingkungan.
Solusi: Mengadakan program pelatihan dan edukasi yang melibatkan akademisi, organisasi non-pemerintah (LSM), dan pakar yang fokus pada pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi desa.
3. Keterbatasan Akses ke Pasar: Petani atau pengusaha desa sering kali mengalami kesulitan dalam memasarkan produk mereka, terutama produk yang berbasis ekologi dan ramah lingkungan. Hal ini menghambat daya saing dan pengembangan ekonomi desa.
Solusi: Membentuk kemitraan dengan perusahaan yang memiliki pasar lebih luas dan membangun jaringan pemasaran berbasis komunitas, serta memanfaatkan platform digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dukungan dari pemerintah dalam hal regulasi pasar dan fasilitasi distribusi juga penting.
Kolaborasi merupakan sebuah jalan keluar dalam tantangan dalam mengembangkan potensi desa. Pemberdayaan desa harus melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, masyarakat desa, dan akademisi. Kolaborasi ini bisa mencakup berbagai bentuk seperti:
Penyusunan kebijakan inklusif yang memperhatikan kebutuhan ekologi dan ekonomi desa.
Penyediaan pendanaan bersama dari berbagai pihak (misalnya pemerintah, swasta, dan lembaga internasional) untuk mendukung proyek berbasis ekologi.
Pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara desa dan pihak yang lebih berpengalaman dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.