Forum Diskusi 3: Perencanaan Proyek

Perencanaan Proyek Kutai Timur

Perencanaan Proyek Kutai Timur

by EGI DINA AULIA -
Number of replies: 0

Pengentasan dinamika kemiskinan di Kabupaten Kutai Timur tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga diperlukan dukungan dan komitmen dari berbagai pihak. Berbagai regulasi maupun program pengentasan kemiskinan telah dirancang untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah program 50 juta/rt sebagai modal untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (prokutim, 2020). Namun, fakta dilapangan menunjukan bahwa penanganan kemiskinan cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Upaya penanganan kemiskinan akan jauh lebih efektif bilamana program yang sudah tersusun dapat terlaksana secara sinergis dan konsisten. Salah satu solusi paling strategis untuk model regulasi peningkatan kesejahteraan yang meliputi program pemberdayaan masyarakat fakir miskin dirasa cukup ampuh untuk menekan angka kemiskinan yang ada (Baharuddin, 2018). Program pemberdayaan fakir miskin dimulai dengan pemanfaatan sumber daya sekitar, seperti budidaya larva lalat black soldier fly. Budidaya larva lalat black soldier fly atau selanjutnya disebut maggot dapat menjadi program pemberdayaan fakir miskin berbasis social entrepreneur. Selanjutnya, kewirausahaan sosial melalui budidaya maggot berpotensi dilaksanakan secara berkelanjutan. Hal ini karena produksi sampah di kutai timur yang mencapai 70ton/perhari bisa menjadi bahan baku utama untuk terus melanjutkan budidaya maggot.Hasil budidaya maggot dapat meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat fakir miskin karena produk budidaya mempunyai nilai jual yang cukup tinggi di pasaran kelompok peternak. Selain dari bibit maggot yang mudah didapat, proses perkembangbiakannya memerlukan waktu yang cukup singkat sehingga dalam satu minggu proses panen dapat dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali.