Ikutilah forum diskusi untuk memperdalam pemahaman Anda!
Burberry Bakar Produk Tak Laku Senilai Rp529 Miliar
Christina Andhika Setyanti, CNN Indonesia | Jumat, 20/07/2018 11:05 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Fesyen
adalah bisnis yang berubah-ubah. Tak cuma itu, menurut Burberry bisnis ini juga
dianggap sebagai bisnis yang sangat boros.
Boros dan kesia-siaan dalam bisnis fesyen ini terbukti lewat pembakaran produk
yang tak diinginkan dari label fesyen mewah tersebut selama setahun terakhir.
Produk yang dibakar ini bahkan bernilai setidaknya lebih dari 28 juta
poundsterling (Rp529 miliar).
Harga ini sebanding dengan harga 20 ribu trench coat yang menjadi ciri khasnya
selama ini.
Setidaknya selama lima tahun terakhir, ada sekitar 90 juta produk Burberry yang
dihancurkan.
Mengutip The Times, Burberry
juga dinilai semakin buruk untuk mengolah limbahnya. Nilai limbahnya bahkan
naik 50 persen dalam dua tahun. Faktanya juga nilai ini hampir enam kali lipat
lebih besar dari 2013 lalu.
Pertanyaan pun muncul, mengapa Burberry tak menjual produk tersebut dengan
memberikan sale tapi malah dibakar?
Burberry dan label-label busana mewah lainnya menghancurkan produk mereka yang
tak diinginkan untuk melindungi kekayaan intelektual dan juga nilai brand
mereka. Para desainer dari label mewah itu tak ingin produknya dipakai oleh
'orang yang salah' pascamuncul ke pasar tak resmi dengan harga miring.
Mereka mengungkapkan bahwa hal ini merupakan praktik yang umum di industri
ritel.
Risiko
lingkungan
Proses pembakaran produk sisa ini tak dimungkiri akan menimbulkan kontroversi
di antara para pecinta lingkungan.
Label kelas atas ini mengaku bahwa stok produk yang tak diinginkan itu dibakar
habis dengan incinerator khusus yang bisa mengolah energi dari
proses pembakaran.
"Burberry memiliki proses yang hati-hati untuk meminimalisir jumlah sisa
produk. Ketika ada produk sisa yang dibuang, kami membuangnya dengan cara yang
bertanggung jawab dan mencari cara untuk mengurangi dan menilai kembali sampah
itu," kata juru bicara Burberry dikutip dari New York Post.
Tahun lalu, stok produk yang tak terjual di H&M juga dibakar. Pembakaran
produk ini diolah menjadi bahan bakar. Vasteras, sebuah kota kecil di Swedia
menjadi 'penampung' pembakaran 15 ton produk sisa H&M untuk menghidupi
kota.
Produk tersebut dikirim ke stasiun pembangkit listrik di kota tersebut.
Richemont, perusahaan pemilik merek Cartier dan Montblanc mengaku sudah
menghancurkan banyak jam tangan dalam dua tahun terakhir. Nilainya pun mencapai
400 juta poundsterling atau Rp Rp7,5 triliun.
Proses ini juga dilakukan oleh Louis Vuitton yang menjual tas yang tak terjual.
Namun ada jalan lain kecuali pembakaran. Salah satu brand kelas atas Temperley
mengungkapkan bahwa mereka lebih memilih untuk menyumbangkan pakaian yang tak
layak ke badan amal atau menjualnya di gerai-gerai dengan diskon besar. (chs)
Topik diskusi:
Diskusikan bagaimana dampak dari tindakan ektrim ini terhadap nilai dari produk-produk Burberry