B. Konsep dan Aplikasi Multimedia

Tujuan pendidikan diantaranya mengoptimalkan kemampuan pembelajar dan membantu mengembangkan kemampuan yang sempurna secara fisik, intelektual, dan emosi. Perkembangan media akhir-akhir ini sangat menakjubkan dengan kemunculan teknologi multimedia. Namun, perlu disadari bahwa tidak ada satupun media yang sempurna dan dapat memenuhi semua keperluan yang diinginkan, sehingga tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan lingkungan menjadi media yang dapat mengoptimalkan kemampuan. Penggunaan teknologi multimedia merupakan alternatif yang tepat saat ini karena multimedia dapat menyentuh seluruh media yang diperlukan pendidikan.

Teknologi multimedia berkaitan dengan berbagai media, seperti, teks, suara, gambar, animasi, dan video dalam satu software (Jacobs, 1992). Perkembangan multimedia diawali dengan penyebaran CD-ROM pada kurun waktu 1980-an yang berisikan musik dan basis data berupa hyperteks untuk keperluan menyimpan dan penyebaran informasi. Kini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menjadikan teknologi multimedia dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan. Peranan teknologi semakin oleh berbagai bidang termasuk pendidikan. Teknologi dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan, sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik dan bermakna. Yelland, n.et.all. (1997) mengatakan bahwa teknologi dapat memberi kesempatan kepada pembelajar untuk meningkatkan proses belajar.

Multimedia dapat digunakan sebagai media pendidikan yang dapat diandalkan. Dibandingkan dengan media-media lain, multimedia mempunyai berbagai kelebihan berbanding dengan media-media lainnya. Multimedia mampu merangkum berbagai media , seperti, teks, gambar, suara, grafik, dan animasi dalam satu sajian digital. Multimedia dianggap sebagai media pembelajaran yang menarik berdasarkan upaya yang menyentuh  berbagai panca indra: penglihatan, pendengaran, dan sentuhan. Menurut Schade (Hoogeven 1995) “multimedia inproves sensory stimulation , partyculary due to the inclusion of interactivity”. Penelitian Schade ini telah memperlihatkan bahwa daya ingat bagi orang yang membaca sendiri adalah yang terendah (1%). Daya ingat ini bisa ditingkatkan sehingga (25%-30%) dengan adanya alat bantuan pembelajaran lain seperti, televisi. Metode pembelajaran bisa lebih menarik dan memberikan ransangan apabila tiga dimensi (3D) digunakan. Kajian Schade telah menjadikan penggunaan tayangan 3D dapat meningkatkan ingatan sebanyak 60%. Multimedia juga memiliki kemampuan menampilkan konsep 3D dengan menarik, sekiranya kurikulum pembelajarab dapat dirancang secara sistematik, komuniktif, dan interaktif sepanjang proses pembelajaran. Adapun pendapat dari DeVoogd & Kritt (1997) mengatakan multimedia tidak mengajar secara langsung, namun hanya sebagai alat bantu atau alat peraga, sebab yang mengajar tetap saja pengajar. Berbeda dengan pendapat Saloman (1979) menyatakan bahwa perbedaan media akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Sebaliknya, jika pembelajar tidak memahami dan tidak terampil, maka media tersebut bukannya untuk mempermudah bahkan mungkin akan menghambat keberhasilan.