F. Mengembangkan Instructional Design pada Pembelajaran dengan Multimedia

Jolife  et. Al (2000), menjelaskan bahwa pada level mikro, maka pengembangan instructional strategi terfokus pada pengembangan strategi pembeajaran untuk sebuah pokok/topic pembelajaran. Pada level makro, maka mencakup semua strategi pembelajaran untuk semua even pembelajaran. Untuk merealisasikan model media terhadap dua level tersebut, maka lebih jauh Jolife menguraikan tahapan pengembangan pada kedua level tersebut, yaitu:

Micro level, pada level ini dilakukan lima langkah pendekatan, antara lain: 1) pre-instructional activities, 2) information presentation, 3) activation of learning, 4) follow-up, 5)remediation.

Macro level, pada level ini berbagai tipe pembelajaran yang berbeda yang disesuaikan makro materi ajar yang akan dikembangkan.

Suatu media interaktif yang dikembangkan harus memenuhi beberapa kriteria. Thorn (2006) mengajukan enak kriteria untuk menilai multimedia interaktif, yaitu:

  • Kemudahan navigasi. Sebuah CD interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar dapat mempelajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang media.
  • Kandungan kognisi. Dalam arti adanya kandungan pengetahuan yang jelas.
  • Presentasi informasi yang digunakan utnuk menilai isi dan program CD interaktif itu sendiri.
  • Integrasi media, dimana media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan
  • Artistic dan estetika. Untuk menarik minat belajar, maka program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang baik.
  • Fungsi secara keseluruhan, demgan kata lain program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar.

Newby (2000) menggambarkan proses pengembangan suatu instructional media berbasis multimedia dilakukan dalam empat tahapan dasar, antara lain:

a.       Planning, berkaitan dengan perencanaan data mediaberdasarkan kurikulum dan tujuan pembelajaran

b.      Instructional design, perencanaan direalisasikan dalam bentuk rancangan

c.       Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk purwarupa

Test, purwarupa yang dihasilkan kemudian diujicobakan, uji coba dilakukan untuk menguji reliabilitas, validitas, dan objektifitas media.