Sitasi dan Plagiasi

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

Pekan lalu kita belajar teknik memulai karya ilmiah, saya mengharapkan anda telah memahami teknik menulis dengan mudah dan mengalir menggunakan bantuan outline. Hal ini perlu sebab final tes mata kuliah ini adalah produk proposal PKM. Jika proposalnya disusun dengan baik tentu nilainya akan tinggi pula.

Berkaitan dengan itu, selain tata bahasa dan ragam bahasa yang digunakan, karya tulis ilmiah yang baik juga harus bebas dari plagiarisme dan menyatakan dengan jelas sumber referensi yang digunakan dalam proposal tersebut. Inilah materi yang akan kita bahas pada pekan ini.

Penggunaan teknik parafrase sangat diperlukan untuk menghindari plagiarisme. Parafrase adalah teknik menulis ulang ide atau gagasan orang lain dengan kata-kata sendiri sehingga gagasan tersebut tampil dalam bentuk kalimat yang sama sekali berbeda dengan sumber asalnya. Namun tentu dengan tetap tidak mengubah esensi dari ide atau gagasan yang disitasi tersebut.

Parafrase merupakan cara legal dan sah untuk meminjam gagasan orang lain. Ini berbeda dengan praktik copy-paste (jiplak) yang jelas-jelas merupakan kutipan langsung dari gagasan orang lain. Kutipan langsung sangat berpotensi menjadi praktik plagiarisme jika jumlahnya melebihi 20 persen dari total kata yang terdapat dalam karya tulis ilmiah. Bahkan meski jika kutipan itu menyatakan dengan jelas sumber kutipan tersebut.

Pasalnya, aplikasi pendeteksi plagiarisme seperti Turnitin dkk hanya menghitung susunan kata yang sama dari satu dokumen terhadap sumber-sumber online. Aplikasi pendeteksi plagiarism tidak mempertimbangkan apakah susunan kalimat tersebut mencantumkan sitasi atau tidak.

Karenanya banyak karya ilmiah, utamanya skripsi dan thesis yang diduga plagiat oleh aplikasi pendeteksi karena kutipan langsungnya melebihi 20 persen.

Parafrase berbeda dengan ringkasan. Ringkasan seringkali sama dengan naskah asli. Atau dengan kata lain merupakan rangkaian kalimat yang dicopot dari berbagai kalimat inti dalam sebuah naskah. Contohnya adalah abstrak.

Sementara paraprafe merupakan aktifitas yang berbeda dengan meringkas. Parafrase tidak mencopot beberapa kalimat inti lalu merangkainya menjadi paragraf. Parafrase justru menulis ulang kalimat inti tersebut dengan kalimat yang sama sekali berbeda namun maknanya tetap sama.

Hal ini penting sebab, menurut Booth, Colomb dan Williams (2003: hlm 203), banyak penulis yang tidak sadar melakukan plagiasi ketika melakukan parafrase. Pasalnya, mereka tidak bisa membedakan aktivitas parafrase dan meringkas. Parafrase yang terlalu mirip dengan naskah sumber (ringkasan) adalah bentuk plagiasi. Bahkan jika penulis tidak bermaksud demikian (tidak sengaja) dan sumber pustakanya pun ditulis dengan jelas.

It is trickier to define plagiarism when you summarize or paraphrase. They are not the same, but they blend so seamlessly that you may not be aware when you drift from summary into paraphrase, then across the line into plagiarism. No matter your intention, close paraphrase may count as plagiarism, even when you cite the source.

Lebih rumit mendefinisikan plagiarime ketika anda merangkum atau memparafrasekan. Keduanya tidaklah sama, tapi keduanya berbaur dengan mulus sehingga anda tidak menyadari ketika anda beralih dari rangkuman ke parafrase, lalu melewati batas menuju plagiarisme. Apapun tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dapat dianggap sebagai plagiasime, bahkan meski anda menyebut sumbernya.

(Booth, Colomb & Williams: The Craft of Research-second edition, 2003 p. 203)

 

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan parafrase adalah tuliskan sumber gagasan tersebut. Parafrase yang tidak menyebutkan sumber asalnya, tetap merupakan praktik plagiarisme. Sebab plagiasi bukan hanya sebatas pada tatanan kata atau kalimat, tapi termasuk juga ide/gagasan.

Jangan berharap melakukan parafrase lalu menyebut ide tersebut sebagai murni ide anda. Itu tak ada bedanya dengan teknik copy-paste-edit. Teknik plagiasi yang paling sering digunakan mahasiswa dalam menyusun skripsi atau makalah.

Tugas video presentasi yang kalian lakukan selama ini sebenarnya bertujuan untuk melatih anda melakukan parafrase secara lisan. 

Selanjutnya untuk belajar teknik parafrase, silahkan baca materi dari pranala berikut:

 

http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_5AJ0390414.pdf

 

http://repository.uin-malang.ac.id/2272/2/2272.pdf

 

https://dosen.perbanas.id/bagaimana-memparafrasa-paraphrase/

 

Kemudian bacalah materi tentang cara mensintesis beberapa ide/gagasan menjadi sebuah satu kalimat baru dari pranala berikut ini:

 

https://osf.io/preprints/inarxiv/fxnha/

 

Adakah cara mudah melakukan sitasi serta menyajikan referensinya di daftar pustaka? Yah tentu saja ada. Yakni dengan memanfaatkan bantuan teknologi citation manager. Microsoft Word sebenarnya sudah menyajikan fitur ini, namun berdasarkan pengalaman banyak orang, mengunakan aplikasi Mendeley jauh lebih mudah ketimbang fitur bawaan Microsoft Word.

Tonton video youtube berikut ini mengenai cara menggunakan aplikasi Mendeley.

 

 

 

Demikian kelas kita pekan ini, semoga bermanfaat dan sukses selalu.


آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ 

وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ