Kegiatan Belajar 1
Melalui aktifitas pembelajaran ini, Anda akan mempelajari materi melalui berbagai media pembelajaran yang telah disediakan.
Uraian Materi
Hakekat organisasi makhluk hidup (individu populasi, komunitas, ekosistem).
Pengantar
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dan lingkungannya, baik biotik (makhluk hidup ) maupun abiotik (benda - benda mati). Dalam ekologi kita mempelajari makhluk - makhluk hidup itu sebagai suatu kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Di dalam lingkungan hidup ini terdapat saling hubungan antar komponennya dan membentuk ekosistem.
Untuk mempelajari ekologi, para akhli ekologi terlebih dahulu mengedepankan pemahaman tentang organisasi alam dalam tiga tingkatan, antara lain :
- Populasi
- Komunitas
- Ekosistem
Mereka menganalisa struktur, aktivitas dan perubahan yang terjadi di dalam dan diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di lapangan, mempelajari cara kerja alam. Mereka sering berada di wilayah yang terisolasi seperti di sebuah kepulauan dimana hubungan antara tanaman dan binatang mungkin lebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Hal ini dilakukan agar mereka menjadi lebih mudah dalam memecahkan masalah yang terkait dengan cara pengendalian dampak masalah perubahan lingkungan tersebut.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip - prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metode pendekatan secara menyeluruh pada komponen - komponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Maka ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
Berikut ini, anda pelajari ruang lingkup prinsip ekologi tersebut satu persatu, apakah anda sudah tahu perbedaan secara konseptual tentang tingkatan populasi, komunitas dan ekosistem ? apa yang dimaksud dengan tingkatan organisasi kehidupan ?
Dalam pembahasan prinsip ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan komponen penyusunannya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekologi, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan - tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan - tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut. Anda Perhatikan ganbar berikut !
Gambar 1.1 Tingkatan organisasi makhluk hidup
Guna memperoleh pemahaman tentang tingkatan organisasi makhluk hidup, anda perhatikan uraian berikut ini :
a. Individu
Untuk lebih jelasnya, marilah kita bahas individu dalam keseharian. Anda tentu pernah melihat seekor kucing sedang tiduran, seorang anak sedang berlarian atau sebatang pohon rambutan tumbuh di pekarangan. Apa yang Anda lihat tersebut adalah satu makhluk hidup. Satu makhluk hidup yang Anda lihat itu disebut individu. Jadi Anda menyebut Anda sendiri sebagai individu, demikian juga tiap sebatang pohon pisang dalam rumpunnya. Tentu Anda dapat mengamati dengan jelas setiap jenis individu, Anda dapat menghitung banyaknya individu dalam kelompoknya.
Bagaimana membedakan individu dalam satu kelompok ? Kita kadang - kadang agak sukar untuk menentukan individu dari satu kelompok organisme. Misalnya memisahkan individu rumput pada lapangan rumput, individu binatang pada binatang karang, begitu pula dengan memisahkan sebatang pohon kunyit dari rumpunnya.
Pernahkah Anda menanam ubi kayu dengan steknya? Potongan ubi kayu itu akan tumbuh menjadi individu baru. Telur burung berasal dari induk burung betina dapat menetas dan menghasilkan individu burung. Oleh sebab itu, prinsip bahwa individu selalu bersifat tunggal.
b. Populasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua badak di Ujung Kulon membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon Jati yang ada di sekitarnya. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
Apakah faktor yang mentukan populasi ? Benar, faktor-faktor yang menentukan diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit. Apakah yang menetukan jumlah populasi ? Benar, jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi pertumbuhan populasi tersebut.
Apa saja faktor yang dapat merubah populasi ? Benar, kadangkala perubahan disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh di beberapa wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun secara tajam.
Tahukah Anda apakah yang dimaksud dengan kepadatan populasi? Kepadatan populasi adalah besarnya populasi dalam hubungannya dengan satuan ruang. Umumnya dinyatakan dalam jumlah individu, atau biomassa perencanaan satuan luas atau volume.
Agar bagi Anda lebih jelas, maka akan diberikan beberapa contoh tentang konsep kepadatan populasi, misalnya 40 mahasiswa S1 PGSD per kelas yang luasnya 56 meter persegi, 100 pohon mangga per hektar, 50 ekor ikan mas per meter persegi kolam, dan atau 200 kambing per hektar. Kadang - kadang bagi kita lebih penting untuk mengetahui apakah suatu populasi sedang berkurang atau bertambah (sedang mengalami perubahan atau tidak), misalnya jumlah ayam yang ada di pekarangan per jam. Kepadatan populasi juga mempengaruhi komunitas atau ekosistem, di samping jenis organismenya.
c. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon Jati adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Pangandaran. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.
Apakah yang menyebabkan terjadinya perubahan komunitas ? Benar, perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah. Perubahan- perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas. Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang relatip stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun.
Apakah suksesi ekologi ? Benar, biasanya terjadi ketika komunitas tersebut berubah, singkatnya perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah.
d. Ekosistem
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor, dan omnivor), dan dekomposer atau pengurai (mikroorganisme). Coba carilah oleh Anda, contoh - contoh ekosistem yang terdapat di alam ini. Konsep mengenai ekosistem akan dibahas secara khusus dibagian ekosistem.
1. Ekosistem Alam
Ekosistem adalah kesatuan dari komunitas atau satuan fungsional dari makhluk hidup dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Dalam ekosistem itulah makhluk - makhluk hidup saling berinteraksi baik di antara makhluk - makhluk hidup itu satu sama lain maupun dengan lingkungannya. Pengaruh lingkungan terhadap makhluk - makhluk yang hidup di sana disebut sebagai aksi, sebaliknya makhluk - makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi. Pengaruh makhluk hidup yang satu terhadap yang lainnya disebut sebagai koakasi.
Contoh dari ekosistem misalnya hutan, kolam, danau, padang rumput, akuarium yang baik dan sebagainya. Dalam mempelajari ekosistem ini kita harus melihatnya sebagai suatu kesatuan, suatu sistem yang meliputi faktor - faktor lingkungan dan makhluk - makhluk yang hidup di dalamnya. Jadi suatu ekosistem secara fungsionil mempunyai dua komponen. Yang pertama adalah komponen abiotik, yaitu bagian - bagian yang tak hidup. Yang kedua adalah komponen biotik yaitu seluruh makhluk - makhluk hidup yang hidup di sana.
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor, dan omnivor), dan dekomposer atau pengurai (mikroorganisme). Semua ekosistem yang ada di alam dan menempati lingkungan cocok dengan habitatnya inilah sebenarnya yang dimaksud dengan biosfer. Coba anda perhatikan pembahasan tentang biosfer berikut ini.
a. Biosfer
Semua ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, dengan istilah substrat.
Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam niche (nisia) nya organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat gambaran antara habitat dan niche (nisia) sebagai berikut :
Tiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat hidup yang tertentu, dengan keadaan - keadaan tertentu. Misalnya kecebong, hidup di air yang tergenang, tidak terlalu keruh dan terdapat tumbuh - tumbuhan air. Sehingga kalau kita ingin mencari kecebong kita harus mencarinya pada tempat seperti itu. Tempat hidup dengan keadaan - keadaan tertentu itulah yang disebut habitat. Kalau boleh kita katakan habitat adalah “alamat” dari suatu makhluk hidup.
Sedangkan niche pengertiannya lebih luas lagi, selain habitatnya menyangkut juga hal tingkah lakunya, kebiasaan makannya dan menduduki tingkat trofik yang mana dalam ekosistemnya. Jadi niche dari kecobong adalah : air yang agak jernih, tergenang, dengan tumbuhan air, dapat berenang, meskipun lebih senang tinggal di dasar genangan atau menempel pada benda - benda seperti batu atau yang lainnya, dan menempati tingkatan trofik sebagai konsumen primer. Kalau boleh kita katakan niche adalah status fungsionil atau jabatan dari suatu makhluk hidup dalam ekosistem.
Dalam suatu ekosistem biasanya tiap jenis makhluk hidup mempunyai niche tersendiri. Dua jenis makhluk hidup mungkin mempunyai habitat yang sama, tapi niche yang berbeda. Misalnya siput air dan kecebong menempati habitat yang sama, ialah genangan air jernih dengan tumbuhan air. Sedangkan nichenya berbeda sebab meskipun dua - duanya sebagai konsumen primer, tetapi siput tidak berenang.
Bila dalam suatu ekosistem terdapat dua jenis makhluk hidup yang menempati niche yang sama, akan terjadilah persaingan - persaingan yang hebat, biasanya salah satu jenis akan kalah. Yang kalah akan hilang dari ekosistem. Jadi secara umum dapat dikatakan dua spesies tidak mungkin menempati niche yang sama dalam waktu yang lama dalam suatu ekosistem
b. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia, termasuk kepada faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem anatara lain : suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian, angin dan garis lintang.
Semua faktor lingkungan tersebut di atas mempengaruhi ekosistem termasuk kepada komponen abiotik yang umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk - makhluk hidup, sebagai berikut :
(1) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Buktinya ada jenis - jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b) Sinar matahari
Energi cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c) Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan pelarut zat dalam metabolisma tubuh.
d) Tanah
Tanah merupakan merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur - unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e) Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. Contoh orang yang tinggal di daerah pantai umumnya memiliki kadar Haemoglobine yang rendah, bila dibandingkan dengan orang yang tinggal di pegunungan,
f) Angin
Angin atau udra yang bergerak selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g) Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
c. Faktor Biotik
Semua faktor lingkungan yang hidup, tinggal di lingkungan dan mempengaruhi ekosistem termasuk kepada komponen biotik.
Menurut fungsinya maka komponen biotik yang merupakan semua makhluk hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem dapat dibedakan dalam tiga kelompok utama :
1) Produsen, semua tumbuhan yang memiliki zat hijau daun, merupakan makhluk hidup autotrof yang dapat menghasilkan makanan dari zat - zat anorganik. Umumnya merupakan makhluk - makhluk hidup yang dapat melakukan proses fotosintesa, menempati tingkat trofik pertama.
2) Konsumen, semua organisma yang mendapatkan makanan secara langsung dengan mengkonsumsi produsen. Umumnya merupakan makhluk hidup / hewan sejenis pemakan tumbuhan (herbivora) atau pemakan organisme tingkat trofik 1.
3) Pengurai, semua organisma makhluk hidup yang tugasnya menguraikan jasad organisme yang telah mati untuk diuraikan menjadi bahan anorganik. Kelompok penguarai adalah bakteri pembusuk dan jamur.
2. Kelompok makhluk hidup menurut jenis makanannya
Dalam ekosistem terdapat keragaman makhluk hidup berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsinya. Hal ini juga akan menentukan organisme berdasarkan tingkat trofiknya dalam rantai makanan.
1. Hewan Herbivora, hewan kelompok ini termasuk organisme tingkat trofik ke 2
yang mengkonsumsi organisme tingkat pertama, tingkatan ini diisi oleh hewan pemakan tumbuhan, misal Belalang.
2. Hewan Carnivora, hewan kelompok ini termasuk organisme tingkat trofik ke 3 yang mengkonsumsi organisme tingkat trofik ke 2, tingkat ini diisi oleh hewan pemakan daging atau hewan yang masih dapat dimangsa oleh hewan lain, misal Tikus
3. Hewan Omnivora, hewan kelompok ini termasuk organisme tingkat trofik ke 4 yang mengkonsumsi organisme tingkat trofik ke 3, tingkat ini diisi oleh hewan pemakan organisme tingkat sebelumnya dan tidak dapat dimakan lagi oleh organisma lainnya. Tingkat trofik ini terdiri dari hewan carnivora, seperti Elang, Singa, dan Harimau.
1. Adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan
Pernahkah anda mendengar istilah adaptasi? Benar, adaptasi adalah kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun apakah kita sudah mengetahui arti yang sebenarnya dari adaptasi ? Baiklah, mari kita mulai pembahasannya.
Kanekaragaman makhluk hidup yang ada di alam sesunguhnya merupakan sebuah mekanisma adaptasai terhadap adanya interaksi yang berlangsung di alam. Keberadaan makhluk hidup dalam sebuah lingkungan, bagaimanapun memerlukan proses adaptasi, karena alam akan melakukan seleksi terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya, ini menjadi sebuah hukum alam yang tidak bisa dihindari.
Pengertian Adaptasi, adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Setiap lingkungan dibumi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penyesuaian makhluk hidup ini menyebabkan makhluk hidup memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda pula pada tiap- tiap lingkungannya. Makhluk hidup perlu menyesuaikan diri agar mampu bertahan hidup dalam lingkungannya. Sehingga adaptasi sangat penting dilakukan mahluk hidup agar tidak terjadi kepunahan.
Berdasarkan keterangan bacaan di atas kira-kira menurut anda apa tujuan makhluk hidup melakukan adaptasi ? Benar, adaptasi bertujuan untuk : (a) melindungi diri dari musuh atau pemangsa; (b) untuk memperoleh makanan ; (c) untuk bertahan hidup.
Ada bermacam - macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
a. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh dan struktur tubuh luar makhluk hidup atau alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Adaptasi ini dilakukan untuk menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan kondisi tempat tinggalnya guna mempertahankan dan melangsungkann hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut :
a) Gigi - gigi khusus
Hewan pemakan daging umumnya hewan karnivor beradaptasi melalui empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik - cabik mangsanya.
b) Moncong
Hewan pemakan semut, rayap dan serangga yang merayap di tanah, beradaptasi melalui moncongnya panjang dengan ujung mulut yang kecil, tidak bergigi dengan celah kecil untuk mengisap semut dan lidah yang apat dijulurkan ketika mengkap mangsa. Contoh hewannya Trenggiling.
c) Paruh
Bentuk paruh pada bangsa unggas dapat dibedakan menjadi tipe pemakan biji, pemakan daging, pemakan ikan, dan pengisap madu. Contoh unggas pemakan daging dengan paruh yang kuat dan melengkung ujungnya, tajam, digunakan untuk mencengkram dan mencabik-cabik mangsanya. Bagaimana dengan pemakan ikan, pemakan biji dan lainnya ?
d) Daun
Tumbuhan jenis ini dalam memenuhi kebutuhan Nitrogen beradaptasi dengan memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivor, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan. Contohnya tumbuhan katong semar yang dikenal dengan tumbuhan insectivor.
e) Akar
Akar digunakan tumbuhan untuk mengambil kebutuhan air yang terdapat di dalam tanah. Namun ini akan sangat ditentukan oleh habitat tumbuhannya.
Tumbuhan yang hidup di gurun memiliki akar yang kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Demikian pula dengan tumbuhan di rawa dimana kadar oksigennya minim, maka adaptasinya dengan memiliki akar napas yang dijulurkan ke atas permukaan rawa untuk mengambil oksigen dari udara.
b. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi yaitu penyesuaian fungsi alat tubuh bagian dalam pada makhluk hidup terhadap lingkungannya. Adaptasi ini menyangkut fungsi organ tubuh makhluk hidup serta melibatkan zat-zat tertentu untuk membantu proses metabolisme. Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Yang dimaksud dengan adaptasi fisiologi adalah cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui fungsi kerja pada organ-organ tubuhnya, dengan tujuan supaya dapat bertahan hidup. Jenis adaptasi ini cukup sulit untuk diamati, karena hanya terjadi pada bagian dalam organ tubuh makhluk hidup itu sendiri.
1) Kelenjar bau
Sekresi bau busuk yang dilakukan oleh hewan Musang, dengan menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Hal ini lakukan dalam mengindarkan diri dari musuh-musuhnya.
2) Kantong tinta
Penyemprotan cairan hitam oleh Cumi - cumi dan Gurita karena dalam tubuhnya memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Tinta akan disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi - cumi dan gurita.
3) Punuk Unta
Hewan yang hidup di tempat kering seperti gurun akan mengalami beberapa masalah salah satunya yaitu kesediaan air yang terbatas. Dengan kondisi demikian, maka hewan – hewan tersebut melakukan adaptasi fisiologi yaitu dengan mendapatkan air dari hasil metabolisme makanan yang diperolehnya.
Dengan demikian mereka tetap dapat memperoleh air untuk mencukupi kebutuhan hidup. Adaptasi fisiologi dilakukan oleh unta dengan memiliki kemampuan untuk memetabolisme lemak tubuh menjadi air dan energi. Air ini akan disimpan dalam punuknya.
c. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi Tingkah Laku ialah kegiatan atau tingkah laku hewan yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan untuk membantunya bertahan hidup. Adaptasi tingkah laku bisa berupa hasil belajar ataupun insting/naluri sejak lahir. Contohnya sebagai berikut.
1) Hibernasi, Beberapa hewan pada musim dingin melakukan hibernasi (pura- pura mati atau terlelap) . Tujuan hibernasi untuk menghindari dari cuaca yang sangat dingin, kekurangan makanan (menghemat energi) . Contohnya pada hewan yang melakukan hibernasi , antara lain ular, kura-kura, ikan, bengkarung, tikus, landak dan beruang hitam.
2) Autotomi, Hewan Cecak untuk bertahan hidup dari musuhnya dengan cara memutuskan ekornya.
3) Mamalia yang hidup di air laut, misalnya hewan lumba-lumba dan paus sering muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen di udara dan mengeluarkan air sebagai hasil sampingan dari sebuah proses pernapasannya.
4) Estivasi, Tidur di musim panas disebut dengan estivasi. Tujuannya untuk menghindari cuaca panas yang tinggi dan kekurangan air. Contohnya pada hewan yang melakukan estivasi antara lain kelelawar, tupai dan lemur.