antibiotik, antimikroba, anti fungi, dan anti virus

Antibiotik dan antimikroba

Antimikroba ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba lain. Banyak antibiotik yang dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba.

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik; dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam lima kelompok, yaitu: 

  1. Yang mengganggu metabolisme sel mikroba.
  2. Yang menghambat sintesis dinding sel mikroba.
  3. Yang mengganggu permeabilitas membran sel mikroba.
  4. Yang menghambat sintesis protein sel mikroba
  5. Yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.

Penggunaan terapeutik antimikroba di klinik bertujuan membasmi mikroba penyebab infeksi. Penyakit infeksi dengan gejala klinik ringan, tidak perlu segera mendapatkan antimikroba. Menunda pemberian antimikroba malah memberikan kesempatan terangsangnya mekanisme kekebalan tubuh.

Kloramfenikol adalah antibiotika pertama yang mempunyai efek terhadap rikets. Penggunaannya perlu diawasi dengan memonitor keadaan hematologi karena dapat menyebabkan efek hipersensitivitas (Hadisahputra dan Harahap, 1994).

Kloramfenikol merupakan antibiotik bakteriostatik berspektrum luas yang aktif terhadap organisme-organisme aerobik dan anaerobik gram positif maupun negatif. Sebagian besar bakteri gram positif dihambat pada konsentrasi 1-10 μg/mL, sementara kebanyakan bakteri gram negatif dihambat pada konsentrasi 0,2 - 5 μL/mL. (Katzung, 2004). Spektrum kerja tumpang tindih dengan spektrum tetrasiklin secara luas. Yang perlu digaris bawahi adalah aktivitas yang mencolok terhadap Salmonella (tergolong penyebab tifus dan paratifus) dan difusi jaringan yang baik