antibiotik, antimikroba, anti fungi, dan anti virus

Anti fungi

Antibiotik adalah bahan kimia yang secara alami diproduksi oleh mikroorganisme yang berguna untuk menghambat patogenisitas mikroorganisme lain. Radji (2010) mendefinisikan, antibiotik adalah metabolit yang dihasilkan dari berbagai mikroorganisme serta dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Mikroorganisme tersebut meliputi bakteri, arkea, fungi, protozoa, alga, dan virus. Dari pengertian ini, dapat diartikan bahwa antifungi adalah antibiotik yang mampu menghambat hingga mematikan pertumbuhan fungi.

Antifungi mempunyai dua pengertian yaitu fungisidal dan fungistatik. Fungisidal didefinisikan sebagai suatu senyawa yang dapat membunuh jamur, sedangkan fungistatik dapat menghambat pertumbuhan jamur tanpa mematikannya (Muchler, 1999).

Mekanisme kerja senyawa antifungi dibedakan atas target aksi, yaitu: 

a.     Merusak dinding sel

Struktur dinding sel pada fungi sangat berbeda dengan bakteri, namun memiliki peranan yang sama bagi kelangsungan hidupnya. Pada dinding sel fungi tidak mengandung peptidoglikan, β-laktam maupun glikopeptida yang merupakan target aksi antibiotik. Namun demikian, dinding sel fungi merupakan struktur multilayer yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu kitin, glukan dan mannoprotein. Komponen–komponen tersebut sebagai target aksi antifungi.  

b.     Merusak membran sel

1). Merusak fungsi mannoprotein

Mannoprotein adalah komponen terbesar penyusun membran sel fungi, jika terjadi perubahan akan berakibat pada permeabilitas membran sel. Contoh : Pradimicin A (Franklin & Snow, 2005).

2). Interaksi dengan ergosterol

Pembentukan komplek–komplek dengan ergosterol dalam membran sel fungi sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan kebocoran membran (Jawetz et al, 2005). Contoh : Azol – azol lain, Allylamin dan Morfolin (Franklin & Snow, 2005 ; Jawetz et al., 2005).

c.     Antifungi polien

Kelompok paling besar dengan variasi molekul yang berhubungan dengan struktur membran sel. Ada sekitar 200 polien yang dihasilkan oleh Streptomyces sp dan tidak beracun untuk penggunaan klinis serta efektif sebagai antifungi sistemik. Contoh: Amphotericin B, Nistatin, dan Pimaricin (Franklin & Snow, 2005).