Rangkuman
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Beberapa factor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu (Indriyanto,2006):
- Jenis tanaman
Factor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
- Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
- Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
- Waktu
Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik. Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971).
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan,2007).
Tumbuh-tumbuhan menghasilkan berbagai jenis metabolit yang tidak diketahui kegunaannya dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Diduga bahwa tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan senyawa kimia yang beracun baik untuk dirinya sendiri maupun jenis-jenis tumbuhan yang lainnya (Sastroutomo, 1990). Istilah alelopati pertama digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai interaksi biokimiawi secara timbal balik yang bersifat penghambatan maupun perangsangan antara semua jenis tumbuhan (termasuk mikroorganisme) (Rice, 1984). Rice (1984) mendefinisikan alelopati sebagai pengaruh yang merugikan dari suatu tanaman (termasuk mikroorganisme) terhadap tanaman lain baik langsung maupun tidak langsung melalui senyawa kimia racun yang dikeluarkan ke lingkungan tumbuhnya. Singh et al. (2001) menambahkan bahwa alelopati menunjukkan efek langsung atau tidak langsung tanaman ke tanaman lain melalui pelepasan zat kimia ke lingkungannya dan memegang peran penting dalam agroekosistem.