2.2 Karakteristik Wirausahawan

1. Memiliki Kreatifitas  Tinggi

  • Menurut Teodore Levit, kreativitas  adalah kemampuan  untuk berfikir yang baru dan berbeda.
  • Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya,  kewirausahaan  adalah berfikir dan   bertindak   sesuatu   yang baru   atau berfikir sesuatu   yang  lama   dengan   cara-cara baru.
  • Menurut Zimmerer dalam Suryana   (2003  :  24) Mengungkapkan   bahwa,  ide-ide  kreativitas   sering  muncul   ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu, kreativitas adalah  menciptakan  sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan  persolan-persolan  dan peluang untuk meningkatkan dan  memperkaya  kehidupan  (inovation  is the ability  to apply  creative  solutions to  those problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live).
  • Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:

  1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
  2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
  3. Menggantikan sesuatu dengan sesuatu.
  4. yang lebih sederhana dan lebih baik.

2. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki  Etos Kerja dan Tanggung Jawab

  • Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah: rasional,  disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan, menabung dan investasi.
  • Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”. Ada 7 prinsip dalam bushido yaitu:
  1. Gi: keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat,
  2. Yu: berani, ksatria,
  3. Jin: murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama,
  4. Re: bersikap santun, bertindak benar,
  5. Makoto: tulus setulus-tulusnya, sungguh sesungguh-sungguhnya,  tanpa pamrih, 
  6. Melyo: menjaga kehormatan martabat, kemuliaan,
  7. Chugo: mengabdi, loyal. Jelas  bahwa  kemajuan Jepang  karena  mereka  komit dalam penerapan bushido, konsisten,  inten  dan berkualitas.

3. Mandiri atau Tidak Ketergantungan

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain.

Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen


4. Berani Menghadapi Risiko

Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.  Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003: 14-15).


5. Motif Berprestasi Tinggi
  • Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive).
  • Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003:  32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
  • Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan,  sesuai  dengan  tingkatan  pemuasannya,   yaitu  kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan keamanan (security needs), aktualisasi diri (self-actualiazation  needs).


6. Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 :23).


7. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menurut Poppy King (wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun), ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam "intuisi" yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. "Intuisi" ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif.


8. Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.


9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan  kemampuan  kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa- jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.


10. Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang diperoleh.


11. Memiliki Kerampilan Personal
Wirausahawan handal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut:
  • Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan  dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.
  • Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut.
  • Mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien.
  • Mau  dan  mampu  berkomunikasi,   tawar  menawar  dan  musyawarah   dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.
  • Menghadapi  hidup  dan  menangani  usaha  dengan  terencana,  jujur,  hemat,  dan disiplin.
  • Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.
  • mMu  dan mampu  meningkatkan  kapasitas  diri sendiri  dan kapasitas  perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.

Last modified: Wednesday, 31 March 2021, 9:49 AM