Bahan Ajar Teknik Asesmen Non Tes

Non Tes

Teknik penilaian dengan tes pada umumnya hanya mengevaluasi hasil belajar siswa dari proses berpikir (kognitif) saja, sedangkan untuk sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) diperlukan instrumen lain, yakni penilaian non tes. Penilaian non-tes tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dengan melakukan  pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (kuesioner), dan meneliti dokumen (dokumentasi), atau dalam bentuk sosiometri.

Pengamatan (Observasi)

          Pengamatan adalah cara mengumpulkan data dengan mengadakan pencatatan terhadap apa yang menjadi sasaran pengamatan. Pada waktu menugaskan siswa untuk mencatat ciri-ciri tanaman jagung (misalnya keadaan akar, batang, dan daun), sebenarnya siswa tersebut sedang mengadakan pengamatan.

Wawancara ( Interview )

Wawancara adalah teknik pengumpulan data / informasi tertentu yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan. Dikenal dua jenis wawancara yakni wawancara terpimpin dan wawancara tidak terpimpin. Wawancara terpimpin disebut juga wawancara terstruktur telah dipersiapkan secara matang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan juga telah disiapkan terlebih dahulu, misalnya kebiasaan siswa sehari-hari,  cara belajarnya, hal-hal yang disenangi dan yang tidak disenangi, penggunaan waktu luang, keinginan dan cita-citanya, dan sebagainya. Sebaliknya, dalam wawancara tidak terpimpin / bebas, pewawancara bebas mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tanpa menggunakann pedoman wawancara. Bentuk yang kedua ini pelaksanaanya lebih mudah tetapi akan mengalami kesulitan pada saat menganalisis data karena banyaknya variasi jawaban.

Angket (Kuesioner)

Angket hampir sama dengan wawancara terstruktur, hanya saja angket tidak perlu saling berhadapan (face to face) antara penilai (guru) dengan yang dinilai (siswa).  Meskipun tanpa berhadapan langsung, penggunaan angket lebih praktis, menghemat tenaga dan waktu. Hanya saja angket perlu disusun sebaik mungkin agar dapat menjaring semua informasi/ data yang diperlukan karena pertanyaan dan jawaban tidak dapat diulangi. Bentuknya dapat berupa jawaban “Ya” atau “Tidak”, bisa juga dalam bentuk pilihan ganda, atau berbentuk skala sikap. Skala sikap yang paling dikenal adalah Skala Likert yang berisi pernyataan dengan rentangan jawaban tertentu misalnya dari selalu – tidak pernah, dan sangat setuju – sangat tidak setuju.

Dokumentasi

Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik dapat juga dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dekumen-dekumen yang tersedia Daftar riwat hidup misalnya akan sangat membantu mengetahui latar belakang siswa, seperti kapan dan dimana siswa dilahirkan , agama yang dianut , kedudukan anak didalam keluarga, ;sejak kapan diterima jadi siswa, dari mana sekolah asalnya, apakah ia pernah tinggal kelas, apakah ia pernah meraih kejuaraan sebagai siswa yang prestasi di sekolah apakah ia memiliki keterampilan  khas dan pernah meraih atau mendapatkan penghargaan karena keterampilan yang dimiliki itu; apakah yang bersangkutan pernah menderita penyakit yang serius,jenis penyakit serius yang prnah dideritan, berapa lama dirawat dirumah sakit, dan sebagainya. Selain itu juga dokumen yang memuat informasi tentang keadaan orangtu, seprti jenjang pendidikan, tempat dan tanggal lahir, agama yang dianut, pekerjaan pokoknya, penghasilan, dan sebaliknya. Demikian pula dengan kondisi lingkungan sosial, seperti kondisi bangunan rumah, daerah pemukiman, ruang belajar, dan sebagainya.

Last modified: Tuesday, 2 March 2021, 7:48 PM