A. Pengantar
PETA KONSEP
Dalam surat An-Nur ayat 35, “….Allah adalah pemberi cahaya kepada langit dan bumi….”. Perumpamaan cahaya Allah SWT adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang didalamnya terdapat pelita atau lampu yang sangat besar. Pelita tersebut terdapat di dalam kaca, dan kaca itu bagaikan bintang yang seperti mutiara, yang pada masa sekarang dikenal sebagai lampu. Lampu tentunya tidak begitu saja dapat menyala; dibutuhkan sebuah energi yang dapat menyalakan lampu, dan energi tersebut adalah listrik.
Transien adalah kondisi perubahan dari tegangan nol ke
tegangan stasioner (maksimum). Atau transien adalah kondisi perubahan
dari tegangan stasioner
(maksimum) ke tegangan nol. Transien hanya terjadi sebentar dan biasanya
hanya terjadi pada sekian detik.
Keadaan tegangan stasioner adalah keadaan pada saat suatu tegangan maksimum, seperti pada saat lampu menyala.
Walaupun demikian, masa transien
menjadi sangat penting dalam sistem karena pada masa tersebut suatu perubahan mendadak
akan termanifestasikan baik dalam bentuk arus maupun tegangan yang kadangkala dalam hal ekstrim
akan mengakibatkan kerusakan fatal pada system seperti
memacetkan mesin, memutuskan hubungan listrik, mengganggu atau menggagalkan sistem
komunikasi, dan lain-lain.
Transien dalam sistem listrik mekanis dapat dinyatakan
oleh 3 jenis elemen rangkaian listrik
berupa resistansi, induktansi, dan kapasitansi. Ketiga
jenis elemen listrik yaitu resistor, induktor, dan kapasitor dapat mengeluarkan energi alam dalam jumlah terbatas, seperti misalnya
resistor hanya mampu mendisipasi energi lsitrik dalam bentuk panas I2R. Sedangkan induktor dan kapasitor mampu menyimpan masing-masing energi magnetik
(1/2)Li2 dan energi
elektris (1/2)CV2.
Dalam keadaan tunak (steady state), energi yang tersimpan
pada induktor dan kapasitor
adalah konstan (untuk sumber konstan)
dan sesuai dengan
perubahan arus dan tegangan bentuk gelombang
sumber bolak-balik (untuk
sumber bolak-balik). Begitu terdapat sedikit
perubahan/ gangguan terhadap
rangkaian listriknya akan
terjadi redistribusi energi yang akan memunculkan kondisi baru, dimana redistribusi energi tersebut tidak
dapat terjadi dalam waktu yang sangat cepat tetapi dalam waktu yang yang terbatas
pula. Dan selama
interval waktu dalam
proses transien akan berlaku prinsip bahwa jumlah energi yang terkonservasi (yang disupply) sama dengan energi tersimpan ditambah
dengan energi terdisipasi.
1. Transien Dc (Direct Current)
Transien DC adalah kondisi perubahan beban peralihan dari sejenis arus yang selalu mempunyai arah arus yang sama melalui rangkaian listrik, itu adalah keadaan dimana sumber listrik dalam rangkaian itu mempunyai kutub yang tak berubah yaitu menghasilkan voltase searah (DC). Tegangan DC (Direct Current) adalah tegangan yang memiliki besar tetap (tidak berubah) secara periodik. Contoh tegangan keluaran dari adaptor, tegangan keluaran dari Power Supply komputer dll. Oleh karena itu orang yang kesetrum tegangan DC rasanya seperti dicubit tanpa merasakan getaran.
2. Transien AC (Alternating Current)
Transien AC adalah kondisi perubahan beban peralihan dari sejenis arus yang mempunyai arah bolak-balik karena sumber arus listrik menghasilkan voltase bolak-balik karena sumber arus listrik menghasilkan voltase bolak-balik (voltase alternating). Tegangan AC (Alternating Current) adalah tegangan yang besarnya selalu berubah-ubah secara periodik. Tegangan AC dapat dilihat dengan menggunakan CRO (Cathode Ray Oscilloscope). Contoh : tegangan PLN memiliki besar 220 VAC dengan periode ayunan 50-60 kali per detik atau biasa dalam bahasa teknik dituliskan dengan istilah frekuensi = 50-60 Hz. Oleh karena itu orang yang kesetrum tegangan AC rasanya seperti bergetar .