PROSES PEMBENTUKAN TULANG (OSIFIKASI)
Proses pembentukan tulang disebut osifikasi (ossi = tulang, fikasi = pembuatan) atau disebut juga osteogenesis (Tortora dan Derrickson, 2011). Semua tulang berasal dari mesenkim, tetapi dibentuk melalui dua cara yang berbeda. Tulang berkembang melalui dua cara, baik dengan mengganti mesenkim atau dengan mengganti tulang rawan. Sususan histologis tulang selalu bersifat sama, baik tulang itu berasal dari selaput atau dari tulang rawan (Moore dan Agur, 2002).
a. Osifikasi membranosa
Osifikasi membranosa adalah osifikasi yang lebih sederhana diantara dua cara pembentukan tulang. Tulang pipih pada tulang tengkorak, sebagian tulang wajah, mandibula, dan bagian medial dari klavikula dibentuk dengan cara ini. Juga bagian lembut yang membantu tengkorak bayi dapat melewati jalan lahirnya yang kemudian mengeras dengan cara osifikasi membranosa (Tortora dan Derrickson, 2011).
Gambar 1. Osifikasi membranosa
2. Osifikasi Endokondral
Pembentukan tulang ini adalah bentuk tulang rawan yang terjadi pada masa fetal dari mesenkim lalu diganti dengan tulang pada sebagian besar jenis tulang (Moore dan Agur, 2002). Pusat pembentukan tulang yang ditemukan pada corpus disebut diafisis, sedangkan pusat pada ujung-ujung tulang disebut epifisis. Lempeng rawan pada masing-masing ujung, yang terletak di antara epifisis dan diafisis pada tulang yang sedang tumbuh disebut lempeng epifisis. Metafisis merupakan bagian diafisis yang berbatasan dengan lempeng epifisis (Snell, 2012). Penutupan dari ujung-ujung tulang atau dikenal dengan epifise line rerata sampai usia 21 tahun, hal tersebut karena pusat kalsifikasi pada epifise line akan berakhir seiring dengan pertambahan usia, dan pada setiap tulang (Byers, 2008).
Gambar 6. Osifikasi Endokondral (Tortora dan Derrickson, 2011)
Massa tulang bertambah sampai mencapai puncak pada usia 30-35 tahun setelah itu akan menurun karena disebabkan berkurangnya aktivitas osteoblas sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. Secara teratur tulang mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses yaitu modeling dan remodeling. Pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positively coupled jadi masa tulang yang hilang nol. Apabila tulang yang dirusak lebih banyak terjadi kehilangan masa tulang ini disebut negatively coupled yang terjadi pada usia lanjut. Dengan bertambahnya usia terdapat penurunan masa tulang secara linier yang disebabkan kenaikan turn over pada tulang sehingga tulang lebih rapuh. Pengurangan ini lebih nyata pada wanita, tulang yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun dari berat tulang pada wanita pasca menopouse dan pada pria diatas 70 tahun, pengurangan tulang lebih mengenai bagian trabekula dibanding dengan korteks (Darmojo, 2004)