General
Rachmah Agus Putri, S.Kom., M.MT.
TEKNIK INFORMATIKA STITEK BONTANG
Pitrasacha Adytia, S.T., M.T
SISTEM INFORMASI STMIK WIDYA CIPTA DHARMA
Rachmah Agus Putri, S.Kom., M.MT.TEKNIK INFORMATIKA STITEK BONTANG |
Pitrasacha Adytia, S.T., M.TSISTEM INFORMASI STMIK WIDYA CIPTA DHARMA |
Kontrak kuliah
Tips : selalu kerjakan tugas dan kerjakan quiz yang diberikan. Jangan lupa absen Aturan lainnya yang perlu diperhatikan
Buku yang digunakan :
Berikut adalah definisi manajemen risiko menurut beberapa ahli:
Harold Kerzner: Manajemen risiko adalah proses sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan merespons risiko proyek agar mencapai tujuan dengan lebih baik.
Dionne (2013): Manajemen risiko adalah pendekatan yang terdiri dari identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pengelolaan risiko yang dapat mempengaruhi nilai dan keberhasilan suatu organisasi.
Hubbard (2009): Manajemen risiko melibatkan pengukuran risiko yang didukung data untuk membuat keputusan terbaik dalam mengurangi ketidakpastian.
Pendekatan ini umumnya melibatkan langkah-langkah proaktif untuk meminimalkan dampak risiko dalam berbagai situasi.
Mitigasi risiko adalah proses identifikasi, analisis, dan pengendalian risiko untuk mengurangi dampak negatif dari potensi ancaman terhadap suatu proyek, organisasi, atau sistem. Berikut adalah beberapa langkah dalam mitigasi risiko:
Identifikasi Risiko: Langkah pertama adalah mengenali dan mencatat semua potensi risiko yang dapat mempengaruhi tujuan.
Analisis Risiko: Setelah risiko diidentifikasi, setiap risiko dianalisis berdasarkan seberapa besar kemungkinan terjadinya dan seberapa besar dampaknya.
Prioritas Risiko: Risiko diberi prioritas berdasarkan tingkat keparahan dan kemungkinannya untuk menentukan mana yang memerlukan tindakan segera.
Perencanaan Tindakan: Langkah ini melibatkan pengembangan strategi untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Beberapa strategi meliputi:
Implementasi Tindakan: Strategi yang telah direncanakan kemudian diterapkan untuk mengurangi dampak risiko.
Pemantauan dan Evaluasi: Risiko yang telah diidentifikasi dan ditangani harus terus dipantau untuk memastikan efektivitas strategi mitigasi. Pemantauan memungkinkan deteksi dini jika risiko berubah atau meningkat.
Proses mitigasi risiko sangat penting dalam berbagai bidang seperti manajemen proyek, teknologi informasi, bisnis, dan keuangan untuk memastikan keberlangsungan dan kesuksesan suatu tujuan.
Mitigasi risiko dan kontrol adalah dua konsep yang saling terkait dalam manajemen risiko, yang berfokus pada pengurangan atau pengendalian dampak dari potensi risiko. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang keduanya:
Mitigasi risiko adalah upaya untuk mengurangi atau mengelola dampak dan kemungkinan terjadinya risiko melalui berbagai strategi. Tujuannya adalah untuk meminimalisir efek buruk yang dapat ditimbulkan oleh risiko yang telah diidentifikasi.
Strategi Mitigasi Risiko:
Kontrol risiko adalah tindakan konkret yang diterapkan untuk mencegah atau mengurangi dampak risiko. Kontrol biasanya diterapkan setelah strategi mitigasi risiko dipilih dan bertujuan untuk mengelola risiko secara efektif. Kontrol juga bisa bersifat preventif, detektif, atau korektif.
Jenis Kontrol Risiko:
Mitigasi risiko biasanya mencakup pengambilan keputusan mengenai kontrol mana yang harus diterapkan. Kontrol adalah tindakan spesifik yang dimaksudkan untuk mendukung mitigasi risiko. Dengan kata lain, mitigasi risiko adalah langkah strategis, sementara kontrol adalah tindakan taktis yang diterapkan untuk memastikan strategi tersebut efektif.
Sebagai contoh:
Gabungan mitigasi risiko dan kontrol yang baik akan menciptakan sistem manajemen risiko yang lebih kuat dan lebih adaptif terhadap perubahan atau potensi ancaman yang muncul.
Forum diskusi contoh mitigasi risiko
Identifikasi pengendalian internal adalah proses menilai dan menentukan langkah-langkah yang diambil oleh organisasi untuk memastikan bahwa operasionalnya berjalan sesuai dengan kebijakan, prosedur, dan regulasi yang berlaku. Pengendalian internal bertujuan untuk melindungi aset organisasi, mencegah penipuan, memastikan keandalan laporan keuangan, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Berikut adalah beberapa langkah dalam identifikasi pengendalian internal:
Evaluasi Lingkungan Pengendalian: Menilai budaya dan sikap manajemen serta struktur organisasi terkait etika, kebijakan, dan pengawasan. Ini termasuk apakah manajemen mendukung nilai-nilai transparansi dan kepatuhan.
Identifikasi Risiko: Mengenali dan mengevaluasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi tujuan organisasi. Ini termasuk risiko keuangan, operasional, dan kepatuhan.
Aktivitas Pengendalian: Memahami prosedur yang ada untuk menangani risiko tersebut, seperti pemisahan tugas, persetujuan transaksi, rekonsiliasi akun, atau kontrol fisik terhadap aset.
Informasi dan Komunikasi: Menilai bagaimana informasi yang relevan dikumpulkan, diproses, dan dikomunikasikan dalam organisasi. Komunikasi yang efektif sangat penting untuk pengendalian internal yang baik.
Pemantauan: Memastikan bahwa sistem pengendalian internal dipantau secara terus-menerus melalui audit internal atau tinjauan reguler, dan bahwa perbaikan dilakukan saat diperlukan.
Dokumentasi: Mendokumentasikan kebijakan, prosedur, dan aktivitas pengendalian internal untuk audit dan evaluasi yang lebih lanjut.
Proses identifikasi ini penting dalam rangka meminimalkan potensi risiko, meningkatkan efisiensi, dan memastikan bahwa organisasi mematuhi peraturan yang berlaku.
Mengklasifikasikan Internal Control
Tahapan umum dalam prosedur audit sistem informasi biasanya mengikuti langkah-langkah berikut untuk memastikan keamanan, efisiensi, dan kepatuhan sistem informasi:
Perencanaan Audit
Penilaian Pengendalian Internal
Pengujian dan Evaluasi
Analisis dan Pelaporan
Tindak Lanjut (Follow-up)
Tahapan-tahapan ini memberikan struktur dalam proses audit sistem informasi dan memastikan semua aspek yang terkait dengan integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan sistem informasi telah diperiksa.
Buatlah uraian rangkuman lima langkah merencanakan program audit menurut ISACA.
Buku ISACA bisa kalian download di link https://community.mis.temple.edu/mis5201sec001sp2017/files/2017/03/IS-Auditing-Tools-and-Techniques-Creating-Audit-Programs.pdf
uraikan dengan baik, ringkas dan pada. Anda dapat menggunakan AI translate untuk yang kesulitan dalam bahasa inggris.
Jawaban di tulis dalam bentuk online text, bukan dalam bentuk pdf atau word.
Dalam audit, compliance test (uji kepatuhan) dan substantive test (uji substantif) adalah dua jenis pengujian yang digunakan untuk memastikan keandalan laporan keuangan serta kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur internal. Berikut adalah penjelasan dari kedua tes tersebut:
Jadi, kedua jenis tes ini penting dalam audit, di mana uji kepatuhan membantu mengevaluasi efektivitas kontrol internal, dan uji substantif digunakan untuk memverifikasi keakuratan informasi keuangan.
Dalam audit sistem informasi, evidence (bukti) adalah informasi atau data yang dikumpulkan oleh auditor untuk mendukung kesimpulan tentang kondisi sistem informasi dan proses pengendalian yang ada. Bukti ini digunakan untuk menentukan apakah sistem informasi yang diaudit beroperasi dengan efektif, aman, dan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku. Berikut adalah jenis-jenis evidence yang umum dalam audit sistem informasi:
Bukti audit dalam audit sistem informasi sangat penting untuk memastikan bahwa sistem yang diaudit telah berjalan dengan baik, aman, dan sesuai dengan kebijakan serta peraturan yang berlaku.
Aspek Penilaian | Kriteria | Skor 1 (Kurang) | Skor 2 (Cukup) | Skor 3 (Baik) | Skor 4 (Sangat Baik) |
1. Pemahaman Tahapan Audit | Pemahaman tentang setiap tahapan dalam proses audit TI (perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, tindak lanjut) | Tidak memahami tahapan audit atau salah kaprah dalam menjelaskan proses audit. | Memahami sebagian tahapan, namun kurang detail dalam menjelaskan. | Memahami tahapan audit dengan jelas, namun kurang mendalam pada beberapa aspek. | Memahami seluruh tahapan audit dengan sangat jelas dan mendalam, serta menjelaskan secara komprehensif. |
2. Penyampaian Materi | Kemampuan menyampaikan materi presentasi dengan terstruktur dan mudah dipahami. | Penyampaian tidak terstruktur dan sulit dipahami oleh audiens. | Penyampaian materi cukup terstruktur, tetapi beberapa bagian sulit dipahami. | Penyampaian materi terstruktur dan mudah dipahami, meskipun ada beberapa bagian yang kurang jelas. | Penyampaian sangat terstruktur, runtut, dan mudah dipahami oleh audiens. |
3. Analisis Risiko dan Kontrol | Kemampuan mengidentifikasi dan menganalisis risiko serta kontrol dalam audit sistem informasi. | Tidak mampu mengidentifikasi risiko dan kontrol yang relevan. | Mengidentifikasi sebagian risiko dan kontrol, namun analisis kurang tepat. | Mengidentifikasi dan menganalisis risiko dan kontrol dengan cukup baik. | Mengidentifikasi dan menganalisis risiko serta kontrol dengan sangat baik dan tepat. |
4. Relevansi dengan Tata Kelola TI | Kesesuaian audit dengan prinsip tata kelola TI, seperti COBIT, ITIL, atau ISO 27001. | Tidak relevan dengan prinsip tata kelola TI. | Menyebutkan beberapa prinsip tata kelola TI, tetapi kurang relevan dengan topik audit. | Menjelaskan relevansi audit dengan prinsip tata kelola TI, tetapi kurang mendalam. | Sangat relevan dengan prinsip tata kelola TI dan dijelaskan dengan mendalam. |
5. Visualisasi dan Desain Slide | Kualitas dan efektivitas penggunaan slide presentasi untuk mendukung penyampaian materi. | Desain slide buruk dan tidak membantu pemahaman. | Desain slide cukup baik, namun tidak mendukung sepenuhnya materi yang disampaikan. | Desain slide baik, menarik, dan mendukung penyampaian materi. | Desain slide sangat baik, menarik, dan mendukung penyampaian materi secara optimal. |
6. Keterampilan Komunikasi | Kemampuan berkomunikasi, menjaga kontak mata, intonasi suara, dan bahasa tubuh. | Tidak ada keterampilan komunikasi yang baik, tidak ada kontak mata, dan intonasi tidak jelas. | Keterampilan komunikasi cukup, namun ada beberapa kekurangan seperti intonasi suara atau kontak mata. | Keterampilan komunikasi baik, intonasi jelas, kontak mata cukup baik. | Keterampilan komunikasi sangat baik, dengan intonasi suara yang jelas, kontak mata baik, dan bahasa tubuh mendukung. |
7. Kemampuan Menjawab Pertanyaan | Kemampuan menjawab pertanyaan dari audiens secara tepat dan mendalam. | Tidak dapat menjawab pertanyaan atau jawaban tidak relevan. | Menjawab pertanyaan dengan benar, namun kurang mendalam. | Menjawab pertanyaan dengan baik dan cukup mendalam. | Menjawab pertanyaan dengan sangat baik, mendalam, dan memberikan penjelasan tambahan yang relevan. |
8. Ketepatan Waktu | Kesesuaian durasi presentasi dengan waktu yang telah ditentukan. | Melebihi waktu yang ditentukan dengan signifikan atau terlalu singkat. | Melebihi waktu sedikit atau kurang memanfaatkan waktu dengan baik. | Waktu cukup tepat, namun ada sedikit penyimpangan. | Waktu sangat tepat sesuai dengan batasan yang diberikan. |
9. Kolaborasi Tim (Jika Berkelompok) | Kekompakan dan kolaborasi antar anggota tim dalam penyampaian materi. | Tidak ada kolaborasi, satu anggota terlalu dominan atau kurang berbagi peran. | Kolaborasi cukup baik, tetapi masih ada ketidakseimbangan peran di antara anggota tim. | Kolaborasi baik, dengan pembagian peran yang jelas antar anggota. | Kolaborasi sangat baik, pembagian peran seimbang dan komunikasi antar anggota lancar. |
Gunakan Template Laporan
Membuat laporan audit
Pembagian room presentasi
No | Kelompok | Room | Dosen |
1 | Detektif | room1 | Pitra |
2 | Evidence | room1 | Pitra |
3 | IT Auditing | room1 | Pitra |
4 | Korektif | room1 | Pitra |
5 | Low risk | room1 | Pitra |
6 | Matrik | room1 | Pitra |
7 | Minor team | room1 | Pitra |
8 | Moderate | room2 | Rachmah |
9 | Preventif | room2 | Rachmah |
10 | Risk Mitigation | room2 | Rachmah |
11 | Risk Team | room2 | Rachmah |
12 | Sentinel | room2 | Rachmah |
13 | The verifier | room2 | Rachmah |
1. Pengertian COBIT (Control Objectives for Information and Related Technologies)
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technologies) adalah sebuah framework yang dikembangkan oleh ISACA untuk membantu organisasi mengelola dan mengontrol teknologi informasi (TI) sesuai dengan tujuan bisnis. COBIT memberikan pedoman untuk memastikan bahwa TI dapat memberikan nilai maksimal, mengurangi risiko, dan membantu pencapaian tujuan organisasi.
Sejak peluncurannya pertama kali pada tahun 1996, COBIT telah diubah beberapa kali. Yang paling baru, COBIT 5, yang dirilis pada tahun 2012, adalah yang paling lengkap dan menyeluruh.
2. Tujuan COBIT (Control Objectives for Information and Related Technologies)
3. Komponen Utama Kerangka Kerja COBIT adalah:
4. Domain COBIT 5 membagi prosesnya ke dalam lima domain utama:
What is ITIL ?
1. ITIL = Information Technology Infrastructure Library
ITIL adalah best practice atau panduan terbaik yang digunakan untuk mengelola layanan teknologi informasi (TI) di suatu organisasi. ITIL pertama kali dikembangkan pada akhir 1980-an oleh pemerintah Inggris untuk meningkatkan pengelolaan layanan TI di sektor publik dan sekarang digunakan oleh banyak organisasi di sektor publik dan swasta di seluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan bisnis.
2. ITIL V3 (versi 3)
ITIL V3, pembaruan dari framework ITIL yang dirilis pada tahun 2007, memperkenalkan konsep service lifecycle (siklus hidup layanan), yang terdiri dari lima fase utama/domain, dan lebih menekankan pendekatan berbasis layanan dalam manajemen layanan TI. Tujuan ITIL V3 adalah untuk memberikan pedoman yang lebih lengkap dan terorganisir untuk manajemen layanan TI dengan fokus pada nilai bisnis dan hubungan antara layanan TI dan pengguna.
3. Domain ITIL V3
Video penjelasan business app dev :
Buatlah rankuman dari video feasibilty dan requirement di atas, gunakan gambar jika dibutuhkan,
Kumpulkan file dalam bentuk pdf