Top 3:
- SDG 4 (Quality Education), karena di mana-mana pendidikan sudah menjadi prioritas yang menjadikan peluang bisnis yang menjanjikan, dan jauh lebih baik apabila menawarkan lebih banyak pendidikan informal untuk memberdayakan masyarakat yang kurang mampu untuk mempersiapkan mereka di dunia profesional dan dunia kewirausahaan.
- SDG 8: Decent Work and Economic Growth, karena bertambahnya kesadaran dari segi ketenagakerjaan serta kesejahteraan pekerja demi menciptakan lapangan pekerjaan dengan lingkungan kerja yang sehat dan menekan angka pengangguran.
- SDG 12: Responsible Consumption and Production, karena adanya peningkatan awareness akan produk-produk barang yang sustainable dan bisa dipakai berulang kali, mengikuti siklus ekonomi.
Bottom 3:
- SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), karena biaya investasi yang mahal untuk mewujudkan proyek untuk menyelesaikan masalah sosial terkait SDG 9. Selain itu, kurangnya teknologi masa kini yang mumpuni untuk mewujudkan bisnis tersebut membuat bisnis terkait SDG 9 kurang layak untuk diinvestasikan walaupun tinggi dari kebutuhan.
- SDG 11 (Sustainable Cities and Communities), karena biaya investasi yang besar yang memiliki risiko rugi lebih besar dibandingkan SDG lainnya serta kompleksnya kebijakan lingkungan sebagai akibat dari tantangan birokratis dari pemerintah lokal. Selain itu, kurangnya teknologi masa kini yang mumpuni untuk mewujudkan bisnis tersebut membuat bisnis terkait SDG 11 kurang layak untuk diinvestasikan walaupun tinggi dari kebutuhan. Memulai bisnis dengan misi memenuhi SDG 11 juga memiliki adaptasi yang agak lambat dari SDG lainnya dalam pelaksanaannya.
- SDG 16 (Peace, Justice, and Strong Institutions), sebab dari menjalankan bisnis dengan tujuan mencapai keadilan secara sosioekonomi saja sangat kompleks serta membutuhkan kolaborasi antar pemangku kepentingan yang sangat intens, yang menyusahkan perusahaan-perusahaan sosial mencapai tujuan bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang.