Tidak setiap cerpen memiliki seluruh unsur intrinsik atau ekstrinsik secara lengkap. Beberapa cerpen mungkin menonjolkan unsur tertentu sementara mengabaikan yang lain.
Unsur intrinsik seperti tema, karakter, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa dapat bervariasi dalam kehadirannya. Misalnya cerpen yang fokus pada pengembangan karakter mungkin kurang menonjolkan latar atau alur yang kompleks. Contoh : Cerpen “Sebuah Bintang Dilangit” karya Tere Liye lebih menekankan pada karakter dan emosional, sementara latarnya lebih sederhana.
Unsur ekstrinsik seperti konteks sosial, budaya, atau geografi penulis, juga tidak selalu hadir. Beberapa cerpen mungkin tidak menggali konteks tersebut, sehingga pembaca tidak mendapatkan gambaran lengkap tentang latar belakang cerita. Misalnya cerpen yang ditulis dengan latar kehidupan sehari-hari bisa saja tidak mengaitkan dengan unsur sosial yang lebih besar.
Argumentasi : Keberadaan unsur-unsur ini bergantung pada tujuan penulis dan pesan yang ingin disampaikan. Penulis bisa memilih untuk fokus pada satu atau beberapa unsur saja untuk mencapai efek tertentu. Sebuah cerpen yang sederhana dan singkat mungkin tidak memerlukan semua unsur untuk tetap memiliki dampak emosional yang kuat. Dengan demikian, meski keberadaan unsur-unsur ini bisa memperkaya cerpen, tidak ada kewajiban bahwa setiap cerpen harus memiliki seluruh unsur tersebut.