Tidak semua cerpen memiliki seluruh unsur intrinsik atau ekstrinsik secara lengkap dan menonjol. Kehadiran dan penekanan setiap unsur dapat bervariasi tergantung pada gaya penulis, tujuan cerita, dan genre yang diangkat.
Contoh:
* Cerpen minimalis: Cerpen jenis ini seringkali hanya fokus pada beberapa unsur inti seperti tokoh dan konflik, tanpa terlalu banyak elaborasi pada latar, gaya bahasa, atau amanat.
* Cerpen eksperimental: Penulis eksperimental mungkin sengaja menghilangkan atau memodifikasi unsur-unsur tradisional untuk menciptakan efek artistik tertentu. Misalnya, mereka bisa menghilangkan tokoh protagonis yang jelas atau menggunakan alur non-linear.
Argumentasi:
* Fleksibilitas kreatif: Sastra adalah bentuk seni yang bebas. Penulis tidak terikat pada aturan ketat dalam menyusun ceritanya. Mereka dapat memilih dan menonjolkan unsur-unsur yang mereka anggap paling relevan untuk menyampaikan pesan atau menciptakan pengalaman estetika tertentu.
* Tujuan cerita: Setiap cerita memiliki tujuan yang berbeda. Ada cerita yang ingin menghibur, menginspirasi, atau mengkritik. Tujuan ini akan memengaruhi pemilihan dan penekanan unsur-unsur cerita.
* Genre: Setiap genre memiliki konvensi dan ekspektasi pembaca yang berbeda. Misalnya, cerpen detektif akan lebih menekankan pada alur dan pemecahan misteri, sementara cerpen romantis akan lebih fokus pada hubungan antartokoh.
Kesimpulan:
Keberagaman dalam sastra adalah hal yang kaya. Tidak ada rumus pasti tentang berapa banyak dan unsur apa saja yang harus ada dalam sebuah cerpen. Yang terpenting adalah apakah sebuah cerpen berhasil menyampaikan pesan atau menciptakan pengalaman estetika yang bermakna bagi pembaca.
Penting untuk diingat:
* Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam, seperti tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan amanat.
* Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berasal dari luar cerita, seperti nilai-nilai, latar belakang sosial budaya penulis, dan kondisi sejarah.