Ekonomi Islam memiliki konsep yang relevan untuk pembangunan berkelanjutan karena menekankan keadilan sosial, pemanfaatan sumber daya secara bijak, dan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Berikut ini beberapa gagasan dan contoh konkret penerapan prinsip ekonomi Islam dalam sektor pertanian, industri, dan pariwisata di Indonesia.
1. Sektor Pertanian
Konsep: Larangan Isrāf (pemborosan) dan Ihsān (kebaikan). Ekonomi Islam menekankan pemanfaatan sumber daya dengan bijak. Hal ini mendorong penerapan pertanian organik dan ramah lingkungan, mengurangi penggunaan pestisida kimia berlebihan, dan meminimalkan limbah.
Contoh konkret:
a) Pengembangan sistem wakaf produktif untuk lahan pertanian. Lahan yang diwakafkan dikelola secara profesional untuk mendukung petani lokal dan hasilnya digunakan untuk program sosial.
2. Sektor Industri
Konsep: Keadilan dalam distribusi dan Gharar (ketidakpastian).
Dalam industri, ini berarti transparansi dalam perdagangan dan praktik bisnis. Pengusaha Muslim harus memastikan bahwa tidak ada eksploitasi tenaga kerja dan upah adil diberikan.
Contoh konkret:
a) Pemanfaatan sukuk hijau (green sukuk) untuk membiayai proyek-proyek industri yang ramah lingkungan, seperti energi terbarukan atau manufaktur berkelanjutan.
3. Sektor Pariwisata
Konsep: Maslahah (kesejahteraan umum) dan halal lifestyle.
Ekonomi Islam dalam pariwisata mendorong penerapan wisata halal, yaitu wisata yang ramah bagi semua tetapi tetap mempromosikan nilai-nilai Islami, seperti makanan halal, fasilitas ibadah, dan pengelolaan lingkungan yang baik.
Contoh konkret:
a) Pengembangan desa wisata berbasis syariah, di mana masyarakat lokal diberdayakan untuk menyediakan akomodasi dan produk halal bagi wisatawan, sehingga manfaat ekonomi langsung terasa.