Saya sendiri pernah merasakan perubahan kurikulum ketika di pertengahan jenjang sekolah menengah atas.
1. Pada saat pergantian putaran di mana pada saat itu sedang mengalami pandemi (Covid 19/Corona) . Pembelajarannya dilaksanakan di rumah saja. dan yang saya rasakan saat itu adalah ada rasa bingung, tekanan dan beradaptasi dengan iklim merdeka dengan kondisi darurat darurat. Dalam dua tahun masa pamdemi saya mengalami keterlambatan pembelajaran, karena harus beradaptasi dengan perubahan kurikulum dalam konteks mata pelajaran, materi hingga cara belajar yang berbeda, dimana semua mata pelajaran terhubung dalam berbasis internet jadi saya harus belajar juga tentang bagaimana penggunaan aplikasi pembelajaran seperti Google Classroom , zoom, Google bertemu, dll.
Akan tetapi pada saat ini saya mulai terbiasa dengan perubahan kurikulum Merdeka ini karena sudah bisa beradaptasi terhadap proses pembelajarannya, dan proses pembelajaran pada saat ini kita sudah tidak di rumah lagi melainkan bertatap muka langsung atau offline dengan pendidik/dosen, ketika pada saat kelas online kita tidak perlu kebingungan lagi karena sudah paham apa yang harus dilakukan. Di sini kita dapat belajar terkait teknologi belajar, menjadi siswa aktif dalam pembelajaran dapat memecahkan masalah dan mencari solusi.
2. Menurut saya perubahan atau pergantian sinkronisasi itu bagus saja tapi ada beberapa pertimbangan yang harus kita perhatikan dimana kecanggihan teknologi mungkin sulit dijangkau di beberapa tempat atau pedalaman dan di desa.
Kenapa menurut saya bagus karena kurikulum Merdeka ini relevansi dengan zaman pada saat ini di mana kurikulum ini dirancang untuk menjawab kebutuhan perkembangan dunia baik dalam teknologi keterampilan maupun pendekatan belajarnya misal kurikulum yang tekanan pada keterampilan berpikir kritis dan kreativitas lebih relevan di era digital. Di kurikulum Merdeka ini pembelajarannya tidak dimulai dengan hafalan saja melainkan kreativitas siswa yang aktif yang menjadikan pembelajarannya lebih menyenangkan perubahan kurikulum ini bisa membantu memperbaiki kelemahan kurikulum yang lama contohnya itu seperti hanya sekedar fokus pada hafalan sedangkan putaran ini lebih sering mencoba membuat pembelajaran yang menyenangkan dan aplikatif melalui teknologi zaman sekarang sesuai tujuan pembelajaran yang berlaku.
3. Jika kurikulum berubah lagi menurut saya yang perlu di perbaiki adalah: kesesuaian dengan dunia kerja dan teknologi, dan apabila kurikulum tersebut fokus pada kesesuaian teknologi, berikan pula pelatihan yang sesuai agar kurikulum tersebut terpenuhi, maksudnya adalah ketika dilakukan pelatihan mengenai teknologi yang digunakan secara merata agar peserta didik dan pendidik dapat mengakses teknologi tersebut dengan mudah dan tidak kesulitan. Kemudian yang perlu di perhatikan adalah penyederhanaan materi, materi pelajaran yang terlalu padat sering kali membuat siswa kesulitan memahami konsep mendalam. Fokus pada konsep inti dan aplikasinya dapat meningkatkan pemahaman siswa. Selain pelatihan terkait teknologi yang digunakan guru, perlu juga peningakatan kompetensi dalam pelatihan dan pengembangan profesional guru harus menjadi prioritas untuk memastikan mereka siap mengimplementasikan kurikulum baru dengan baik.