Forum Diskusi

Studi Kasus

Studi Kasus

by YUSUF AMRI AMRULLAH -
Number of replies: 3
  1. Berdasarkan studi kasus apa faktor penghambat disiplik kerja dan implikasinya bagi karyawan dan perusahaan, berikan tanggapan kalian
  2. Setiap mahasiwa wajib memberikan tanggapan sebagai bagian dari presensi
In reply to YUSUF AMRI AMRULLAH

Re: Studi Kasus

by MUHAMMAD MUTTAQIN ILHAM -
MUHAMMAD MUTTAQIN ILHAM
22.92.0451

Dalam studi kasus perkembangan kafe di Kota Medan, beberapa faktor penghambat disiplin kerja dapat diidentifikasi, seperti:

1. Kurangnya Pengelolaan Waktu:
- Implikasi:
- Karyawan mungkin kesulitan memprioritaskan tugas-tugas yang penting.
- Pekerjaan menjadi terlambat atau tidak terpenuhi sesuai waktu yang ditentukan.
- Kualitas layanan dan produk bisa terpengaruh.

2. Ketidakjelasan Expectations:
- Implikasi:
- Karyawan mungkin bingung tentang apa yang diharapkan dari mereka.
- Kelebihan atau kekurangan pekerjaan dapat terjadi karena kurangnya panduan.

3. Kurangnya Motivasi:
- Implikasi:
- Karyawan mungkin kurang termotivasi untuk memberikan yang terbaik.
- Kreativitas dan inovasi dapat terhambat, mempengaruhi daya saing perusahaan.

4. Kurangnya Dukungan dan Pengakuan:
- Implikasi:
- Karyawan mungkin merasa tidak dihargai dan kurang termotivasi.
- Tingkat kepuasan kerja dan loyalitas terhadap perusahaan bisa menurun.

5. Ketidakjelasan Peran dan Tanggung Jawab:
- Implikasi:
- Karyawan mungkin merasa kebingungan tentang apa yang seharusnya mereka lakukan.
- Kolaborasi antar tim bisa terganggu.

Implikasi dari faktor-faktor di atas bagi karyawan termasuk penurunan motivasi, peningkatan stres, dan mungkin juga penurunan kesejahteraan psikologis. Bagi perusahaan, dampaknya dapat mencakup penurunan produktivitas, kualitas pelayanan, dan kemungkinan kehilangan karyawan yang berpotensi.

Untuk mengatasi faktor penghambat disiplin kerja, perusahaan perlu melakukan evaluasi internal yang cermat, memberikan dukungan yang memadai kepada karyawan, mengkomunikasikan harapan dengan jelas, dan memastikan bahwa sistem manajemen karyawan didesain untuk memfasilitasi disiplin kerja yang baik. Ini dapat termasuk pemberian pelatihan, pembinaan, serta pengakuan yang sesuai terhadap kontribusi karyawan.

In reply to YUSUF AMRI AMRULLAH

Re: Studi Kasus

by NANDA AMELIA RAHAYU -
Menurut pandangan dan pendapat saya mengenai studi kasus ini ialah kedisiplinan kerja dapat dilatih dan diperkenalkan sejak masa interview dan masa pelatihan, supaya mereka dapat terbiasa dengan kedisiplinan yang ada di lingkungan kerja. Terlebih lagi untuk meningkatkan kesadaran kehadiran mereka, cara mereka memeniti waktu dan memperhatikan waktu.
Yang kedua adalah upaya motivasi kerja, pemberian rewards, bonus, ataupun gift kepada karyawan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan semangat dan motivasi karyawan dalam bekerja. Sehingga dengan tercapainya lingkungan kerja karyawan yang positif dapat membantu mendorong kualitas perusahaan lebih baik juga.
Dan yang terakhir adalah sistem penerapan pengalaman kerja, yang mana setiap perusahaan harus memanfaatkan masa training karyawan tersebut untuk membentuk SDM sesuai harapan dan standar yang dimiliki perusahaan. Karena di masa training tersebutlah, seluruh karyawan yang baru saja lolos diseleksi harus punya banyak pengetahuan mengenai perusahaan dan pekerjaannya yang diberikan
In reply to YUSUF AMRI AMRULLAH

Re: Studi Kasus

by RICKY SOON -
Ricky Soon
22.92.0457

Dari Hasil Pembahasan dan Kesimpulan dari studi kasus yang diberikan ada faktor penghambat disiplik kerja yaitu

1. Keterlambatan
Meskipun kepatuhan terhadap aturan lainnya ada, keterlambatan masih menjadi masalah yang harus diatasi. Karena mengganggu produktivitas dan menyebabkan ketidakpastian terkait jadwal kerja.

2. Kesalahan dalam Pelayanan
Kesalahan yang terjadi dalam melayani pelanggan bisa mengganggu reputasi dan kepuasan pelanggan. Ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kewaspadaan atau kesalahan komunikasi.

3. Pengalaman Kerja yang Tidak Terstandarisasi
Meskipun para karyawan melewati masa training, tidak adanya standar waktu atau persyaratan pengalaman kerja mungkin mempengaruhi kualitas pelayanan dan konsistensi.

Implikasi bagi karyawan:
- Keterlambatan: Karyawan yang sering terlambat mungkin berpotensi mengalami peringatan atau penurunan produktivitas yang dapat berdampak pada kariernya.
- Kesalahan dalam Pelayanan: Karyawan yang sering membuat kesalahan bisa merasa kurang percaya diri dan mungkin mengalami tekanan mental atau teguran.
- Pengalaman Kerja yang Tidak Terstandarisasi: Karyawan mungkin merasa kurang yakin dengan kemampuan mereka jika tidak ada panduan atau standar yang jelas.

Implikasi bagi perusahaan:
- Keterlambatan: Keterlambatan dapat mengganggu jadwal operasional dan menimbulkan kebingungan di antara karyawan lain.
- Kesalahan dalam Pelayanan: Kesalahan yang berulang dapat merusak reputasi perusahaan dan mengurangi kepuasan pelanggan.
- Pengalaman Kerja yang Tidak Terstandarisasi: Hal ini dapat mengakibatkan ketidak konsistenan dalam pelayanan dan kurangnya efisiensi.

Tindakan yang mungkin diperlukan untuk mengatasi faktor penghambat ini termasuk mempertegas aturan pada bagian ketepatan waktu, pelatihan tambahan untuk meningkatkan keterampilan, dan pengembangan standar operasional yang lebih jelas. Dengan menyeimbangkan disiplin, motivasi, dan standar pengalaman kerja, perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan dan kepuasan pelanggan.